tiga.

1K 179 339
                                    


" Guys, mana Seungwoo weh? selalu masa macam ni dia datang suapkan makanan kat aku huhu. " soal Minghao dengan nada suara yang sendu.

" Tak, yang kau sendu sangat kenapa? Bukannya mati pun budak tu- " soal Junhui kembali.

Entah kenapa Minghao suka sangat kat Seungwoo tu.

Eh please! Wen Junhui 100000 kali lebih kacak dari budak tu!

Walaupun pada mula dia pun agak suka melihat wajah kacak Seungwoo, tetapi bila Minghao asyik mention nama dia...

...dia jadi cemburu.

" Kau diamlah! SEUNGWOO MANA HUWAAAAA " Minghao mula menghentak-hentakkan kakinya, tidak ubah seperti kanak-kanak kecil.

Junhui hanya mampu redho.
Mungkin kekacakannya sudah mula pudar.
Sebab tu Minghao tak layan dia.

" Kau cari Seungwoo ke? Ah, dia tak datang katanya. Dia ada hal sikit. Esok baru dia kerja semula. " balas Dokyeom yang sedang menyuapkan bubur kepada Seungkwan.

" WOI KUDA, ASAL KAU SUAP KAT HIDUNG AKU? NAK SUAP TU PANDANGLAH MUKA AKU WEH! " marah Seungkwan apabila Dokyeom hampir saja memasukkan sudu ke dalam hidungnya.

" Oh maaf. Kau punya lubang hidung sama besar dengan mulut kau. Aku confuse. "

" Anjenk- "

" Ya saya? " jawab Mingyu yang muncul secara tiba-tiba.

" Sedar diri rupanya dia tu anjenk. " kata Dokyeom dan Seungkwan, serentak.

++++++

" Suapkan makanan untuk orang tua di bilik 7? Eii semaknya! Dia tak boleh makan sendiri ke hah? " bentak Seungyeon apabila menerima arahan dari Mark Tuan, si pemilik rumah kebajikan tersebut.

" Eh buat jelah kerja kau. Banyak sangat complain kenapa? Aku suruh suapkan makanan je, bukan cebok berak ke apa! " Mark hanya memandang Seungyeon dengan geram.

Padahal si Seungyeon tu yang merayu nak bekerja di rumah ini.

Sekarang ni nak complain macam-macam?

Banyak cantik muka dia!

" Hish, yelah yelah! Saya pergi suapkan atok kerepot tu! " Seungyeon mencebik, dia pun menarik troli kecil berisi makanan ke arah bilik bernombor 7.

++++++

Seungyeon menendang pintu bilik kuat. Geram kononnya.

" Oi atok kerepot! Makan cepat! Aku suapkan! " dia menjegilkan matanya ke arah Minghao.

" Huwaaa...taknak...nak Seungwoo... " Minghao sudah menggigil ketakutan melihat wajah Seungyeon yang boleh dikatakan menyeramkan itu.

" Seungwoo, Seungwoo! Itu jelah kau tahu! Hebat sangat ke dia tu? Baik sangat? Hah?! " mendengar hal itu, Minghao terus menangis kerana takut.

" Ya, dia hebat. Sebab dia tahu hormat orang tua. Dia layan kami dengan baik. Dan kau? Mana pergi rasa hormat kau? Dah mampus ke? " Junhui bersuara apabila melihat rakannya baik itu menangis.

Siapa je suka tengok kawan sendiri menangis?

" Kalau kau rasa kau tak boleh hormat kami, maka berambuslah. " dia merampas dulang yang berisi semangkuk bubur dan secawan air kosong dari tangan Seungyeon.

" Tch, baguslah! Ingat aku hamak sangat nak layan orang tua bodoh macam- " kata-kata Seungyeon terhenti apabila lehernya diacukan sebilah pisau yang tampak bersinar.

" Repeat that word again. " Junhui tersenyum sinis.

" A-Aku minta maaf! " dia mula menggelabah dan berlari keluar dari bilik yang menempatkan dua orang lelaki Cina tersebut.

" Tahu takut. " pisau tadi disimpan semula ke dalam laci.

Junhui hanya memandang Minghao yang masih lagi menangis.

" Dah, dah. Tak eloklah menangis macam ni. Jom, aku suapkan kau makan okay? "

" Hikss takut... "

" Seungyeon kan dah pergi- "

" Tak, aku takut dengan kau. Kenapa kau tiba-tiba jadi psiko ni? Hao takut huwaaa... "

" Haiyaaa... "

++++++

" Geng, aku ada satu rancangan. Boek punya! " kata Seungcheol apabila melihat semua rakannya telah berkumpul.

" Rancangan apa lagi? Rancangan memikat kucing depan rumah supaya dia tak takut dengan Wonwoo? " ujar Jihoon, bosan.

Seminggu tiga kali kena bincang benda bukan-bukan.

Bincang pasal kenaikan harga roti.
Bincang pasal cara betulkan paku yang bengkok...

Naik muak Jihoon mendengarnya.

" Tak. Kali ni aku nak bincangkan perkara yang tak mengarut! Trust me! " kata Seungcheol, cuba untuk yakinkan atok pendek itu.

" Teruskan. " Jihoon pun menyandarkan kepalanya di bahu Soonyoung.

" Korang mesti tak tahan dengan Seungyeon tu kan? " soal Seungcheol.

Semua mengangguk setuju!

" Eh tapi, kenapa Seungyeon macam takut dengan Jun eh? " Wonwoo menyoal sambil mencabut uban-uban di kepala Chan.

Chan sahaja yang rambutnya masih ada sedikit unsur warna hitam. Yang lain semua dah beruban sepenuhnya.

" Entahlah. Muka aku menyeramkan kot? " Junhui hanya menjongketkan bahunya tanda tidak tahu.

Padahal dalam hati dia dah ketawa sakan.
Tahu erti takut rupanya anak Cho tu!

" Ok sebenarnya, nama rancangan kita ialah Misi Menghalau Cho Seungyeon! " Seungcheol berkata dengan penuh bersemangat sekali.

" WAHHHH "

++++++

" Seungyeon takut dengan aku, korang tak takut ke? Rawr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Seungyeon takut dengan aku, korang tak takut ke? Rawr. "

𝘀𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁𝗲𝗲𝗻? 𝗻𝗼, 𝘀𝗲𝘃𝗲𝗻𝘁𝘆!Where stories live. Discover now