4. (Mengikhlaskan)

27 22 4
                                    

"Karena akhirat adalah tempat kembali sesungguhnya. Dan dunia hanya tempat bertamu sejenak."

🌻

1 tahun 9 bulan berlalu, dan sekarang sudah 9 bulan ditanah kelahiran mendiang bapaknya meneruskan budidaya peternakan ikan lele miliknya.

Suka atau tidak suka, sedih atau kecewa harus dihadirkan dalam kebahagiaan walaupun perih.
Ditinggalkan oleh sang ayah yang disayangi, dan sekarang dijogja karna sebab tidak ada tempat lagi di kebumen karena sosok ibu yang membenci dirinya karena penyebab bapakku sakit dan meninggal. Ingin saja aku jelaskan pada kenyataannya tak ingin mendengar penjelasanku karena penjelasan tak bisa bangkit lagi bapakku, ingin sekali rasanya berdoa supaya nabi Isa hadir disini dan membangkitkan bapakku. Namun aku sadar bahwa doaku ini tidak baik dan Allah tak sukai tanggapan balasan kecewa hambanya. Sudah takdirnya harus seperti ini.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Aluna yakin bahwa Allah masih sayang dengannya dan aluna mampu melewati cobaan ini.

Kabar dari sahabatku, erva sudah menikah dengan Dika, entahlah ceritanya berawal dari apa, dan Hilma yang telah memaafkan dan kembali ke keluarganya dan sekarang melanjutkan sekolah di Belanda yaitu dikota Amsterdam. Aku tak tanya tanya tentang mereka bagaimana kisahnya karna kisah ceritaku terlalu banyak dan rumit untuk disimpan dalam kotak kecil yaitu di otak. Yang jelas mereka kini sudah bahagia. Dan aluna tak ingin membagi cerita kisahnya pada mereka. Biarlah Allah yang tahu dan bosan mendengar keluh kesah Aluna.

Sebelunya aku sudah keluar dari pekerjaanku bersama mbak Syifa di butiknya. Awalnya mbak Syifa tidak ingin melepasku pergi, segala alasan sudah kujawab dan akhirnya mbak Syifa mengiklaskanku pergi.
Saudaraku saudaraku dilarang bertemu denganku oleh ibu kandung kami bertiga. Hanya Kaka laki laki satunya yang setiap minggunya menyempatkan melihat keadaanku dijogja.

"Dek, kamu yang sabar ya, ibu memang seperti itu, adek doain selalu dengan doa kebaikan untuk ibu, sebenci bencinya ibu pada anaknya, anaknya harus menyadari bahwa ibu adalah wanita yang melahirkan kita dan merawat kita dengan susah payah" ucap kakakku sambil mengelus kepala yang terbungkus kain hijab lebar.

Hadist menaati orang tua....

"Iya kak, Aluna ngerti ko. Ini sudah takdir Aluna, Allah menguji Aluna bahwa Allah masih sayang pada Aluna. Maaf ya kak aku mau antar 5 jerigen besar ke restoran  udah kadung janji soalnya mau diantar sekarang, karna pak Asep sedang sakit jadi Aluna yang Anter kak, maaf ya kak"

"Iya gapapa, hati hatinya, nanti siapa yang ngangkantin tuh jerigen besar itu" sambil menunjuk mobil box yang sudah ada ke 5 jerigen  berisi lele.

"Alhamdulillah kak, nanti ada yang biasa ditolong angkatin ko dari karyawan restorannya, ya sudah ya kak, aluna pamit, assalamualaikum" sambil mencium tangan kanan Kak Miftah.
"Waa'alaikumsalam"

_____

Masya Allah bagus sekali restoran ini, ini pertama kalinya Aluna mengantar ke pelanggan satu ini karena biasanya pak Asep yang mengantarkan. Segera ke lewat pintu dapur samping karna disitu letak dapurnya.

"Permisi.."
Kulihat wanita berpakaian syar'i hitam tak lupa dengan cadarnya berjalan menghampiriku.

"Assalamualaikum Bu, maaf mengganggu waktunya, 5 jerigen 50kg sudah siap Bu ada di box itu" sambil jari kutunjuk mengarahkannya ke mobil box tersebut.

"Waa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh, Alhamdulillah, terimakasih mbak, biasanya pak Asep ko malah mbak?"

"Iya Bu, karna pak Asep sedang sakit dan yang bisa mengendarai mobilnya hanya pak Asep dan saya ditempat budidaya kami"

"Ouh iya, makasih ya, uangnya sudah ditransfer kan ya?"

"Sudah Bu, makasih"

4 karyawan laki laki pun keluar ketika ibu itu menyuruhnya dan langsung menggotong jrigen lele itu saling membatu.

Ibu itu melihat pakaianku dari bawah hingga ujung kepala yang dibalut pakaian syar'i  yang aku kenakan.

"Masya Allah, cantik" ucap ibu itu dan kulangsung kerutkan dahi.

"Ehh, ibu,, hehe biasa aja Bu" balasku sambil cengengesan.

"Ayuk masuk, panggil ummi aja ya nak, kayanya kamu masih muda.

"Tak usah Bu, Aluna langsung pamit aja"

"Ouh, namanya aluna, gak papa ko" sambil menggandeng tanganku menuju ruang tamu khusus di resto ini.

Sungguh, karakteristik restoran ini sungguh unik dan sangat nyaman bagiku.

"Ummi buatkan esteh  dulu ya, nak Luna pasti capek"

"Ehh iya Bu"
"Tuh kan panggil ummi aja"
"Hehe, iya ummi"
"Aluna, sudah makan ,kalo belum sekalian bareng ummi, ummi leper. Menunya samain dengan ummi ya.

"Iya umm, maaf ngrepotin"
"Tidaklah malah ummi seneng makan bareng sama kamu nak Luna.

Sambil menunggu pesanan, kami mengobrol banyak hal.

"Nama lengkapmu siapa nak"
"Aluna Dwi AlFarizi"

" Masya Allah nama yang bagus, Nak Luna , sudah menikah?" tanyanya.

"Belum umm"

"Umurnya berapa sayang"
Entah mengapa pada saat ummi memanggil kata itu, ada desiran hebat, entah mengapa Aluna meneteskan air mata.

"Kenapa nangis sayang, maafin ummi mungkin ucapan ummi menyinggungmu"

"Tidak ummi, bolehkah aluna memeluk ummi?" 
Tanpa ucapan balasan, tiba tiba ummi langsung memeluknya, mungkin Aluna rindu pelukan ibu. Tak ingat kapan terakhir Aluna dipeluk mungkin pada saat bayi mungkin.

"Cup..cupp.. terus lanjut nangisnya sayang, lepaskan beban mu mungkin hanya air mata sebagai perantara sementaranya"

"Hehe,, sudah umm, makasih pelukannya" sambil mengambil tisu yang disodorkan oleh ummi.

"Umur aluna Februari besok 21 tahun umm" jawabku yang sempat tertunda dengan pelukan.

"Masya Allah, masih muda ternyata ya"
Tak terasa makanan pun sudah tersaji dimeja makan.

Kulihat gerak gerik ummi memakan dengan menggenakan cadarnya. "Apa gak ribet sih makannya? Batinku.

"Gak ribet ko nak Luna" ujarnya, dan sempat aku hampir tersedak segerah saja ummi langsung menyodorkan minuman.

"Ko ummi bisa tahu apa yang aku ingin.."

"Soalnya bisa dilihat dari mata kamu yang penuh banyak pertanyaan"

"Maaf umm"
"Dari tadi kamu sering bilang kata maaf terus..gak bosen po?"
"Hehe, maaf umm...... ups" sambil menutup mulut keceplosan.

Tak terasa waktu sudah menunjukan waktu pukul 5 segera aku pamit setelah kami berbincang bincang tentang dunia kelelean. Dan suka dengan tekstur daging lelenya,  hampir bekerja sama selama 20 tahun dan baru kali ini ummi bertemu dengan Aluna yaitu anak pemilik dari almarhum budidaya lele, sering dengar dari cerita pak Asep yang biasa mengantarkan lele, bahwa keluarga pemilik lele sangat baik terhadap timnya, entah itu bapaknya ataupun anaknya. masih muda tapi sudah bisa jadi pemimpin yang baik dan cerita tentang lainnya sampai sampai ummi alias owner pemilik restoran ini salut kagum padanya apa yang didengar dari ceritanya pak asep. 

Senja Yang Terlukis Di Doamu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang