• 3 - Situasi yang tidak Biasanya

1.3K 170 25
                                    

!harshword !katatidakbaku

(3)

"Diusir kan. Lo sih tereak kayak orgil kesurupan." Hansung nyolot, matanya melotot, marah nih ceritanya. Padahal Taehyung gak teriak sekeras dia, tapi tetep aja Hansung kekeuh bahwa Taehyung yang menjadi penyebab pengusiran keduanya.

"Mana dikatain kembar, gak elit banget sumpah." sambungnya jutek, tidak peduli kalo omongan dia bisa nyinggung orang lain.

Taehyung diem, matanya fokus pada Hansung yang masih mencibir sekalian bersihin jaketnya yang gak kotor. Hansung nih sok bersih, padahalkan itu jaket gak dicuci dua minggu.

"Kenapa lo bisa mirip gue?" ujar Taehyung.

Hansung angkat kepala, dahinya ngernyit kayak mikir padahal nge blank, "Lah iyak. Kenapa gue mirip lo." katanya jeda.

"Eh eh eh. Asal aja lo. Lo yang mirip gue. Lo oplas ya biar bisa sama mukanya kayak gue. Waaah gak nyangka gue." sangkal Hansung selanjutnya, intonasi tinggi dan cepat. Menutup mulutnya dengan satu telapak tanga, wajah terkejut main-main yang berlebihan.

Sedang Taehyung gak ngubris, memilih untuk memikirkan sebab dari pertanyaannya sendiri. Gak peduli dengan apapun yang Hansung lakukan.

Taehyung kalo mikir, ya bener mikir, gak kayak Hansung yang numpang nunjukkin ekspresi pinter aja.

"Aishh. Gini ya. Menurut persepsi gue nih ya." nada suaranya dibuat-buat, Hansung sok gaya, tangannya dia masukkin di kantung celana. Style anak keren ala Hansung. Atau juga ngikutin para CEO muda presentasi.

Kepalanya dongak tanda pinter, sama mata ngeliat ke atas seolah menerawang, yang lalu kembali natap Taehyung.

"Setiap generasi, memiliki satu manusia dengan rupa yang sama dengan manusia dari generasi lain. Dan mungkin, lo tuh bukan terlahir di generasi ini. Dan jiwa lo tersesat hingga memasuki generasi gue. Karena itu lah, lo harus kembali ke generasi lo."

Hansung menghela nafas, "Gue agak sedih, tapi ayok. Gue bantu pulang." rautnya iba tersenyum lembut.

Tatapan Taehyung najem, dia ini lagi serius. Tapi Hansung kayak mainin dia.

Namun bukan berarti Taehyung bakal marah. Taehyung narik tangan kirinya, ngeliat jam yang nunjukkin jarum pendek ke sembilan dan jarum panjang ke dua, udah lewat dari jam pulang. Tapi gak papa, dia bisa buat alesan.

"Anterin gue." kata Taehyung ngebuat Hansung melotot.

"Laaah." kepala Hansung otomatis mundur kaget.

"Lo harus tanggung jawab karena bawa gue masuk ke RS."

"Laaaaah," Hansung lebih melotot, "Gue menyelamatkan jiwa lo. Harusnya lo yang ganti rugi jasa gue, ini malah minta dianter."

Taehyung menggigit bibir bawahnya, menatap Hansung dengan sedikit tukikan alis, ia tidak punya rencana lain selain meminta Hansung mengantarnya.

Soal wajah mereka, anggap saja sesuai dengan yang diomongin Hansung tadi. Taehyung gak mau capek-capek mikir, otaknya udah gemuk mempertahanin peringkat atas di sekolah.

Tapi sekarang dia bingung, kalo Hansung gak mau nganterin. Dia bakal gimana. Uang udah abis buat bayar rumah sakit, gantiin uang Dokter Woojin yang nalangin biaya resep obat awal. Walau dia gantiinnya lewat suster di depan. Seharusnya gak usah dia gantiin, Taehyung gak bodoh nangkep maksud kepedulian dokter Woojin, tapi dia ngerasa gak layak aja dengan satu alasan kuat, karena mereka gak kenal sama sekali.

"Pliss anterin gue. Gue gak punya kendaraan." Mata Taehyung sedikit berkaca, berpikir jikalau orang asing dengan muka yang sama persis sepertinya ini akan luluh.

Bukan Keluarga?! | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang