21. Penitipan Anak

565 93 24
                                    

Dari chapter ini, sudah mulai berbeda dengan yang di ma-nga-toon, ya.

WafyShan aka Han (at ma-nga-toon)

***

Rosé menatap sekelilingnya yang dipenuhi oleh anak-anak. Jaemin sudah berada di seberangnya dengan menggendong satu anak laki-laki dan menerbangkannya ke atas. Sementara itu, banyak anak-anak yang mengerumuninya hanya untuk bergantian dengan anak itu.

Sedangkan Rosé, dikelilingi oleh anak-anak perempuan yang membawa boneka dan buku bergambar. Rosé sangat paham dengan anak-anak ini.

Sejak menginjakkan kakinya di mal. Rosé sudah merasa aneh dengan Jaemin yang membawanya ke pusat perbelanjaan terbesar di kotanya. Dan nyatanya, Jaemin membawa dirinya ke salah satu tempat kerja sambilannya, daily care atau tempat penitipan anak.

"Kakak ... Kakak ... Kakak mau membacakan cerita ini untuk kami?" salah seorang anak perempuan menyodorkan sebuah buku cerita Cinderella tepat ke arah Rosé.

Rosé tersenyum mendengarkan permintaan anak perempuan yang menggemaskan itu. Pipinya yang chubby dan tingginya yang bahkan tak sampai lututnya membuat tingkat kegemasannya semakin meninggi. Jangan lupakan anak-anak perempuan yang lainnya.

Tangannya terulur menerima buku dongeng Cinderella. "Ayo kita buat setengah lingkaran besar terlebih dahulu," perintah Rosé yang diangguki oleh semuanya.

Rosé duduk tepat di depan anak-anak yang telah mengambil posisi duduk lebih dulu. Sebelum mulai bercerita, Rosé memperkenalkan dirinya. Ia ingat sebuat slogan "tak kenal maka tak sayang" dan mempraktikannya.

Rosé mulai bercerita mengenai kisah Cinderella dengan membuka setiap halaman buku dongeng tiga dimensi di tangannya. Suara sorakan dari anak-anak perempuan membuat beberapa anak laki-laki yang bersama Jaemin ikut mendengarkan cerita. Duduk manis di belakang para anak perempuan.

"Ding dong ... ding dong ... suara jam yang menunjukkan pukul 12 tengah malam berbunyi. Cinderella yang menyadari itu berusaha melepaskan tangannya dari sang pangeran," cerita Rosé.

"Lepas dari genggaman Pangeran Cinderalla berlari keluar dari istana, rasa takut terus membuatnya semakin panik. Hingga dirinya hampir terjatuh dari anak tangga, tapi Cinderella tetap berlari, meninggalkan sesuatu di anak tangga," lanjutnya yang sekilas melihat tatapan kagum dari anak-anak yang mengelilinginya setengah lingkaran besar.

"Ada yang tahu apa yang ditinggalkan oleh Cinderella?" tanya Rosé yang tersenyum senang saat melihat suara anak-anak menyerukan sepatu kaca.

"Ya benar. Pasangan sepatu kaca yang digunakannya terlepas saat dirinya hampir jatuh di anak tangga," kata Rosé yang membuat anak-anak bersorak senang, karena jawaban mereka benar.

Kedua netra Rosé bertatapan tidak sengaja dengan kedua netra Jaemin. Laki-laki itu duduk di barisan paling belakang dan tersenyum ke arahnya. Rosé membalas senyuman itu. Menggumamkan kata terima kasih dan senang dengan menggerakkan bibirnya secara perlahan, agar Jaemin dapat mengetahui apa yang dikatakan olehnya.

Rosé melanjutkan ceritanya, bersenandung saat mengingat bagaimana film Cinderella yang dibuat versi live action oleh Disney. Senandung yang sama-sama dinyanyikan Cinderella, Lavenders Blue.

Senyum Rosé mengembang dengan sempurna saat menyelesaikan cerita dongengnya. Beberapa anak menyodorkan kembali buku dongeng lainnya. Namun, suara Jaemin menghentikan mereka dan membuat semuanya kecewa.

"Hanya satu cerita lagi, ya? Kakak harus pulang bersama Kak Rosé. Hari ini bukan jadwal Kakak di sini, jadi enggak bisa menemani kalian lama-lama."

Jaemin tersenyum. "Saat jadwal Kak Jaemin, nanti Kakak akan bawa Kak Rosé lagi. Kalian boleh minta diceritain sebanyak yang kalian mau. Kak Jaemin janji."

Perasaan Rosé menghangat saat mendengar bagaimana Jaemin berbicara dengan lembut, bahkan terdengar lucu di depan anak-anak. Semburat merat terlihat jelas di kedua pipinya. Pikiran nakal Rosé mulai masuk, membayangkan bagaimana Jaemin dan dirinya memiliki anak suatu saat nanti.

Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku berpikir sampai ke sana?

"Roseanne."

Panggil Jaemin yang membuat Rosé menggeleng pelan. "Kamu sakit? Atau mau istirahat dulu sebelum melanjutkan bercerita?" tanya Jaemin khawatir.

"Aku enggak apa-apa, Jaemin. Aku mau lanjutin baca cerita mereka dulu," balas Rosé tersenyum dan mengambil salah satu judul buku.

"Beauty and The Beast," kata Rosé yang membuat semua anak-anak bersorak senang.

Satu hal yang Jaemin sukai dari Rosé. Jaemin suka bagaimana Rosé menceritakan sebuah dongeng. Dan, hatinya menghangat setiap melihat senyum dan mendengar tawa bahagia Rosé.

Semoga aku selalu bisa membuatmu tertawa dan tersenyum seperti ini, Roseanne. Dan aku berharap, kita akan selalu bersama sampai kapan pun.

***

August 10th, 2020

Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 2 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang