haechan memutuskan untuk pergi ke rumah nancy setelah berlalu dari rumah shuhua. alasannya sih sederhana. haechan hanya merasa bersalah karena diam-diam ingin membantu shuhua, padahal nancy sudah melarangnya. dan juga, dia cuma ingin melihat pacarnya yang cantik itu.
rumah nancy tidak sebesar rumah shuhua. setibanya di depan halaman rumah nancy, pemuda itu turun dari sepeda motornya.
dari dalam rumah, nancy mendengar suara sepeda motor di depan. gadis itu melihat ke luar jendela. senyumnya mengembang ketika melihat bahwa haechan yang datang.
segera saja, nancy berlari keluar untuk menyambut haechan. pemuda itu terkekeh melihat nancy yang semangat akan kedatangan haechan.
"jangan lari-lari, sayang," kata haechan yang berdiri di teras rumah nancy.
nancy memeluk pemuda itu. "haechan! pas banget kamu dateng. aku lagi sendirian di rumah. sepi banget!"
"oh, kamu cuma butuh aku pas lagi kesepian doang, ya?" tanya haechan berpura-pura sebal.
nancy mendorong pelan tubuh haechan. "apaan, sih?" katanya sewot.
haechan tersenyum. "bercanda, elah. sekarang kamu mau ngapain?"
"jalan-jalan, yuk," ajak nancy. "hari ini kan malming. terus mama sama papa bakal pulang malem juga. ya, ya? please ...."
"oke, dandan yang cantik sana," kata haechan.
"yes!" seru nancy. gadis itu pun menarik haechan untuk masuk ke rumahnya. haechan disuruh duduk di sofa ruang tamu, sementara nancy mengganti pakaian dan berdandan sedikit.
beberapa saat kemudian, nancy selesai bersiap. dia menghampiri haechan yang masih duduk di sofa.
"tumben dandannya bentar," komentar haechan. "biasanya aku masih sempet umroh dulu nungguin kamu dandan."
nancy mencubit lengan kanan haechan. "lebay amat jadi cowok. ayo berangkat sekarang."
"siap, kanjeng ratu," kata haechan sambil terkekeh.
mereka memutuskan untuk malam mingguan di cafe. haechan menuruti semua permintaan nancy hari ini, agar menebus rasa bersalahnya. mereka berdua duduk berhadapan sambil menikmati minuman mereka. waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"--terus si felix malah kejengkang dari kursinya!" nancy bercerita kepada haechan, sedangkan pemuda itu tertawa menanggapinya.
tiba-tiba, ponsel haechan yang terletak di atas meja pun berbunyi. di layar tertulis panggilan dari shuhua. haechan sudah ingin menjawab panggilan tersebut, tetapi nancy mencegah tangannya.
"kenapa?" tanya haechan.
"shuhua ngapain nelepon kamu?" nancy bertanya balik.
"ya mana aku tau," jawab haechan.
"jangan diangkat," perintah nancy.
"tapi siapa tau penting, nan," kata haechan.
"sepenting apaan sih shuhua itu?" tanya nancy. "kamu itu lagi ngedate sama aku. jangan jawab telepon cewek lain."
dering dari ponsel haechan pun mati. namun, panggilan yang kedua kembali masuk.
"nan, apa salahnya aku jawab telepon shuhua?" haechan mencoba memberi pengertian. "siapa tau dia lagi butuh, kan?"
"kamu lebih mentingin shuhua, ya?" tanya nancy sinis. "oke, aku paham. jawab aja teleponnya."
nancy pun meraih tas kecilnya dan berdiri. gadis itu kemudian melangkah menuju keluar cafe. haechan menghembuskan napasnya kasar, lalu berlari mengejar nancy.
haechan meraih tangan nancy untuk mencegat gadis itu. angin berhembus menerbangkan helaian rambut nancy. gadis itu enggan menatap haechan.
"nancy," panggil haechan dengan lembut. "hey, tatap aku, dong."
dengan perasaan yang masih kesal, nancy mendongak untuk menatap haechan. "apa?"
"kamu kenapa sensitif banget sih masalah shuhua?" tanya haechan.
nancy mendengus. "aku sensitif juga bukan tanpa alasan, chan."
"terus alasannya apa?" tanya haechan lagi.
nancy mengalihkan pandangannya. "kamu tanya aja sendiri ke dia."
haechan seketika kebingungan. apa maksud nancy? haechan sama sekali tidak mengerti. ah, perempuan memang sangat sulit untuk dimengerti. haechan memutuskan untuk menyerah, daripada nancy semakin marah.
"yaudah, aku gak jawab teleponnya," kata haechan. "jangan marah lagi, ya?"
perlahan-lahan, nancy luluh mendengar nada lembut dari haechan. susah sekali untuk berlama-lama kesal kepada pemuda itu. haechan selalu mempunyai cara untuk membuatnya berhenti kesal.
nancy mengangguk pelan. haechan tersenyum, lalu memeluk tubuh gadis itu.
•••
dah dapet belom feelnya? konfliknya bakal makin muncul ya di part selanjutnya. untuk saat ini, itu dulu hehe. otakku lagi mumet bgt soalnya :")
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] tenebris: trapped souls✔
Fanficbook 2 of: tenebris series ¢ ft. 00liners haechan tidak pernah menyangka bahwa kemampuannya melihat arwah bisa membuatnya dalam bahaya. ©-prdslith, 2020