Jungkook terperangah melihat kehadiran sesosok gadis kecil yang memiliki bola mata bersinar itu memanggil Lisa dengan sebutan Ibu. Apalagi mengingat usia Lisa yang masih sangat muda. Jungkook benar-benar tidak menyangka kalau gadis itu sudah memiliki seorang putri sebesar ini.
"Ibu.. Siapa Paman ini?" gadis berusia sekitar empat tahunan itu berujar gemas.
Lisa tersenyum kaku, sesekali melirik pada Jungkook, kemudian menjawab, "Paman ini adalah--"
"Aku adalah temannya Ibumu." Jungkook tiba-tiba berujar. Senyumnya tertarik hingga mencapai mata. "Siapa namamu, gadis manis?"
Anak itu terlihat sedikit takut dan malu-malu. Ia menggenggam tangan Lisa erat-erat. "Namaku Aera.."
"Wah, namanya cantik sekali." Jungkook merendahkan tubuhnya, berusaha menjangkau Aera lebih dekat lagi. Entah mengapa, seperti ada sebuah tarikan dari dalam hatinya untuk terus melangkah maju. Ia lalu mengeluarkan sebuah permen lolipop dari dalam sakunya (yang memang selalu ia sediakan untuk membantu mengurangi rokok). "Mau permen?"
Aera lalu mendongak untuk menatap sang Ibu, yang kemudian dibalas oleh senyuman dan juga anggukan pelan dari perempuan itu. "Mau.." tangan mungilnya lantas terulur, meraih benda manis rasa susu strawberry tersebut. "Terima kasih, Paman.."
Ada secuil rasa bahagia ketika Jungkook menangkap raut wajah berseri yang ditunjukkan Aera hanya karena mendapatkan sebuah permen. "Aera suka?"
Gadis kecil itu menunjukkan gummy smile yang begitu menggemaskan, mirip seperti Lisa yang pernah Jungkook perhatikan ketika sedang bersenda-gurau bersama karyawan yang lain. "Suka. Tapi Ibu bilang, tidak boleh makan permen banyak-banyak. Nanti diserang monster perusak gigi."
Lisa tersenyum kaku sekaligus malu karena putrinya berucap terlalu jujur, sementara Jungkook hanya terkekeh pelan dibuatnya. "Tidak apa-apa sesekali makan permen. Tapi harus rajin menyikat gigi setelahnya. Besok Paman bawakan lagi, ya.." ucap si pria.
"Yeay~ asik!" Aera berucap antusias. "Terima kasih, Paman!"
Jungkook mengangguk dan tersenyum manis disana.
"Sajangnim, apa kau ingin masuk dulu? Hujannya mulai deras lagi. Akan sangat berbahaya jika kau menyetir dalam cuaca seperti ini." ucap Lisa.
Tanpa banyak berpikir, Jungkook segera mengangguk menyetujui. Rasanya, mendadak ia ingin melihat Aera lebih lama lagi. "Baiklah."
Ketiganya lantas masuk ke dalam ruang apartemen. Luasnya memang tidak seberapa. Hanya ada ruang tamu, dapur dengan meja makan yang hanya memuat sampai tiga orang, toilet, serta satu kamar tidur. Di dindingnya terdapat sebuah jam berbentuk persegi, beserta banyak sekali gambar maupun sketsa yang dibuat diatas kertas dan pensil, kemudian ditempel dengan lakban. Namun kendati begitu, apartemen ini benar-benar tertata rapih dan nyaman untuk ditinggali.
"Silakan duduk, Sajangnim." Lisa mempersilakan Jungkook untuk duduk disatu-satunya sofa panjang yang berada diapartemen ini. "Aku akan berganti baju, kemudian membuatkan teh jahe untukmu."
Pria itu lalu mengangguk dan menuruti perkataan Lisa.
Tapi sebelum itu, Aera sudah menahannya lebih dulu. "Paman, Paman~" ia menggamit tangan Jungkook, dan menggoyangkannya dengan gembira. Sepertinya gadis itu sudah bisa menerima kehadiran pria tersebut. "Aku yang membuat semua gambar itu, lho!"
"Oh, benarkah?" Jungkook terkesiap. Semua gambar yang hanya diwarnai dengan pensil warna ataupun krayon itu seperti bukan dihasilkan dari sepasang tangan milik seorang gadis kecil, sebab terlihat sangat indah. Benar-benar luar biasa.
Namun Aera mengangguk pasti. "Iya. Aku sangat bosan saat menunggu Ibu pulang. Jadi aku hanya bisa membuat gambar, kemudian mewarnainya sendiri."
Jungkook benar-benar dibuat kagum oleh kemampuan Aera. Ada perasaan aneh yang mengendap disudut hati Jungkook ketika memerhatikan gadis kecil ini, tapi ia benar-benar tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikannya.
"Aera-ya.. Kau harus tidur, sayang. Sudah malam. Permennya dimakan besok saja, ya?" Lisa datang dengan membawa dua cangkir teh jahe beserta setoples kue kismis.
Aera menurut. Ia segera mengecup pipi sang Ibu, sebelum akhirnya berlalu memasuki kamar. Itu benar-benar salah satu interaksi termanis yang pernah Jungkook saksikan, dan mampu membuat pria itu tersenyum tanpa sadar.
Kini hanya tersisa Lisa, Jungkook beserta kecanggungan diruangan itu. Suara derasnya hujan dan denting jarum jam tidak termasuk hitungan, sebab mereka berdua sama sekali tidak memedulikan hal tersebut.
"Dimana... suamimu?" Jungkook cukup ragu ketika menanyakannya. Hanya saja, semua itu benar-benar luluh-lantak dan kalah telak dengan rasa penasarannya terhadap sosok gadis Hwang tersebut.
Lisa lalu menggeleng pelan. "Aku belum menikah, Sajangnim.."
Ah, Jungkook mengerti. Mungkin saja Lisa pernah berkencan dengan Ayah Aera, kemudian hubungan itu kandas sebelum mereka sampai pada tahap pernikahan. Sebenarnya, hal seperti itu memang kerap terjadi. Jungkook sudah tidak terkejut lagi.
"Usiamu baru menginjak angka dua puluh, 'kan?"
"Iya.."
"Kau melahirkan diusia yang sangat muda dan menjadi Ibu muda yang hebat. Aku benar-benar salut padamu."
Lisa tersenyum tipis mendengar pernyataan Jungkook. Namun sesuatu yang membuat pria itu terkejut adalah ketika Lisa mulai menatapnya dengan bola mata yang memancarkan kebahagiaan, sekaligus luka dan kemarahan yang selama ini hanya bisa dipendam didalam dada. Terutama ketika gadis itu mulai berucap getir, "Aku hamil karena... diperkosa."
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
summer light | lizkook✔
Fanfic[M] Hanya sepenggal kisah tentang Jeon Jungkook yang tak pernah menyangka kalau ternyata dirinya sudah berstatus menjadi seorang Ayah. Started : 250920 Finish : 301120