haechan tidak pernah merasa seterkejut itu selama hidupnya.
bagaimana mungkin nancy, gadis yang sangat dia sayangi itu membunuh sahabatnya sendiri?
"gak mungkin," lirih haechan.
nancy menghampiri haechan dan berdiri di hadapannya. "haechan? loh, kamu kenapa mukanya kaya kaget gitu?"
tanpa sadar, haechan memundurkan tubuhnya menjauhi nancy. gadis itu kebingungan. ada apa dengan pacarnya?
"haechan?" panggil nancy.
haechan menoleh ke arah shuhua yang terlihat sangat sedih. lalu, pemuda itu kembali menatap nancy.
"nan, gak mungkin kamu, kan?" tanya haechan dengan pelan.
"apanya?" nancy bertanya balik karena bingung. "kamu kenapa, haechan?"
haechan menggeleng-geleng frustrasi. dia menjambak rambutnya sendiri. sementara nancy panik melihat haechan yang bertingkah aneh.
"gak mungkin kamu kan, nan?" tanya haechan sambil mencengkram kedua bahu nancy. "jawab, nan!"
"aku gak paham ...." nancy meringis. "sakit, chan!"
haechan pun tersadar bahwa dia mencengkram bahu nancy terlalu kencang. haechan segera melepas tangannya dari bahu gadis itu. lalu, haechan berlari menjauh dari sana.
dengan pikiran kalut, haechan melangkahkan kakinya entah ke mana. dia mengabaikan seruan nancy yang memanggil namanya. sudah berapa kali haechan dihancurkan akhir-akhir ini?
dada haechan sesak, seolah paru-parunya diisi oleh rasa sakit yang dia dapat akhir-akhir ini. logika dan hatinya sedang berperang, membuat haechan tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
langkah haechan membawanya ke taman belakang sekolah. dia jatuh terduduk di sana. bahkan, kedua kaki dan tangannya gemetar. haechan ingin berteriak. namun, tenggorokannya bahkan tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali.
haechan tidak sehancur itu ketika mengetahui bahwa jeno dan lia yang membunuh shuhua. tapi nancy? haechan tidak ingin percaya. dia tidak ingin percaya gadis kesayangannya itu membunuh sahabatnya.
haechan mengenal nancy. gadis itu bahkan tidak tega membunuh semut di rotinya. bagaimana mungkin dia bisa membunuh manusia dengan cara sekeji itu?
pemuda itu tidak menyadari bahwa sedari tadi shuhua berada di belakangnya dan memperhatikannya. seperti angin, shuhua melesat ke sebelah haechan.
"maaf, chan," kata shuhua dengan pelan. "kalo tau reaksi lo bakal gini, harusnya gue rahasiain aja."
haechan menggelengkan kepalanya. "gue percaya kalo jeno dan lia yang bikin lo kaya gini. tapi gue gak percaya nancy ngelakuin itu. gue kenal nancy kaya gimana."
"atau mungkin lo sebenernya gak kenal sama dia," sahut shuhua.
haechan terdiam. benarkah bahwa sebenarnya haechan tidak mengenal bagaimana nancy? atau nancy yang membuatnya terlalu sayang pada gadis itu?
"gue perlu bukti," kata haechan pada akhirnya. "gue mau bukti kalo nancy yang ngelakuin ini semua."
"gue gak bisa ngebuktiin," kata shuhua. "tapi, hyunjin dan yeji bisa. mereka masih hidup."
haechan menghembuskan napasnya frustrasi. "kita gak tau kapan mereka berdua bakal sadar dari koma."
"lo tau kenapa mereka belum sadar juga?" tanya shuhua. haechan mengernyitkan keningnya menunggu jawaban. "karena jiwa mereka berdua terperangkap, chan."
"h-hah?" haechan merasa bodoh mendadak.
"mereka belum meninggal, makanya jiwa mereka diperangkap biar mereka gak bisa balik ke tubuh masing-masing," sambung shuhua.
"terus lo?" tanya haechan.
"gue udah meninggal," jawab shuhua. "gue gak bisa berbuat apa-apa buat ngebongkar rahasia mereka."
haechan terlihat berpikir sejenak. "terus, kita mesti gimana?"
shuhua menatap haechan lekat-lekat. "satu-satunya cara adalah ngembalikan jiwa mereka ke tubuh mereka lagi."
•••
aku update lagi hehe, mumpung ide masih ngalir dan praktikum belum mulai :") semoga bisa selesai sebelum tugasku numpuk :")
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] tenebris: trapped souls✔
Fanfictionbook 2 of: tenebris series ¢ ft. 00liners haechan tidak pernah menyangka bahwa kemampuannya melihat arwah bisa membuatnya dalam bahaya. ©-prdslith, 2020