Hati-hati⚠️
Happy reading ❤️
.
.
.
Dan...
BUGH!!!
Ia menghantam keras dinding di sampingnya hingga hancur, tangan yang kekar dilumuri darah segar. Mereka menoleh mendengar suara hantaman yang dibuat Edgar dan menghampirinya, beribu pertanyaan menyelimuti otak mereka.
"Wess tenang boss, ada masalah apa ?" tanya Husen perlahan.
Emosi Edgar saat ini tidak stabil membuat nafas nya naik turun tidak beraturan.
"Ada masalah apa? kita perlu turun tangan?" tanya Arsyad sambil memegang bahu Edgar agar sedikit tenang.
Edgar memberikan ponselnya pada Arsyad. Raut mukanya berubah dan terdengar suara gertakan gigi miliknya. Benji yang bingung mengambil ponsel dari genggaman Arsyad.
"Siapa nih orang berani-berani nya nantangin, ga takut nyawanya melayang kali!" Gavin, Jeremy dan Husen yang melihatnya pun ikut terkejut, suasana saat ini menjadi panas.
"WHAT THE HELL!!" umpat Husen.
"Wah gabisa di biarin ini!" timpal Gavin yang berada di samping Husen.
"Firasat gue ini dari geng Cyrus, siapa lagi yang suka bikin keributan sama kita." duga Arsyad.
"WHAT THE FUCK!" umpat Husen kembali.
"Fiks kita harus turun nanti malem." tutur Gavin dengan rasa kesal.
"Bukannya masalah kita yang dulu itu udah clear ya? ngapain lagi tuh si curut buat ulah ke kita-kita." ucap Benji sambil mengetuk ngetuk kakinya di lantai.
Flasback on
Dua orang sedang berbincang di sebuah taman depan komplek sambil menatap bintang-bintang yang menghiasi langit di malam hari. Dia Jeremy Dhanurendra dan Renata Altezza adik kandung Ken Julian Altezza ketua dari geng Cyrus sekaligus adik kelas dari Jeremy.
Mereka berteman sejak Renata masuk dibangku SMA. Renata menyimpan perasaan sejak mereka bertemu, mungkin malam ini waktu yang tepat untuk ia ungkapkan pada Jeremy. Agar ia tak dihantui perasaan terpendamnya.
"Kak aku mau tanya."
"Boleh tanya aja."
"Emm kita kan temenan udah lama" ia melawan rasa gugupnya.
"Hem iya terus kenapa? ada yang janggal? jangan gugup gitu kaya yang kesiapa aja hahaha." ucap santay Jeremy.
"Eee..Kakak punya perasaan atau apa gitu hehehe."
"Perasaan gimana maksudnya ?" pikir Jeremy.
"Sebenarnya...Aku udah suka sama kakak dari dulu, cuman aku pendem aja sendiri." ucap lega Renata namun ia masih takut dengan jawaban yang akan diberikan Jeremy.
"Maaf ya ren, gue itu udah anggap lo sebagai adik gue sendiri, saat ini gue lagi di fase belum siap punya hubungan." jawab Jeremy.
"Jadi kakak selama ini perlakuin aku hanya sebatas adik? dari mulai makan bareng, nonton bareng bahkan antar jemput sekolah tiap hari." ragu Renata
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGERS
Teen FictionPemilik motor itu melaju ke parkiran sekolah, kemudian ia berjalan santay menyelusuri lorong untuk menuju ke kelas nya 12 MIPA 2, dengan wajah datar disertai tatapan bola mata dark grey yang tajam seperti elang. Siapa lagi kalau bukan Edgar Pratama...