33. Gara-Gara Lipstick

9.8K 1.4K 213
                                    

.
.
.
.
.

"Ayo berangkat!" Oci yang sedang memakaikan Jaemin tuxedo kecil berwarna navy menoleh saat mendengar suara Jeff masuk ke dalam kamarnya.

"Berangkat apaan, ini anak kamu nggak bisa diem banget dipakein baju. Dari tadi lari-lari terus," Keluh Oci. Hari ini di sekolah Jaemin akan ada pementasan yang khusus diselenggarakan untuk merayakan ulang tahun sekolah. Jaemin dengan Soodam sudah dipersiapkan oleh para guru mereka untuk tampil dipanggung dan menyanyikan sebuah lagu. Oci sendiri tidak tahu lagu apa yang akan dinyanyikan Jaemin, karena para guru kompak menyembunyikannya. Begitupun dengan Jaemin.

Tapi sejak tadi Jaemin tidak bisa diam saat akan dipakaikan tuxedo. Dia berlarian kesana-kemari hanya menggunakan kaos dan celana dalam bergambar batman miliknya.

Jeff ikut duduk di ranjang, "Sini biar Ayah yang pakein. Bunda ganti baju aja sana, siap-siap. Takut telat," Katanya mengambil alih Jaemin.

Oci tersenyum, "Makasih ya Mas. Yaudah, aku mau siap-siap dulu," Mengingat jam yang sudah mepet dengan acara, Oci memilih untuk berdandan di mobil saja, "Ih kok nggak ada ya?" Jeff melirik ke sampingnya. Dia melihat Oci seperti sedang mencari sesuatu. Bahkan isi tasnya sampai di tumpahkan ke atas dashboard mobil.

"Nyari apa?" Tanya Jeff.

"Lipstick aku yang merah itu lho. Udah lama nggak aku pake sih emang, terakhir waktu dinner sama kamu. Aku pikir ada di tas ini. Ternyata nggak ada. Kemana ya?"

"Paling ketinggalan di apart. Nggak mungkin lipsticknya jalan sendiri," Sahut Jeff yang justru membuat Oci merengut kesal.

"Tapi aku nggak bawa lipstick lain lagi Mas. Masa iya aku nggak pakai lipstick."

Jeff menghela napasnya, "Yaudah nggak usah pakai. Bibir kamu udah merah gitu," Menurutnya, Oci selalu cantik meski tidak menggunakan make up, "Di mata aku kamu selalu cantik Ci," Puji Jeff yang membuat pipi wanita berambut panjang itu bersemu merah.

"Perezz doang kamu mah Mas," Balas Oci lalu membuang muka ke samping kiri karena takut Jeff melihat pipinya yang merona.

Jeff terkekeh, "Seriusan. Apalagi kalau udah di atas aku dengan rambut yang berantakan. Itu luar biasa bang---"

Oci menutup mulut Jeff dengan kedua tangannya, "Gila ya kamu," Makinya.

"Eh aku lagi bawa mobil ini," Jeff menyingkirkan tangan Oci dari mulutnya.

Oci mendengus, "Untung Jaemin nggak denger," Katanya sambil melirik Jaemin lewat kaca spion, anak itu sedang fokus memainkan ipad milik Ayahnya.

Sesampainya di sekolah Jaemin, sudah banyak para orang tua yang juga datang untuk melihat penampilan anak-anak mereka. Bahkan Karyn dan Mark ikut datang untuk melihat cucu dan keponakan mereka. Karyn juga membawakan Jaemin kado yang besar untuk mengapresiasi keberanian cucunya yang nanti akan naik panggung untuk bernyanyi.

"Jaemin, ikut Ibu ke belakang ya," Jisoo mengambil Jaemin dari kedua orang tuanya, "Gue bawa anak kalian dulu oke?"

Jeff dan Oci mengangguk kompak, "Asal jangan dijual aja," Canda Jeff, "Bikinnya susah itu."

Oci melotot, "Mas!"

Jisoo terkekeh, "Yaudah, gue pamit dulu. Kalian langsung duduk aja di bangku yang udah di sediain."

Oci dan Jeff duduk di bangku yang berdekatan dengan Karyn dan Mark. Dengan urutan Mark, Karyn, Oci, lalu Jeff, "Mahesa," Panggil Karyn pelan.

Oci mencolek Jeff yang duduk di sebelahnya. Memberitahu pria itu bahwa Karyn memanggilnya, "Kenapa Mi?" Tanya Jeff.

Karyn berdehem, dia sedikit menunduk agar orang lain tak mendengar percakapannya dan putra sulungnya, "Bulan kemarin kamu bawa perempuan ke rumah lama kamu hah?" Napas Oci rasanya tercekat mendengar pertanyaan yang barusan Karyn lemparkan. Dia berusaha untuk tidak mengeluarkan ekspresi yang mencurigakan. Karena Oci tahu dan sadar diri jika perempuan yang dimaksud Karyn adalah dirinya.

"Hah? E-enggak," Jeff menggeleng. Dalam hati Oci mengumpat, kenapa Jeff memiliki kualitas akting yang sangat jelek sih? Sangat terlihat jelas jika pria itu sedang bohong karena terlihat gugup.

"Ah masa? Tadi pagi Mbok Inah ke rumah," Mbok Inah itu orang yang selalu datang ke rumah lama Jeff setiap seminggu sekali untuk membersihkan rumah tersebut. Dia juga orang yang selalu membersihkan taman di kediaman Karyn, "Dia ngasih ini ke Mami," Karyn menunjukkan sebuah lipstick pada Jeff. Mata Oci melebar, dia hapal betul dengan lipstick ini. Karena memang benda berwarna merah itu adalah miliknya. Lipstick yang pagi tadi dia cari-cari, "Kata Mbok Inah dia nemuin lipstick ini di kamar kamu bulan lalu. Tapi Mbok lupa buat ngasih ke Mami, dan baru kemarin dia kasih."

Jeff menatap Karyn, "Mi..." Lirihnya.

Karyn membalas tatapan itu dengan sinis, "Katanya kamu mau balikan sama Oci. Gimana ceritanya coba bisa bawa perempuan lain ke rumah lama kamu dan Oci hah?"

"Mi aduh," Jeff menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Udah Kak, nggak usah mau kalau diajak balikan lagi sama Jeff. Dia emang brengsek," Mark mengompori.

"Ah?" Oci ikutan bingung.

Karyn mengangguk menyetujui, "Ci, Mami nih sayang banget sama kamu. Bahkan kamu udah Mami anggap kayak anak sendiri, kalau Jeff masih main di belakang kamu sampai sekarang, mending nggak usah terima dia lagi. Mami nggak mau kamu sakit hati."

Oci meringis. Andai saja jika Karyn tahu cerita dibalik lipstick itu. Mungkin wanita paruh baya tersebut akan sangat syok.

"Sini, kamu jangan deket-deket Jeff," Karyn meminta Oci untuk menukar posisi duduk dengannya. Dengan sangat terpaksa wanita itu harus berpindah. Oci lalu menatap Jeff, dia menghela napasnya berat karena tidak bisa duduk berdekatan dengan mantan suaminya.

"Mi, kenapa sih Ocinya disuruh pindah?" Tanya Jeff kesal pada Karyn yang sekarang duduk di sebelahnya.

"Kamu kenapa malah ngajak perempuan lain ke rumah hah? Mana Mbok Inah juga bilang kalau kasurnya berantakan dan ada dasi kamu yang kelempar ke kolong kasur," Karyn menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kamu nih gimana sih Jeff? Udah bagus kamu sama Oci kembali deket. Eh sekarang malah main sama perempuan lain. Nggak mikirin apa gimana perasaan Oci? Kamu tuh udah nyakitin dia berkali-kali," Cerocos Karyn tak mau berhenti. Dia paling tidak bisa melihat Oci disakiti apalagi oleh putranya sendiri.

"Kalau malam itu yang aku ajak Oci gimana?" Tanya Jeff dengan suara keras. Membuat orang-orang yang tadinya riuh, mendadak diam karena mendengar suara Jeff yang keras. Bahkan Oci yang berada disamping Karyn sudah melotot untuk kesekian kalinya.

Mungkin, jika mata Oci bukan ciptaan dari Tuhan, pasti kedua bola mata itu sudah terlepas dari tempatnya karena melotot berulang kali.

Mark menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang Kakak, "Kamu ini berdosa banget Jeffrey."










Gatau ngakak waktu ngetik part ini. Ngebayangin muka Oci yang pasti kageettt. Udah gitu Jeffnya cuma nyengir :))

Btw mau nanya, apa yang kalian suka dari Mr. Mahesa dan Mrs. Rosie???

MANTAN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang