9. [ Luka tanpa darah ]

11 11 0
                                    

"Setiap bunga akan mekar,
Bahkan setelah mereka diinjak.
Aku juga,"

~Alina Dinda Safitri~

🌻

Dinda POV.

Kubuka mataku dan kumelihat keliling ruangan bercat putih kulirik ke arah seseorang yang sedang duduk bersama wanita cantik. Dinda baru mengingat bahwa dirinya pingsan setelah menampar Azzam suaminya bersama wanita yang berada ditaman kota.

"Mas" ucap Dinda lirih.

"Dinda,kamu sudah sadar. Maafin mas" ucapnya sambil memegang tangan Dinda dan menangis.

"Kak, sekarang kakak coba jelaskan yang sesungguhnya tentang kita!" tanya Windi pada azzam.

"Siapa dia mas?" Dinda terus menggeleng geleng kepalanya dan menangis tersedu-sedu mendengar apa yang dijelaskan Azzam.

"Maafin mas Dinda, Windi adalah Istri pertama mas. Mas tidak bisa mencintaimu. Semua mas lakuin demi orang tuamu yaitu ibumu yang mengharapkan kita bersama walaupun ibumu sudah mengetahui bahwa saya dan Windi telah menikah"

Dinda terus menangis sampai bantal yang disandarkan dikepalainya pun basah oleh air matanya.

"Pergi mas!! Dinda ingin sendiri, Pergi semua!"
Setegar tegarnya Dinda, ada sisi yang mudah rapuh. Apa yang akan dijalani selanjutnya sekarang ini. Dinda tidak tahu kemana arah pernikahan ini.

Pernikahan Resmi dimata agama namun belum di mata Negara, entahlah kapan itu akan resmi terjadi.
Dinda tidak siap dipoligami bahkan dirinya yang disebut poligami.

Apakah ada seorang wanita yang siap dipoligami?

Bahkan dirinya sedang mengandung anaknya yang masih 7 bulan dikandungan  namun seperti 3 bulan, orang lainpun jika melihatnya tidak kelihatan seperti mengandung.

'sungguh aku bodoh! Kenapa aku baru tahu tentang mas Azzam!!' ucap Dinda dalam hati memukul mukul kasur dan dadanya, mengeluarkan air mata sepuasnya.

___🌻🌻🌻

Di lain tempat, Aluna memikirkan bagaimana keadaan Dinda. Ia akan menjenguknya setelah bertemu dengan ummi zahra.

Zahra menuju parkiran setelah pelajaran kuliah siang. Setelah melirik jam tangan pukul 2.30 , segera Aluna melakukan motor hitamnya.
Aluna berhenti di Masjid Agung untuk melaksanakan kewajiban umat muslim.

Setelah selesai Aluna kembali dan bergegas ke cafe untuk bertemu dengan ummi.
Sebelum menuju motornya Aluna melihat didepan sebrang Masjid Agung anak kecil berumur 9 tahunan yang sedang duduk istirahat kelelahan melihat disampingnya ada Termos Es.

"Hai adek, Jualan apa kamu?" Sapa dan tanya Aluna.

"Ehh, iya kak. Faiz jualan es lilin jus ada mangga, jambu biji, buah naga, dan nata decoconya juga ada. Kakak ingin?" Semangatnya menawarkan.

"Ouh namanya Faiz, aku Aluna panggil kak aluna juga boleh" tawar Aluna

"Harga nya berapaan itu dek Faiz?" Tanya Aluna sambil menunjuk es mangga.

"Semuanya harganya 2.000an kak, Kaka mau yang mana?"

"Itu sisa tinggal berapa semuanya?"

Faiz sambil menghitung jumlah esnya, "Sisa 5 kak" jawabnya semangat.

"Ya udah kakak beli semuanya yah, soalnya lagi haus banget" kata Aluna sambil memegang leher yang tertutup Khimar lebar berwarna Hijau Botol.

"Makasih kak, Faiz bungkus sebentar ya kak."
Setelah Aluna menerima kresek yang berisi es lilin jus mangga Aluna mengeluarkan dan memberinya uang pas 10.000an.

Aluna tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang menatapnya takjub. Ia melihat bagaimana Aluna menyayangi anak kecil itu dengan menyodorkan es lilin yang dibelinya lalu diberikan ke anak itu. Mereka terlihat bahagia melihat anak kecil dan Aluna tertawa.

Ya, orang itu adalah Rizal. Setelah Sholat Asar di masjid agung, ketika memasang kaos kaki dan sepatunya melihat Aluna yang diserang sana.

Rizal menyadarinya bahwa Aluna mendekat ke parkiran dan melihat dirinya dan mendekati Rizal.

"Assalamualaikum A Rizal" salam Aluna.

"Ehh, iya waa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh. Aluna?, Ada apa Al" tanya Rizal.

Sungguh aluan deg degan, dan mengapa coba menyapanya. Aluna bingung dibuatnya dan meruntuki dirinya.

"Hehe, sekedar nyapa aja. Soalnya Aluna mau ambil motor tuh dan melihat a Rizal disini, dan a Rizal juga melihat Al . Makanya Al nyapa a Rizal" terang Aluna sedikit gugup dan malu.

"Ouh gitu" Rizal pun mengirimkan Aluna dan Al juga tidak menyadari bahwa dari tadi Rizal memperhatikannya.

"Ya udah ya A, Al mau balik dulu"

"Sebentar Al!" Cegat Rizal.

"Iya A, kenapa?"

Rizal yang sangat gugup dan binggung harus memulainya darimana. Dengan tekad dan niat bismillah.

"Bismillah. Al, Saya ingin mengkhitbahmu. Maaf jika saya mengucap lancang seperti ini. Sejak dipertemukan kembali dipantai kesirat sungguh aku sangat bahagia bertemu denganmu setelah hampir 1 setengah tahun saya tak bertemu kembali di acara kajian Akbar Muslim United. Dan saya ingin bertemu keluargamu dengan niat baik ini." Ucap dan penjelasan Rizal didepan Al yang berada di depan masjid agung.

Aluna pun merasakan desiran bahagia berserta resah dan takut entahlah pokoknya perasaanya campur aduk. Pikirannya pun mengingat kembali pada lamaran ummi untuk anak pertamanya yang belum Aluna ketahui.

"Terimakasih A penjelasan dan niat baik A Rizal. Tapi maaf A, Al belum bisa menjawab sekarang"

"Iya tidak apa apa. Sholat Istikharah ya Al dan berdoa. Nanti jika kamu sudah ada jawabannnya segera beritahu saya." Terang Rizal.

____🌻🌻🌻

Al binggung dengan sekarang ini. Setelah Al membersihkan badannya dan sekarang berada di balkon menatap senja sore ini dan menunggu azan magrib.

Dengan Lamaran kedua ummi zahra untuk putranya yang bertemu dan mengungkapnya dicafe tadi yang ditemani Zahidah putri kedua ummi.

Sejenak Aluna menatap senja, Aluna menangis saat ini. Pikirannya kembali kepada sang ayah yang telah meninggalkannya untuk selamanya dan ibu yang masih belum menerima dirinya sebagai anak. Dan Mas miftah sekarang pun jarang mengunjungi dirinya setelah mas Miftah kakanya menikah 5 bulan yang lalu.

Aluna sedih,
Bolehkah aluna membenci keadaan ini?
Bolehkah Aluna menolak takdir yang diberikan Allah?
Bolehkah Aluna untuk mengakhiri hidup ini?

Aluna segera beristighfar, apa yang diinginkannya itu tidak baik. Nikmat Allah yang diberikan untuk Aluna, seharusnya Aluna mensyukuri pemberian nikmat lain yang Allah kasih.

Aluna segera mengambil air wudhu untuk sholat magrib, mungkin akan lebih baik dan tenang nantinya. Dan siapakah yang bakalan diterima Aluna dari 2 khitbhan, Aluna serahkan pada Allah.

Kebumen, 10 November 2020

Senja Yang Terlukis Di Doamu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang