'15 - Sekolah

453 76 9
                                    

HappyReading~

(15)


"Bukannya lo udah tau?"

Hansung menggaruk tengkuknya lagi, mencoba merilekskan diri walau gagal.

Sedang Seokjin menghela nafas, "Lebih baik gak usah dibahas lagi."

"Enggak bang. Gue jadi pengen tau ... lagi."

Seokjin termangu, emang bener sih. Udah lama banget dia gak securhatan ama Taehyung. Walau cerita ini udah basi tapi enggak salah juga diceritain lagi, sekalian inget tujuan hidupnya.

Seokjin ngehela nafas lembut, lalu duduk di sisi ranjang ,"Ini enggak seperti yang kamu bayangin mungkin, tapi emang ada beberapa poin yang belum abang ceritain dan mungkin belum lu tau."

"Dulu, bapak kita kan punya restoran besar. Gede. Satu-satunya. Dan sukses. Itu di zaman bapak masih di bangku SMA. Mungkin 30 tahunan lalu."

"Nenek sama kakek punya 8 anak, bapak Doni anak ketiga. Dan jadi anak kesayangan karena udah menghasilkan duit sendiri."

"Abang gak tau sih cerita detail banget itu kayak apa tapi, bapak lah yang udah biayain mamanya Jimin, ayahnya Namjoon dan ayahnya Hoseok buat kuliah sekalian bantu-bantu rumah tangga."

"Bapak kita itu orangnya dermawan, kalo dia punya uang. Dia bakal kasih siapapun yang minta, kakek kita pun punya sifat yang sama. Tapi karena kakek gak kerja dan ngandelin warisan, jadinya cuma cukup untuk rumah tangga aja cepet habis.

"Lalu karena masalah perusahaan disebelah kita juga-"

Hansung langsung motong omongan Seokjin, "Perusahaan yang mana? "

"Bengkel kapal lah Taehyung. Yang mana lagi?" kedua alis Seokjin terangkat.

Hansung cengingisan aja, agak gak asing sama nama itu, "Yaudah lanjut Bang"

Seokjin muter bola matanya, " Karena masalah itu membuat keuangan kakek kita menyusut. Dan mau gak mau bapak Doni yang punya restoran berpenghasilan besar, otomatis uang bapak Doni ikut disalurin penuh untuk sehari hari."

"Dulu bapak Doni punya segalanya. Ahahah. Agak lucu sih. Beda banget sama yang sekarang kan?"

"Tapi emang gak napik fakta bahwa bapak kita kaya raya, diusia belasan dia udah punya mobil dengan duit sendiri, sepeda, apapun kendaraan. Dan karena kakek pun suka sama mobil, jadi lagi-lagi bapak Doni dicap anak kesayangan dan membanggakan."

"Keluar negeri sana sini, bebas belanja. Pokoknya bapak pas remaja emang kaya raya hasil dari jerih payahnya sendiri."

"Sayangnya beberapa tahun kemudian, tragedi muncul. Restoran bapak kebakar habis, entah secara apa bapak gak bisa muter duit yang masih sisa."

"Itu pun juga salah bapak karena gak nurut omongan bi Nara sama paman Min. Itu watu Yoongi masih kecil. Bi Nara nyuruh bapak buat buka cabang resto, tapi bapak nolak alesannya gak mau repot ngurus sana sini. Padahal kalo masih ada mungkin tetep jalan hingga sekarang."

"Kejadian itu pas udah nikah sama ibu kita, kalo gak salah ... bang Jongin udah lahir."

"Dan perekonomian mulai turun. Tapi gak sampai di situ, bapak bangkit lagi. Membangun dengan apa yang bisa dipertahanin."

"Yaah walau pun gak semewah dulu tapi bapak masih bisa beli rumah buat ibu Seolbin dan menetap."

"Dan beberapa tahun kemudian, di saat Taeseok belum lahir. Yoona masih kecil, abang Jongin belum masuk sd malahan, dan abang sendiri masih kecil."

Bukan Keluarga?! | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang