'11 - Hari Pertama

508 92 16
                                    

!drama !harshword !hanyafiksi

(11)

"Maafin Taehyung. Taehyung cuma bingung mau ngomongnya gimana." Iya, setidaknya Hansung harus ikutin apa yang jadi permainannya Taehyung untuk bebas pergi.

Emang agak janggal kalo keluarga Taehyung gak ikut campur tentang kepergian itu, berarti jawaban hanya satu. Jeon Taehyung berbohong ke seluruh keluarganya, berawal dari Seokjin.

Seolbin masih nangis, sesenggukan gak tahan. Sedang Doni udah ngedengus gak suka ngeliat istrinya seakan berlebihan, "Ngapain sih nangis-nangis. Orang anaknya juga udah pulang. Kayak Taehyung mau meninggal aja." ujarnya ketus.

Jujur, Hansung kaget. Sebab nada ramah tamah itu udah enggak ada lagi di Doni. Sosok Doni yang menyambutnya di kala Hansung bertamu bertimpang balik dengan sosok ayah bagi Taehyung.

Mereka berada di dapur, dengan posisi Hansung duduk di kursi yang emang mungkin satu-satunya. Seokjin dan Seolbin duduk di kursi kayu panjang deket lemari piring sedepanan sama meja kompor, sedang Doni jongkok di depan Hansung sebelahan sama kulkas.

"Kamu lagi." tunjuk Doni pada Hansung.

"Orang tua malah tau pas kamu udah pergi. Seharusnya kalo sakit lambung langsung ngomong biar bapak buatin jamu." ujar Doni, ngebuat Hansung ngangguk tanpa ngomong lagi.

"Habis duit berapa?" mata Hansung ngeliat ke atas, mikir nominal pas kalau operasi lambung.

Mungkin.

"3 jutaan masih lebih." katanya santai ngebuat Seolbin melotot sedang Doni menggeram marah.

"Uang dari mana. Bapak gak pernah ngasih sebanyak itu, kamu bilang selama ini gak ada uang pas bapak mau pinjem."

"Jadi uang tabungan Taehyung abis?" tanya Seolbin mendekat ngulurin tangan ngusap pipi Hansung.

Hansung manggut-manggut monyet aja, ke arah Seolbin ataupun Doni. Setidaknya dia paham bahwa uang begitu penting di rumah ini. Ah, ralat. Uang emang penting.

Sedetik kemudian muka Taeseok yang kayak orang mabok muncul, ketawa tiwi cengingisan ngeliatin Hansung yang dia sangka adalah adiknya.

Jelas Hansung kaget sebab selain Doni. Taeseok keliatan beda banget. Mata merah, rambut urakan dengan kekehan halus kayak ngejek tapi.

"Anak penyakitan gak tau malu." katanya ngebuat Hansung super shock. Hansung ngasih blankface ke arah Taeseok.

Taeseok ngehina Taehyung. Kalimat ini yang Hansung tangkep.

"Gak usah cari ribut. Abang tonjok kamu sekarang." sahut Seokjin dengan netra tajam menusuk raut muka bahagia Taeseok. Semalam Taeseok sukses membuatnya naik darah, dan hari ini adiknya masih tetap menantangnya.

Seokjin beranjak, mencium pucuk kepala Hansung setelah mengelus punggung tangan Seolbin menenangkan. Tanpa pamit undur diri dari dapur. Mungkin pergi sekedar mengecek persiapan acara mbak Jihyo.

Hansung gak kaget, sebab dia emang udah biasa ama skinship antar keluarga. Kepalanya dicium Joshua atau pun Woozi udah rutinitas banget karena emang Hansung bungsu jadi apa apa dimanjain mulu. Apalagi kalo Hansung dapet peringkat tinggi atau menang basket, itu mah pipinya udah habis. Dibela-belain keluarganya mampir ke Roma buat nontonin Hansung.

Tak lama Jungkook muncul nabrakin bahunya ke bahu Taeseok, membuat kakak keempatnya itu sedikit tersungkur namun tidak melawan. Dia undur diri kembali ke posisinya, nonton depan tv.

Jungkook masuk ke dapur ngambil susu pisang di kulkas dan gabung di tengah mereka tepatnya duduk sebelahan sama Doni.

Jungkook diem aja, mukanya gak peduli asik minumin susu pisang sambil natep Hansung yang dikiranya Taehyung.

Bukan Keluarga?! | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang