Happy Reading 🙆
.
.
Terhitung 15 menit Carla sudah menunggu mang Amir jemputan pribadinya di Halte. Semakin sore semakin sepi siswa tidak ada di area sekolah, ia masih setia menunggu mang Amir dengan posisi duduk sendiri di halte.
Suara deruman motor dari arah selatan terdengar, yap itu geng Cyrus mengawasi SMA Adhitama untuk mengetahui keberadaan Edgar. Ken melihat seorang gadis yang duduk di halte dan menghampirinya. Carla yang sejak tadi ketakutan menunggu mang Amir tak kunjung datang.
"Eh ada neng cantik, sendirian aja nih. Mau Abang temenin ga?" rayu Ken duduk di samping Carla.
"Gaperlu." singkat Carla sambil mengalihkan pandangan.
Carla merasakan posisi duduk Ken semakin saja dekat dengannya, namun ia terus menjauh.
"Mau Abang anterin sampe depan rumah?"
"Sikat aja bos hahaha." gelak tawa anggota Cyrus lainnya.
"Ga usah deket-deket gue!"
Ken mengambil dan memegang jari-jari kecil Carla
"Ga usah pegang-pegang gue ngerti ga!" teriak Carla.
"Wesss galak amat nih hahaha." gelak tawa Ken.
Carla takut hal yang tidak wajar terjadi padanya, ia tak tahu harus pergi kemana untuk menyingkirkan lelaki yang tidak dikenal nya ini.
Tak lama suara deruman motor keluar dari gerbang SMA Adhitama, mereka geng Langers yang hendak pergi ke markas. Namun Edgar melihat geng Cyrus merayu seorang gadis yang ia kenal. Ia turun dari motor dan menghampiri Carla bersama anggota lain.
"STOP!" ucap Edgar dengan tegas.
"Woi pangeran gelap udah dateng nih." ledek Ken.
"PERGI DARI SINI, ATAU GUE HAJAR?!" kemarahan Edgar muncul, ia sudah mengepalkan tangan untuk dilayangkan, namun Arsyad mencekal tangan Edgar agar tidak terjadi perkelahian di depan Carla.
"Cabut! gue tunggu lo nanti malem jangan jadi pengecut!" tutur Ken sambil menaiki motornya dan meninggalkan mereka semua.
"Gapapa La? diapain aja tdi sama si curut itu?" tanya Jeremy.
"Gapapa kak, makasih ya." ucap Carla.
"Iya sama sama, lain kali jangan sendiri an." nasehat Gavin.
"Sama sama Carla cantik." puji Benji.
Selang beberapa detik mang Amir sudah datang di depan Halte. Akhirnya ia bisa terbebas dari mereka semua.
"Duluan ya kak." ucap Carla sembari senyum.
"Tiati La."
"Dadah Carlaaa."
"Hati-Hati."
Mereka melanjutkan perjalanan ke markas
***
Carla melamunkan perihal tadi, mengapa Edgar yang bertindak. Ia menjadi bingung disisi lain Edgar sangat cuek tapi dia tadi menolongnya. Kenapa bukan Jeremy saja yang bertindak karena ia kenal. Ah, mungkin dia hanya seorang ketua yang melakukan kewajibannya saja. Mang Amir membuyarkan lamunan Carla.
"Maaf lama neng telat, tadi ban nya bocor."
"Iya gapapa mang."
"Siapa neng cowo-cowo tadi? gangguin neng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGERS
Teen FictionPemilik motor itu melaju ke parkiran sekolah, kemudian ia berjalan santay menyelusuri lorong untuk menuju ke kelas nya 12 MIPA 2, dengan wajah datar disertai tatapan bola mata dark grey yang tajam seperti elang. Siapa lagi kalau bukan Edgar Pratama...