03

35 36 16
                                        

Rangga...

Apakah benar? Dia tidak salah lihat kan ini apakah ini mimpi ah- jika ini mimpi kenpa begitu nyata.

Sungguh benar² tidak percaya rasanya semua ini semua yang dia lihat matanya terus terbelalak tak percaya pemandangan yang ah memikirkannnya saja sudah ingin membuat kepala nya peacah.

"Rangga b bbgaimana? A-apa maksud dari semua ini bagaimana bisa apa yang dia lakuin ini bener bener keterlaluan ga." Gumamnya di balik celah pintu.

Ahk- bagaimana ini pikirannya sudah berantakan hatinya sesak,dia ingin menangis ketika dia tidak sungguh tidak terima pemandangan yang dia lihat saat ini juga ini gila kenapa harus rangga sahabatnya sendiri yang bahkan tega menyiksa sahabatnya juga.

"Kau disitu.... "

Deg

Jantungnya serasa berhenti berdenyut suara itu dia mengenalnya.

Apa dia ketahuan ahh bagaimana ini tubuhnya semakin gemetar entah itu takut atau masih tidak bisa terima.

"Kau a apa yang dia maksud." Pikirnya tidak mengerti."kau itu gw? Apa rangga tahu gw disini?"

"Hay kemarilah aku tahu lo-- ah kamu ada di situ aku gak bodoh." Masih dalam posisi yang  sama dia tidak menoleh tapi kenapa dia bisa mengetahui mischa ada di Sana. Dan kalimat terakhir yang di lontarkan rangga yang membuat tubuhnya semakin gemetar tidak karuan.

"Atau saya jemput kesana"

Deg deg deg....

Sekarang dentuman detak jantungnya berdebar memompa begitu cepat, dia ingin segera lari dari tempat itu tapi nasibnya memang sedang tidak beruntung sama sekali.

Tubuhnya lemas bahkan bisa di katakan tidak bisa bergerak seperti patung tak bisa berkutik sekalipun.

T tunggu kenapa matanya sangat tajam dengan seringai yang terpampang di wajah tampannya itu begitu menyeramkan  dia rasa itu bukan seorang Rangga yang dia kenak selamat bertahun tahun.

Dia mendekat Rangga semakin mendekat ke arahnya .

Grep...

Mischa tersentak mendapati pelukan erat sahabatnya ah dia rasa jantungnya Akan lepas.
Dia tidak sadar tiba-tiba Rangga sudah memeluknya erat sangat erat tapi tunggu kenapa pelukannya sangat erat sampai sampai dia sulit bernapas tapi dia juga tidak bisa berbuat apa apa.

Sampai akhirnya Rangga menggendong Mischa mengalungkan tangan Mischa pada lehernya Mischa benar benar di buat takluk olehnya.

"A-aapa yang mau lo lakuin." Ungkapnya terbata bata.

"L-lepasin gw, turunin gw ga."

"..."

"Rangga turuni-

Perkataan Mischa terpotong saat rangga dengan cepat menyelah perkataannya.

" Diam ini Akan sangat menyenangkan." Dilirknya wajah cantik Mischa tanpa ekspresi hanya saja itu terlalu datar juga dingin tidak lupa rangga menyugingkan seringai tipis.

"Apa yang _

Bruk

Rangga menjatuhkan tubuh sahabatnya dilantai yang membuatnya meringis kesakitan .
Ahk memang dia bukan rangga yang dia kenal karena rangganya tidak mungkin sekasar itu .
Rangga berjongkok mensejajarkan tubuh nya dengan mischa menatap dingin.

"Terkejud?"

"......"

"Kenapa diam hah?"
"Jawab kamu punya mulut gak?" Bentak rangga.

Please Take Me With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang