33. Sindiran Mama Hyorin

520 89 39
                                    


Rosé meregangkan tubuhnya setelah merasakan tidur yang cukup. Jarum pendek menunujuk tepat pada angka sebelas dan jarum panjang dengan sangat sempurna berada di angka dua belas. Yang mana menandalan satu jam lagi berada di pertengahan hari.

Bila saja Hyorin tidak membuka tirai kamarnya, mungkin anak keduanya ini akan terus tidur hingga sore hari. Tidak semudah itu untuk Hyorin membiarkan anak-anaknya untuk tidur seharian, ketika dirinya tidak berada di rumah. Seperti saat ini Rosé yang sendirian berada di rumah.

"Masih ada dua jam lagi sebelum Jaemin menjemput. Apa sebaiknya gue tidur lagi?" monolog Rosé yang kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Namun, perkataan ibunya yang terkesan menyindir dirinya itu kembali terngiang. Masa calon pacar anak kedokteran bangunnya siang. Sindiran yang mampu membuat Rosé terbangun dengan sempurna.

"Mama memang pintar kalau soal sindir-menyindir. Pantas Papa suka kalah waktu sidang dulu."

Bukan sebuah pujian dan juga bukan sebuah gunjingan untuk sang ibu. Memang seperti itu kenyataan dari sosok Hyorin, ibu dengan tiga anak dan suami yang hidup dalam dunia hukum. Terkenal sebagai seorang jaksa yang pandai menyudutkan para pengacara dengan gaya bicaranya yang terkesan santai, namun menusuk dalam diam.

Langkah pelannya membawa menuju dapur dan melihat hanya sebuat roti tawar dan selai kesukaannya. "Masa gue makan roti doang sampai makan malam? Yang benar saja," gerutunya, namun masih tetap mengambil satu lemar roti yang kemudian diolesi dengan selai cokelat.

Satu lembar demi satu lembar kembali Rosé ambil dan mengolesinya dengan selai cokelat. Ia terus mengulang hingga satu bungkus roti tawar habis di makannya.

"Setidaknya ini dapat mengganjal sampai makan malam nanti. Kan enggak lucu kalau gue makan banyak. Masa cantik-cantik gini makannya kayak pekerja bangunan," ujar Rosé yang kembali menuju kamarnya.

"Ingat kata Mama harus anggun dan enggak boleh liar," lanjutnya ketika sudah masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya. "YA TAPI GUE MANA BISA?! DUH! MAMA MASA ANAK GADISNYA DISURUH ANGGUN!"

"Begini banget ya kalau mau jadi pacar orang kaya? Jaga sikap dan lain-lain? Tapi, Mama yang pacaran sama Papa tetap aja liar. Masa anak gadisnya disuruh anggun. YA MANA BISA! HADUH! MAMA ... MAMA ... BUAH ITU JATUH ENGGAK JAUH DARI POHONNYA."

Dengan lesu, Rosé berjalan menuju ke kamar mandi. "Mending gue perawatan diri sebelum makan malam. Harus cantik dan wangi. Kesan pertama itu penampilan. Sifat? Belakangan aja, yang penting Jaemin suka."

Dan sedetik kemudian Rosé tersenyum. "Kan yang penting Jaemin suka. Ngapain gue nurutin perkataan Mama-Ya Tuhan! Rosé! Kamu berdosa banget! Masa enggak nurutin perkataan Mama sendiri," katanya cepat menyadari apa yang baru saja diucapkannya.

"Ya Tuhan. Gini banget kisah asmara hambamu ini."

***

October 2nd, 2020

Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang