🌻🌻🌻Setelah semuanya sudah terurus dari kebutuhan pernikahan begitupun surat surat yang membuat mereka bolak balik, kesana kemari supaya data mereka lengkap dan rampung nantinya.
Aluna jadi rindu dengan kampung Kakek dijogja. Aluna mempercayakan Putri untuk mengurus budidaya ikan lelenya selama selama hampir 3bulan bahkan kedepannya juga. Dan Alhamdulillah omsetnya pun menambah dan tak satupun ada kerugian.
Aluna sudah kembali dari Kebumen ke Jogja. "Assalamualaikum." Ucapku sambil memandang putri yang sedang sibuk memilah pakan lele.
"Waa'alaikumsalam. Aluna? Nah gini dong dateng. Lama banget sih dikebumen. Kamu tuh nggak pada kangen pah sama elel?" Ujarnya dengan tampang serius dan diakhiri kekehan kecil.
"Wah. Ko tau sih. Aku tuh nggak bisa tidur mikirin elel. Dan juga makankupun merasa serat sekali. Serasa elel itu gak pernah dikasih makan sama kamu " ucapku dengan bibir yang sedikit dimanyunkan.
( Elel×Lele) panggilan Aluna untuk lele."Wkwk.. wahh kamu suhuzon mulu ya." Jawab putri sambil melempar 3 butir pakan lele (pelet).
"Haha... Pak Asep dimana?" Tanyaku sambil mengecek buku pengeluaran akhir bulan ini.
"Ayah, lagi ngater lele di warung Lamongan Pak Kumis" jawabnya sambil menaburkan pakan lele ke kolam lingkar. Lele yang sangat banyak jumlahnya saling berebut pakan seakan belum makan seharian.
"Hooh, Put kamu udah selesai pakan semua lelenya?"
"Belum lah say. Masih kurang 3 kolam lagi."
"Oke, aku bantu ya biar cepet. Nanti kamu setelah ini ada acara nggak?" Tanyaku sambil sibuk membawa seember pakan lele (pelet)."Nggak Al."
"Kalo gitu setelah ini aku ajak kamu ya?. Aku ingin ke ... Tempatnya yang baru dibuka, bagus banget pemandangannya, apalagi malam harinya." Ucapku antusias menyebutkan tempat itu.
"Tapi nanti kita tidak sampai malam, sampai sebelum magrib aja ya."
Potongku melanjutkan."Yuk, aku dah selesai nih."
Aluna dan Putri menuju ketempat wisata yang baru dibuka, bukan pemandanganya yang bagus tapi juga kuliner kulinernya yang rekomendasi disaat dirinya sedang bermain Instagram dan melihat tempat baru dijogja yang anak muda mudi yang begitu antusias dengan obyek yang baru awal opening.
Aluna dibonceng Putri yang memakai motor si black milik Aluna.
Kurang lebih 25 menit tibahlah dan mengantri untuk mendaftar masuk.Memang sungguh tempat ini banyak muda mudi yang berdatangan dari dalam ataupun luar kota.
Aluna dan Putri menyusuri jalanan yang begitu banyak sepasang kaki menampak. Setelah begitu puas dengan pemandangan dan tak lupa mengabadikannya melalu kamera smartphone. Aluna mengajak Putri untuk singgah sejenak mencicipi Es cream yang bentuknya unik seakan mengajak pengunjung untuk menghampiri lapak.
"Permisi, Es cream 2 cantong ya. Yang ini." Tunjuk Aluna kesalah satu varian yang membuat penasaran dengan rasanya.
Setelah pelayan pria yang sudah memberikan pesanannya, Aluna mengeluarkan selembar 50.000 lalu menyerahkan ke pelayan pria tersebut.
Aluna dan Putri yang duduk dilapak ice cream sambil menikmati sensasi dingin dan manis.
Ketika Aluna memandang ke arah samping atas sebrang jalan yaitu di restoran yang bernuansa korea. Aluna melihat seorang yang tak asing baginya.
Ya dirinya tidak salah lagi. Rizal yang sedang menggendong memangku bayi yang terlihat masih berumur mingguan. 'Siapakah disampingnya, berempuan yang memakai gamis merah bata dan berhijab syar'i' batinnya sambil menerka nerka.Terlihat sekali bahwa Rizal bahagia, bagiamana Rizal memperlakukan bayi dengan candaan dan wanita yang disampingnya pun ikut serta dalam candaannya.
"Aluna, kamu kenapa?"
Putri yang melihat Aluna sedari tadi melihat kesamping kiri atas sebrang jalan dan membiarkan ice cream hampir meleleh."Astaghfirullah" kaget Aluna. "Ehh, tak apa. Yok kita balik." Ajak Aluna.
"Ihh. Kan sekarang baru jam 4" sambil melihat jam yang dipergelangan tangan kiri. "Aku ingin mencoba permainan itu Al, kayanya asik deh. Ayok lah Al, iya ya. Pulangnya nanti aja. Kan sebelum kesini kamu udah janji pulang jam 5"
"Oke, Iya iya beb" Aluna yang menjawab kemauan Putri mengiyakan.Jujur saja Aluna ingin menangis sekarang namun diurungkan karena melihat kondisi ditempat umum dan didepan putri. Tak ingin terlihat lemah, alesannya karena tak ingin berbagi kesedihan.
Aluna yang masih clingak clinguk kearah dimana Rizal singgahi memandangnya penuh teka teki.
Rizal yang hanya berdua dengan wanita muda itu dan bayi dalam dekapannya.
Aluna ingin tetap tak ingin berburuk sangka. 'mungkin suami dari wanita tersebut lagi dikamar mandi.mungkin?' sambil bermonolog pada dirinya untuk tetap berfikir positif."Yuk, Al kita coba naik itu kayanya menyenangkan" tunjuk putri kepada seorang wanita yang sedang menggoes seperti becak mini/ seperti maina mobil dorong anak kecil yang ontelannya di ban depan.
"Nggak lah Put, kamu aja. Aku ingin menikmati senja ini." Tolak Aluna pelan. Dirinya seperti bermain teka teki soal tadi bertemu Rizal bersama wanita lain dan juga ada bayi didekapannya.
Aluna menikmati senja di wisata yang baru opening. Lapak lapak berjejer, anak kecil yang sedang berlari mengejar yang satunya, pohon yang berbunga berwarna kuning dan jingga seakan melengkapi Aluna diatas sini.
Sejenak Aluna memandang senja Sore yang kejinggaan, ikut menemani senja kembali keperaduannya. Sudah pukul 17.25 Putri belum kembali dan menemui dirinya. Aluna merahi gawainya yang berada di tas Tote bag.
Dan menghubungi Putri."Halo mbak, assalamualaikum" ucap putri dibalik telepon.
"Waa'alaikumsalam, kamu dimana? Nyasar ya?" Ucapku dengan sedikit panik.
"Tidak mba. Aku udah dibawah dan aku males nyusul mba diatas. Cape banget nih kaki. Hehe.."
"Ya Alloh put, dari tadi kek ngomongnya. Ini mau azan magrib loh." Ucapku sedikit kesal.
"Oke, Aku tunggu mba di musholla ya sekalian nanti kita sholat magrib disini."
"Oke, sekarang aku kebawah." Ucapku dan memasukan kembali gawainya dan menyusuri jalan yang dipenuhi banyak pendatang baru.
Deg..
'Dinda bersama Rizal' batinnya penuh menerka.
Aluna mengetahui kabar Dinda yang sudah ditalak resmi oleh Azzam mantan suaminya.
'Kenapa terlihat akrab sekali, ada apa hubungan antara Dinda dengan Rizal'.Tes..
Air mata Aluna jatuh seketika. Melihat Rizal yang penuh keharmonisan dengan lawannya dan beserta Anak bayi yang digendong Dinda. Serasa seperti keluarga kecil yang penuh cinta siapapun orang yang melihatnya.Padahal, 10 hari lagi Rizal akan resmi menjadi suaminya, namun saat ini kenapa Rizal tidak pernah bercerita saling care dengannya.
"Putri, yuk kita sholat magrib disini. Setelah itu kita balik." Ucapku menunduk datar menyembunyikan kesedihannku.
"Iya, Al. Yuk"
Selesai sholat, Aluna dan Putri melangkah ke area parkir yang dimana motornya terparkir.
Menyerahkan kunci kepada pemakir untuk mengeluarkan motornya dari barisan motor.'A Rizal' batinya disaat Rizal berpapasan dengannya. Bersamaan dengan Dinda disamping kiri beserta bayi yang berada di gendongannya.
Aluna memakai Masker rumah sakit yang berwarna hijau, jadi mungkin Rizal tak mengenalinya.
Melihat punggung pria beserta wanita disampingnya menuju tempat parkir mobil dan Rizal membuka pintu mobil untuk Dinda.
Sungguh miris lihatnya. Belum jadi apa apa tetapi sesakit ini rasanya melihat adegan itu. Status yang masih calon, jadi Aluna tak memaksakan dirinya untuk bersamanya.
Setelah mobil itu melaju keluar barulah Aluna yang bonceng Putri memasuki pintu keluar dan menyusuri jalan pulang.
Hawa dingin tak mengusik dirinya seakan Aluna tak merasakan hal itu. Dirinya kalut dalam teka teki ini. Menerka nerka ada hubungan apa dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Terlukis Di Doamu [ON GOING]
Non-FictionMurni dari Imajinasi. Dilarang Flagiat!. Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an. Dan sebaik baiknya tulisan orang adalah yang bermanfaat. Semoga bermanfaat ya :) 🌻🌻 Mengejar yang tak pasti? Boleh, asalkan kau ingat sudah sejauh mana? Jika kau kel...