11. Telepon Malam

771 123 25
                                    

Jaemin menyatukan kedua tangannya dan menariknya ke atas. Menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, sehingga menimbulkan sebuah bunyi dari peregangan yang dilakukannya.

Tugas yang baru saja diberikan oleh dosennya hari ini telah selesai. Ya, Jaemin lebih nyaman menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan lebih cepat. Sehingga ia memiliki banyak waktu untuk bersantai dan belajar. Tetapi itu dulu, sebelum bertemu dengan Rosé.

Seperti sekarang, jam telah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Kedua netranya sudah melirik ponsel miliknya yang sejak tadi belum disentuhnya saat mengerjakan tugas. Jaemin meraih ponsel dan membuka ruang chatnya dengan Rosé yang berada di paling atas berurutan dengan nomor orangtuanya.

"Roseanne sudah selesai mengerjakan tugas belum, ya?" katanya yang mulai mengetik pesan untuk Rosé.

Na Jaemin
Roseanne.Tugas kamu sudah selesai?

Jaemin terdiam sebentar. Melihat ruang chatnya dengan Rosé. Dua centang berwarna abu-abu kini berubah menjadi biru, membuat Jaemin tersenyum.

Roseanne Park
Belum, Jaem.
Aku masih ada tugas lain yang harus diselesaikan

Jaemin melirik jam dinding di kamarnya. "Apa sebaiknya gue telepon aja? Gue mau mendengar suara Roseanne sebelum tidur."

Tanpa berpikir panjang lagi, Jaemin menekan nomor telepon Rosé. Nada tunggu panggilam terdengar dan langsung diangkat oleh Rosé.

"Kenapa, Jaem?" tanya Rosé.

Jaemin berdiri dari kursi belajarnya. "Aku hanya ingin menelepon Roseanne aja. Apa aku mengganggumu mengerjakan tugas?" tanya Jaemin khawatir.

"Enggak, kok. Malah aku senang. Soalnya tugasnya membuatku pusing," adu Rosé.

Jaemin duduk di tepi tempat tidurnya. "Apa masih banyak?"

"Tinggak sedikit lagi, Jaem. Kemungkinan jam sebelas aku baru selesai. Awalnya aku mau buat besok, cuman karena tanggung aku selesaikan aja sekalian."

"Pasti tugas hukum susah sekali, ya?" tanya Jaemin.

Rosé terkekeh pelan dari seberang telepon. "Sesuah-susahnya tugas anak hukum. Lebih susah tugas anak kedokteran kali, Jaem."

Jaemin tertawa pelan. "Semua tugas itu enggak ada yang gampang Roseanne. Tugas hukum kamu sama Jennie, tugas kedokteran aku sama Jeno, tugas manajemen Renjun dan tugas ekonomi Haechan."

Jaemin melirik jam dinding kamarnya lagi. Hampir menunjukkan pukul sepuluh malam dan itu artinya, jam tidurnya sudah hampir tiba.

"Roseanne tidur jam berapa?" tanya Jaemin.

"Tidur? Kemungkinan jam dua belas, Jaem. Sehabis aku me time setelah mengerjakan tugas ini."

Jaemin menautkan alisnya tidak mengerti. "Me time? Apa itu?" tanya kemudian.

"Girls time, Jaemin. Biasa aku maskeran terus nonton drama, baru aku tidur," jelas Rosé yang membuat Jaemin mengangguk.

"Maskeran? Aku pernah dipaksa maskeran sama Mama. Rasanya aneh, lengket gimana gitu. Dan sekarang aku enggak mau pakai lagi," cerita Jaemin.

"Maskeran itu enak tahu, Na Jaemin. Kapan-kapan aku akan ajak kamu maskeran. Kita berdua maskeran, gimana?" ajak Rosé.

"Enggak mau, Roseanne. Cukup kala itu untuk yang pertama dan terakhir," tolak Jaemin.

"Biar muka kamu putihan dikit. Habis dari Bali, kulit kamu agak hitam gitu. Ya ... ya ... ya? Mau, ya?"

Jaemin mendesah pelan. "Iya ... iya aku mau, deh."

Senyum di wajah Jaemin mengembang saat mendengar sorakan Rosé yang terdengar begitu senang. Hanya karena dirinya menyetujui untuk sekedar melakukan rutinitas masker bersama-sama.

"Jaemin," panggil Rosé tiba-tiba yang dijawab Jaemin dengan bergumam.

"Kamu tidur jam berapa?" tanya Rosé kemudian.

Jaemin tampak berpikir sejenak. Melirik jarum panjang yang sudah hampir mendekati angka dua belas.

"Jam sepuluh, Roseanne."

"Jaem sepul--YA TUHAN! JAEMIN! INI SUDAH JAM SEPULUH! KAMU TIDUR GIH!

Jaemin menjauhkan ponsel dari telinganya saat Rosé mulai berteriak. Ya. Jaemin ingin sekali tertawa saat mendengar reeaksi Rosé yang terlihat santai di awal. Dan kemudian berubah menjadi sedikit panik.

"Aku matiin teleponnya, terus kamu tidur. Aku enggak mau nanti dikira ngajarin kamu yang enggak-enggak buat tidur larut malam."

"Tenang, Roseanne. Papa hari ini enggak pulang, dia masih ada operasi yang harus dilakukan di rumah sakit. Dan Mama, dia baru akan pulang satu jam lagi."

"Tapi, tetap saja, kan."

Jaemin tersenyum. "Enggak apa-apa, Roseanne. Lagi pula masih jam sepuluh lewat dikit. Oh iya, besok kamu ada kelas sampai sore, enggak?"

"Kelas sampai sore? Enggak ada. Kenapa, Jaemin?"

"Kalau Roseanne sampai siang di kampus, aku enggak bisa antar pulang. Ada yang harus aku kerjakan di luar kampus."

"Enggak apa-apa Jaem. Aku juga lupa bilang, Lisa ngajak aku belanja setelah pulang kampus."

Jaemin tampak berpikir. "Kalau gitu, pulangnya aku jemput aja di mall, ya? Ajak Lisa aja sekalian biar aku antar pulang. Kasihan dia kalau pulang sendirian."

"Iya besok aku kabarin di mall mana, ya. Kamu tidur gih, udah jam segini. Nanti keburu Mama kamu pulang gimana?"

Jaemin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. "Iya ini aku lagi tiduran di kasur. Aku tutup dulu, ya. Night calon pacarnya Na Jaemin. Me timenya jangan lama-lama, ya."

"Calon pacar aja, nih?" goda Rosé.

Jaemin tertawa. "Calon istri juga. Amin."

Suara tawa Rosé terdengar. "Amiiiiin. Good night, Jaemin. Mimpi indah, ya."

Jaemin tersenyum. "Good night too, Roseanne. Have a nice dream. Ingat me timenya jangan lama-lama."

"Iyaaaaaa ... aku maskeran aja enggak pakai nonton drama. See you tomorrow, Jaemin."

***

July 2nd, 2020

Judul aslinya "Chatting Malam", cuman aku runah jadi "Telepon Malam"

Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang