Siwon hanya pasrah mendengar segala ocehan Yoona yang memarahinya, hanya karena merusak moment penting anak mereka. Memang dasar dirinya adalah perusak suasana, yang tiba-tiba tangannya menaikan meteran listrik dan membuat seluruh aliran listriknya menyala, ketika Rosé hendak mengambil kalung yang akan menjadi jawaban dari pernyataan cinta Jaemin."Haduh! Hilang sudah moment seumur hidup Jaemin!" keluh Yoona yang masih menyindir suaminya.
"Papa minta maaf, Ma. Papa kan juga deg-degkan pas lihat Rosé mau ambil kalungnya," ucap Siwon yang masih meminta maaf.
Sedangkan Youngbae hanya menggelengkan kepalanya. "Yang buat rencana mereka, yang ngancurin juga mere—aduh! Mama kenapa nyubit Papa!"
"Nyirnyir aja kerjaannya itu mulut. Enggak baik nyirnyirin besan sendiri. Dosa Papa ... dosa," kata Hyorin yang masih setia menambahkan tenaga pada cubitannya dan mengabaikan rintihan suaminya.
"Aduh! Aduh! Iya-iya, Papa enggak nyirnyir lagi."
Mengabaikan perkataan suaminya, Hyorin menatap ke arah Rosé yang masih melihat ke arahnya. "Rosé. Itu kasihan Jaemin nungguin jawaban kamu."
Rosé yang menyadari Jaemin masih menunggunya segera mengalihkan atensinya kepada Jaemin yang tengah menunduk. Pasti dia malu.
Tangan Rosé kembali terangkat untuk mengambil kalung yang berada di kotak merah itu. Namun melihat Jaemin yang masih menunduk karena malu, sebuah ide terlintas begitu saja.
Rosé dengan cepat menarik tangannya kembali dan membuat semua orang yang melihat mendesah kecewa. Mereka benar-benar menunggu sepertinya? batinnya yang kemudian memutar tubuhnya membelakangi Jaemin dan membuat keluarganya dan keluarga Jaemin mengerutkan keningnya bingung.
"Coba kamu pilihin kalung mana yang cocok buat aku. Kalung nama aku atau nama kamu, Jaemin."
Perkataan Rosé membuat semua yang melihat ke arah mereka berdua mengangguk mengerti. Melihat bagaimana Jaemin yang menunduk sejak lampu menyala dan belum menatap Rosé kembali, pasti membuat Rosé menarik atensi Jaemin kepadanya.
Dan benar saja, Jaemin mengangkat kepalanya dan melihat punggung gadis yang dicintainya itu. "Kamu yakin?" tanyanya sembari menggigit bibirnya.
"Pilihan kamu berarti membuat aku tahu bagaimana perasaanmu kepadaku. Dan ..." Rosè menarik napasnya sebelum melanjutkan perkataannya, "berarti itu juga membuat perasaanku yakin kepadamu."
Senyum Jaemin mengembang. Ia berdiri dan mengambil satu kalung yang menjadi pilihannya. Semua orang yang melihat kalung itu tersenyum.
"Kalung bertulisan 'Jaemin' ini lebih cocok kamu pakai, Roseanne," katanya yang memasangkan kalung itu tepar di leher Rosé. "Karena aku mau, hanya namaku yang terukir kelak di hatimu."
Rosé tersenyum dan memutar tubuhnya menghadap ke arah Jaemin. "Apa ini cocok denganku?"
"Sangat cocok! Enggak ada yang pantas memakainya selain kamu, Roseanne."
Tangan Rosé mengambil kalung yang bertuliskan 'Roseanne'. "Sebelum aku pakai kalung ini ke kamu, ada yang mau kamu kasih tahu ke aku?"
Jaemin menarik napasnya sebelum mengangguk. "Maaf. Aku enggak akan menjadi dokter anak. Tetapi, aku akan menjadi ahli bedah seperti Kakek dan Papaku."
"And then?" tanya Rosé lagi yang hendak memasangkan kalung bertuliskan namanya kepada Jaemin.
"Aku menjadi ahli bedah untuk dapat bersamamu," jelas Jaemin akhirnya.
"Why?" tanya Rosé lagi yang kini wajahnya semakin dekat dengan Jaemin dan dapat rasakan hembusan napas laki-laki itu. Tangannya mengalung untuk memasangkan kalung itu kepada Jaemin.
"Kalau aku menjadi dokter anak, maka aku enggak bisa bersamamu. Itu perjanjian kedua orang tuaku dengan Kakek. Kakek ingin tetap aku menjadi pewaris utama Rumah Sakit Na, dengan menjadikanku sebagai ahli bedah atau memiliki seorang istri yang berprofesi sebagai ahli bedah."
Rosé mengangguk mengerti. "Selesai. Berarti tugas kita meyakinkan Kakekmu mengenai hubungan kita?"
Jaemin mengangguk. "Kalau kamu berkenan, Roseanne."
"Masa aku melepaskan calon pewaris Rumah Sakit Na yang terkenal?" Toel Rosé tepat di hidung Jaemin.
"Jadi kamu terima ak—"
"Aku menerimamu bukan karena siapa dan latar belakang kamu. Tetapi, apa yang telah kamu lakukan kepadaku untuk meyakinkan aku, kalau kamu adalah yang terbaik untukku."
Senyum Jaemin mengembang dan menarik Rosé ke dalam pelukannya. "Love you, Roseanne."
"Love you too, Jaemin."
***
October 14th, 2020
BOOK 2 END
Semoga buku kedua Aku & Kamu Jaemin Rosé tidak mengecewakan, ya. Walaupun mungkin tidak sebagus buku pertamanya :)
Do you want Book 3?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 2 ✅
FanfictionAku & Kamu Book 2: Pendekatan Sepulang dari liburan di Bali, Jaemin mendapatkan lampu hijau untuk lebih dekat dengan Rose. Meyakinkan Rose mengenai perasaannya. Namun, siapa sangka bila Jaemin harus bertemu Park Yongbae, ayah Rose di hari pertama me...