3

470 64 26
                                    

Februari, tiga puluh tahun yang lalu

"Boruto-kun!" panggil Sumire yang sedang menyenderkan kepalanya di dada Boruto

Mereka berdua menghabiskan waktu sore yang sejuk ini di teman kampus. Lebih tepatnya di sebuah pohon rindang yang jauh dari jangkauan publik.

"Hmmm?" Jawab Boruto bergumam.

"Jika suatu saat nanti kita terlahir kembali, apakah kau akan mencari ku atau mencari cinta yang baru?" tanya Sumire membalikan badannya menghadap Boruto.

"Kenapa tiba-tiba berkata seperti itu hm?" tanya balik Boruto sambil mengusap pipi Sumire lembut.

"Hanya ingin" jawab Sumire seenaknya.

"Jika kita terlahir kembali, aku akan mencari mu di manapun kau berada. Meskipun seumur hidupku tidak menemukanmu, aku akan tetap menunggumu dan mencari mu di kehidupan selanjutnya."

Air mata Sumire jatuh begitu saja mendengar jawaban Boruto.

Grep

"Aku mencintaimu, Boruto-kun" ucap Sumire memeluk Boruto erat.

"Aku lebih mencintaimu, Sumire-chan" balas Boruto seraya mengecup puncak rambut Sumire lembut.

The Red Thread

NaruHina-BoruSumi

Masashi Kishimoto

AnnisaAprHyuuga


Hinata terbangun dari tidurnya dengan perasaan bahagia.

Dengan senandung indah yang keluar dari mulutnya, Hinata berjalan menuju dapur setelah mencuci mukanya untuk membuat sarapan plus bekal yang akan diberikan pada kedua sahabatnya.

Beberapa menit kemudian

Dengan telaten, Hinata menata makanan yang sudah dimasaknya seimut mungkin ke dalam kotak makan milik kedua sahabatnya. Setelah selesai, Hinata langsung bersiap dan pergi menuju kampus.

Hinata kini melesat menuju kampus dengan mobil miliknya. Ketika lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah, Hinata memalingkan wajahnya ke arah samping. Di sana ia melihat sosok senpai yang selalu memuat jantungnya berdebar dua kali lebih cepat. Siapa lagi jika bukan Naruto Namikaze.

Sosok tampan itu tak pernah hilang pesonanya meskipun Helm berwarna hitam menutup  seluruh wajahnya.  Malah kesannya semakin tampan dan keren.

Hinata diam-diam terpesona akan keindahan Naruto yang kini tengah mengendarai motor besarnya.

Saking terpesonanya, Hinata tidak memalingkan pandangannya dari Naruto. Ia membiarkan jantungnya terus bertalu-talu dengan cepat dan pipi yang kini mulai memerah. Hingga pandangannya dari Naruto terputus ketika klakson mobil berbunyi dengan nyaring menandakan lampu sudah berubah warna menjadi hijau sedari tadi.

Sepanjang perjalanan, Hinata memikirkan hubungan apa yang ada antara Naruto, Boruto dan Sumire. Kenapa setiap melihat Naruto dirinya selalu teringat kisah cinta tragis Boruto dan Sumire dalam mimpinya.

Atau mungkin itu hanya sebuah kebetulan saja?

Tapi jika hanya kebetulan, kenapa mimpi dan debaran jantung itu selalu datang.  Bukankah kebetulan itu hanya terjadi satu kali?

Hinata harus segera menyelidiki masalah ini agar dirinya tidak terbunuh oleh rasa penasarannya.

Hinata kembali pada dunia nyatanya ketika sadar bahwa dirinya sudah berada di parkiran kampus. Langkahnya langsung berjalan menuju gedung bahasa tempatnya menimba ilmu.

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang