第十

421 112 14
                                    

Disamping Chan yang sibuk menusuk dan memenggal kepala beberapa lawan, Jeno serta yang lain juga ikut melawan. Karena ketangkasan Jeno, ia bisa mengambil double stick lawannya dengan mudah.

Ia memberikannya pada Jaemin sebagai senjata pemuda itu lalu mencari target lain untuk mengambil senjata mereka.

Mereka semua mencoba menghabisi lawannya dengan bringas namun tidak dengan Felix. Pemuda itu malah termenung dengan tatapan kosong memperhatikan Lino dan semua temannya secara bergantian.

"Indah banget sih pemandangannya." Felix tersenyum getir tanpa memperdulikan teriakan teman-temannya.

"FELIX MINGGIR!!" Itu Haruto dengan suara beratnya.

Aneh sekali, mereka mencoba bergerak namun seperti ada yang menahan hingga tidak ada satupun dari mereka yang bergerak dan hanya bisa berteriak—menyuruh Felix untuk berlari.

Felix? Orang itu malah tersenyum pada temannya lalu memejamkan mata.

JRASSS

Lagi, benda tajam yang salah satu lawannya bawa berhasil menusuk dada bagian kiri Felix. Mereka kehilangan satu orang (lagi).

"Let's be fun in life, don't mind me guys." Ucap Felix masih dengan senyuman.

"Felix, tahan!" Ucap Yoshi sembari menekan bagian tubuh Felix yang tertusuk.

"Can you guys say to me one word? I'll heard that."

"Bangsat." Sahut Hyunjin sarkas.

Felix terkekeh. "See you in the next life, goodbye a world." Setelahnya, Felix kembali menutup mata dan ambruk kelantai.

"Ck, FUCKING BAD! MATI LO ANJING!!"  Teriak Hyunjin lalu menarik salah satu lawannya dan segera memukul lawannya dengan brutal.

Ia merebut parang itu lalu memenggal kepala sang lawan. Satu mati, Hyunjin beralih ke yang lain lalu dengan mudahnya memenggal kepala mereka satu persatu.

Semua temannya mengerjab takjub sekaligus ngeri. Seorang Hwang Hyunjin yang terbiasa menjahili kawannya dan selalu berlaga sexy mendadak bisa sebrutal ini?

"Are you okay?" Tanya Chan mengusap bahu Hyunjin yang bergerak naik turun menandakan pemuda itu sedang terengah-engah.

"More than okay." Jawabnya.

"Ayo kita pergi, tu dua bayi nggak sanggup disini kayaknya." Ucap Juyeon.

Chan mengangguk lalu mengajak Hyunjin pergi dari tempat penuh darah itu. Mereka terus melangkah tanpa arah dengan diiringi angin membuat suasana hening menjadi terasa lebih hening.

Tak ada yang membuka mulut selama perjalanan. Han dan Hyunjin yang biasanya akan mencairkan suasana hanya bungkam dengan langkah hampa. Andai ada Changbin, mungkin suasana tak sebeku ini. Namun malah Changbin yang pertama meninggalkan mereka.

"Ehm... Ayo bahas tentang siapa pelakunya." Usul Soobin yang—jujur saja, dia juga sedih akan semua ini. Namun Soobin juga tidak tahan dalam kekakuan diantara mereka.

•-[I N S I D I O U S]-•

"Kak, kok kita jalan terus sih? Ini mau kemana?" Sanha bertanya pada pria didepannya sembari menoleh kasana-kemari.

"Sebentar lagi sampai." Jawab pria itu.

"Uh, capek tau. Btw, lo tau tentang temen gue yang kena teror dan tau soal dimensi jebakan ini nggak?" Tanya Sanha lagi.

"Hm, aku tau tapi tidak terlalu paham. Tenanglah, temanmu pasti aman. Di surga mungkin." Sang pria mengecilkan suaranya di kalimat terakhir hingga Sanha sama sekali tidak mendengarnya.

"Kok lo bisa ada di dimensi ini?"

"Kamu lupa? Aku sudah menjadi roh, aku bisa kedimensi manapun."

Sanha tertawa kecil. "Apa mungkin karna lo genius? Jadi lo hantu genius. Mana sekarang ngomongnya formal banget lagi. Harusnya lo dipanggil Mr.Moonbin atau... Genius Moonbin. Tapi masa dari idup sampe mati kegeniusan lo nggak ilang-ilang sih kak." Ucap Sanha.

"Hm? Tentu saja tidak. Kamu pikir hanya manusia yang bisa genius? Kamu tidak sadar ya sedang berhadapan dengan hantu genius yang bisa mengirim pesan sekaligus menarik manusia ke dimensi lain?"

Sanha mengernyit. "Maksudnya?"

Pria-atau lebih tepatnya roh pria-bernama Moonbin itu tertawa. "Kupikir kamu pintar. Ternyata tak sepintar itu. Sini, aku akan mengatakannya."

Mereka berhenti dan sekarang berpindah posisi menjadi berhadapan.

"Aku adalah GM. Dan kamu benar, harusnya aku dipanggil Genius Moonbin. Apa kamu tidak sadar jika GM singkatan dari Genius Moonbin?" Ia tersenyum lebar hingga matanya membentuk sabit.

Sanha melangkah mundur dengan fikiran yang tidak bisa terkendali. Tubuhnya bergetar. Ia terlanjur panik hingga tidak tahu harus melakukan apa.

"Say goodbye to a world. Setelah ini temui temanmu disurga." Ucap Moonbin lalu menusuk dada Sanha berulang kali hingga Sanha tak lagi bernafas.








































































•-[[Insidious || SKZ]-••
{To be continued}
...

➷第十 ;kesepuluh (mandarin)

[Astro]
문빈

Insidious || SKZ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang