6. (Fobia?)

29 18 2
                                    

"Ada kuasa yang lebih besar
dari rencana manusia.
Semua tepat sesuai porsinya,
semua lewat sesuai mampunya."
             

🌻

Rasanya lelah sekali setelah sampai dirumah dan ingin rasanya Aluna langsung merebahkan dikasur kenikmatan duniawinya, namun diurungkan. Badannya berasa lengket dan gerah mungkin setelah mandi akan segar kembali.

Aluna melepaskan jaket milik Rizal. Aluna mengingat ketika ingin mengembalikan jaket,saat itu Nursih meminta ingin balik lebih awal setelah sholat subuh tadi.
Aluna menyerahkan jaket ke Rizal dan Rizal pun menerimanya.
Setelah berpamitan untuk pulang lebih awal kepada penjaga camping. Aluna pun segera menuju ke tempat motornya terparkir.

"Tunggu Al, saya temani sampai parkiran ya, karna ini masih gelap. Saya sama Ervin" pinta Rizal.

Awalnya Aluna ragu untuk mengiyakan namun segera aluna mengiyakan karena Aluna takut terjadi apa apa, kemarin pas Aluna sedang memasak mie instan bersama kawan lainnya, Aluna mendengar cerita Ela mengadu pada penjaga camping bahwa ditempat parkiran ada seekor ular sedikit agak besar, Ela mengusir ular tersebut namun tiba tiba ular itu akan menyembur dirinya segera Ela mengambil kayu dan ularpun pergi meninggalkannya.

"Putri coba kamu amati sebelah sana" tunjuk Aluna pada putri yang baru tiba ditempat parkiran.
Putri yang peka pun melaksanakan apa yang diperintah aluna. "Alhamdulillah, gak ada Al." Ucap putri senang.

Rizal dan Ervin melihat tingkah laku wanita wanita menyeteri penjuru parkiran dengan gajgetnya pun bingung.
"Ada apa mbak?" Tanya Ervin.

"Pasti takut ada ular balik lagi ya mbak?" Tebak Nursih. "Terima kasih ya mas sudah antar kami sampai sini, Mbak Al sama mbak put awalnya gak mau bertiga saja menuju keparkiran pas mendengar ada ular disini dari cerita Mba ela. Nursih mah berani tapi mba Al sama mba put gak percayanan. Ingin mba Al meminta bantuan sama pak penjaga untuk menemaninya tapi sungkan. Eehh masnya menawarkan diri, ya udah mumpung ada yang mau nemenin mbak Al langsung mengiyakan. Aku kira mbak Al ..." Cerocos Nursih yang tiba tiba lengannya dirangkul erat oleh Aluna.
"Allahuakbar!!"
Rizal, Ervin dan Putri pun binggung kenapa Aluna tiba berbicara takbir dan ketakutan.

"Kalian dengar suara itu?" Aluna sambil mengisyaratkan jari telunjuk menempel di mulutnya. Sebenarnya Aluna tahu itu suara apa namun tidak memberitahunya. Iya itu suara ular.

"Suara apa?, udah tidak ada apa apa ko. Bismillah aman" segera Rizal mengangkat bicaranya.

"Nur, pulangnya pas udah terang ya" pinta Aluna memelas pada Nursih.

"Astaghfirullah!!" Suara putri sedikit menjerit ketika senter gajgetnya mengarah ke samping arah atas, ada seekor ular yang sedang menggantung di bambu yang hampir roboh.

Aluna yang melihatnya pun lemas bersyukur Nursih memegangnya dengan erat. Putri pun  berlari kecil hampir saja menumbruk motor yang berada disamping kirinya.

Rizal yang melihatnya pun langsung menyuruh mereka untuk mundur perlahan.
Ervin yang sudah memegang tongkat kayu ingin menghampiri dan membunuhnya namun segerah putri menggagalkan rencananya.

"Jangan kak! Jangan membunuhnya, Ular itu cukup berbahaya, Nursih pegang mba Al kuat ya. Kita pulangnya nanti setelah agak terang ya nur" bentak putri pada Ervin, nursihpun mengangguk oleh ucapan Putri.

"Mbak Al" Nursih yang memegang erat Aluna dan tiba tiba Aluna merosot kebawah. Segerah Aluna dan putri memapah Aluna ke tempat yang lebih aman menjauh dari parkiran.

Rizal yang panik mengetahui Aluna pingsan ingin rasanya Rizal membantunya namun ia sadar , bahwa ia bukan mahramnya. Dan bersyukur Nursih segerah menangkapnya dan memapahnya dengan dibantu Putri.

Putri segera mengambil minyak kayu putih ditasnya dan segera mengoleskannya dihidung dan telapak tangan Aluna lalu mengosok gosoknya, sungguh aluna keringat dingin lemas saat ini.

"Maaf kak, merepotkan kalian. Aluna mempunyai Fobia dengan ular" ucap Putri sedih dan mengarahkan ke Rizal dan Ervin.

Alhamdulillah, Aluna sudah agak Segaran  jam menunjukan 6.05 menit dan ularpun yang berada di parkiran sudah diamankan oleh petugas pemadam kebakaran.

Aluna segera menstarter motor snow black metiknya.
"Al, sebentar. Pakai jaket ini, suhunya masih dingin pagi ini dan jarak rumah dari sini pasti jauh. Pakai aja" ucap Rizal dan dengan menyerahkan jaket yang semalam dipakai Aluna.

" Tidak usah A" sebenarnya Aluna ingin mengambil jaketnya namun karena Aluna merasa sungkan dan juga binggung nanti mengembalikannya bagaimana.

"Pakai aja, nanti mengembalikannya santai saja" ucap Rizal.

"Baiklah A Rizal, Jazzakallahu Khoiron"
Aluna segera memakaikannya dan mengeluarkan gajget di balik tas slimbagnya "maaf A, boleh catat nomer A Rizal supaya nanti Al mudah menghubungi A Rizal untuk mengembalikan jaketnya" pintanya dan menyodorkan gajget ke arah Rizal.

"Ini" Rizalpun menyerahkan gajget yang sudah ditulis nomernya. Dan segera Aluna menyimpannya dan memanggil nomer rizal. Rizalpun merasa ada yang bergetar lalu menggambil benda pipih yang berada di saku.
"Sudah, saya simpan nomer kamu Al"
"Sekali lagi makasih kak" ucap aluna dan segera melajukan motornya. Dan menghilangkan setelah jarak semakin jauh.

Kalian tahu siapa yang mengabari petugas pemadam kebakaran?? Siapa lagi kalo bukan Rizal. Padahal ularnya bisa saja diamankan oleh penjaga camping ini. Namun sebelum putri mengabari ke penjaga, Rizal lebih duluan menghubungi pemadam kebakaran.

Wkwk.. Rizal ada ada saja, bukannya mengabari si om Panji alias pawang ular malah hubungan pemadam kebakaran. Alesananya kenapa tidak menghubungi om Panji karena tak punya kontak WAnya😁.

Rizal__ "Biarin, Napa author yang sewot. Yang nulis alurnya kan lu Thor" plak..!!

Author__"iyain."

Apa ada yang fobia dengan ular??
Berarti sama dengan Aluna.
Nanti ada penjelasannya kenapa Aluna fobia dengan  itu?

Vote dan komen ya.. ku harap iya. Maaf sedikit memaksa :)

 



 Kebumen,6 November 2020

Senja Yang Terlukis Di Doamu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang