Bagian. 2 Awal

44 4 0
                                    

Tadi malam semesta juga telah membuat luka ingatan padanya. Diantara perdebatan itu, rintik hujan turun berperan mengisi suasana.

"Maaf, rasaku sudah hilang sekarang, aku harap kamu mengerti Will", satu kalimat terakhir yang menghujam hatinya.

Satu kalimat yang melontarkan beribu pertanyaan dalam pikirannya. Akhirnya perdebatan panjang itu sampai pada titik pemberhentian nya. Lelaki yang sampai detik ini mengisi ruang kosong dihatinya, kini memaksa pergi dari suatu tempat yang biasa ia sebut sebagai rumah. Setelah mengucapkan kalimat perpisahan, ia pergi begitu saja. Seperti pengontrak rumah yang memutuskan pergi bahkan sebelum kontrak itu habis. Ia terpaku sembari menatap punggung lelaki itu yang lama kelamaan semakin menjauh dan tak terlihat lagi. Begitu banyak kata-kata dalam pikiran, tapi tetap tak bisa ia lontarkan.

Sampai Detik IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang