"Kok udah ilang? Dia bilang apa aja Jaem?" Han dan Hyunjin sama-sama kepo langsung mendekati Jaemin.
"Dia bilang...." Jaemin mulai menceritakan semua telepati nya dengan Sanha.
"Ahhh." Setelah mendengar semua yang Jaemin katakan, teman-temannya menghela nafas panjang.
"Gue nggak siap kalo kayak gitu. Gimana kalo kita balik aja?" Usul Soobin.
"Liat aja tuh, pintunya udah nutup. Mau balik lewat mana?" Sahut Seungmin.
"Lagian, kalo kita balik artinya kita nyerah dan lo nggak inget apa hukuman bagi player yang nyerah? Kita bakal tetep mati." Juyeon menambahi.
Soobin mengacak rambutnya frustasi. "Tapi seenggaknya kita mati bareng! Kalo gue yang mati duluan it's okay. tapi gimana kalo gue yang bakal liat satu persatu dari kalian mati? Lo kira gue sekuat itu buat kehilangan? Sekarang gue nggak tau gimana keadaan Sanha! Gimana kalo dia kenapa-napa?! Gimana kalo dia di sandera si GM itu?! Ck, Gue benci harus berurusan sama permainan bangsat ini!!!!"
Seungmin mendekat lalu mengusap punggung Soobin berusaha menyalurkan rasa tenang. "Gue yakin Sanha baik-baik aja. Lo tau kan dia suka ngandalin logika? Dia nggak akan mudah di sandera."
Soobin hanya diam dengan kepala yang tertunduk. Sebenarnya dia sudah menangis mengingat keadaan Sanha yang tertinggal sendirian. Bahkan dia tidak tahu dimana Sanha sekarang. Dan lagi, Soobin sudah membayangkan jika satu-persatu temannya gugur saat menyelesaikan setiap ronde.
Kenapa Soobin berfikir seperti itu? Karena Jaemin mengatakan jika Sanha palsu bilang mereka akan mati seiring berjalannya ronde. Anggota mereka akan terus berkurang hingga salah satu dari mereka akan selamat sampai ke final.
"Kalian masih nggak tenang?" Tanya Chan.
Mereka hanya diam, tidak tahu harus menjawab apa. Chan menghela nafas lalu menggenggam tangan Eric dan Jeongin.
"Gue yakin kita bakal selamat. Sanha palsu bilang kita bakal selamat kalo kita waspada kan? Sekarang logikanya aja. Disini ada Juyeon yang ingatannya tajem, Jaemin pendengaran tajem, Seungmin pengelihatan tajem, Lino kepekaan tinggi, Sunwoo, Yoshi dan felix pinter bukan main, Han, Changbin sama Hyunjin yang pinter ngecairin suasana, Eric dan Jeongin yang polos. Gue yakin polosnya mereka bakal berguna disini. Kita semua bakal bisa waspada dengan kelebihan itu semua. Sekarang kita fokus buat nyelesaiin permainan aja." Jelas Chan.
Soobin mengusap wajahnya yang sedikit basah lalu sedikit tertawa geli mengingat dirinya yang cengeng itu. "Oke! Gue pengen cepet nyelesaiin permainan ini. Kuy la! Cepetan jalan!" Ujarnya.
Chan tersenyum. "Tapi kita nggak tau mau kemana. GM belum kasih clue." Katanya.
"Kayaknya kita jalan aja terus dulu, pasti GM bakal kasih clue kalo kita udah sampe titik mulainya ronde baru." Ucap Felix yang di angguki semua teman-temannya.
•-[I N S D I O U S]-•
"Soobin mana sih!! Di telfon dari tadi nggak di angkat." Sanha mengetuk-ngetuk jarinya di layar hp sembari terus menggerutu tanpa henti.
"Duuhhh, mereka baik-baik aja nggak ya? Apa telfon yang lain aja?" Sanha kembali bermonolog.
Pemuda itu kembali fokus pada hpnya lalu segera menelfon teman-temannya namun hasilnya hp mereka tidak ada yang aktif. Hingga terakhir Sanha menelfon Jeongin tapi tidak di angkat.
"ASTAGA! BENER-BENER NIAT NGEPRANK GUE YA KALIAN?! BODO AH! TIDUR AJA!" Teriak Sanha frustasi.
"Sanha kenapa nak?!" Samar-samar Sanha mendengar teriakan ibunnya dari bawah. Lebih tepatnya di dapur.
"GAPAPA MA! NANTI KALO SOOBIN PULANG JANGAN DI BUKAIN PINTU YA! DIA BILANG MAU TIDUR DI LUAR!" Bohong Sanha yang kelewat jengkel karena merasa di kerjai teman-temannya.
•-[[Insidious || SKZ]]-•
{To be continued}
...>第六;keenam (mandarin)
KAMU SEDANG MEMBACA
Insidious || SKZ ☑
Fantasy[COMPLETED] "Cuma mau ngingetin aja, dunia ini penuh drama dan kebohongan. Maaf kalo ada yang ngerasa kena prank hihihi." ༶•♛ Stray Kids ♛•༶ ©jeoyshuzzo 【窝雅】 Start :: 23 sep 2020 End :: 7 okt 2020