Daegu, 1 September 2015
Mingyu baru saja membakar ujung rokoknya dengan pemantik, menghasilkan kepulan asap yang segera berbaur dengan udara hanya dalam waktu sepersekian detik saja. Ia menumpukan tangan pada jendela mobilnya yang terbuka lebar. Sesungguhnya ia tak memiliki tujuan khusus dengan memberhentikan kendaraannya ditepi jalan yang sepi ini. Ia hanya ingin mencari udara segar kendati waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Mingyu beserta dua orang temannya memang berniat berlibur didesa ini. Mereka menyewa sebuah villa yang berada tak jauh dari lokasinya saat ini.
Kalau dilihat dari sorot matanya, Mingyu terlihat sudah setengah mabuk meskipun masih memiliki kesadaran tinggi untuk mengendarai mobilnya dengan baik. Maka senyuman evil yang ia tunjukkan sekarang tak lain dilatarbelakangi oleh presensi seorang gadis muda yang berjalan sendirian diatas trotoar, masih menggunakan seragam sekolah menengah atas karena kemungkinan baru menyelesaikan les tambahan.
Mingyu segera membuka pintu mobilnya. Ia melempar rokoknya yang masih tersisa setengah dan menginjaknya dengan alas sepatu sampai bara apinya mati. Entah mengapa, ia terlihat begitu tertarik pada gadis itu.
Ya, gadis tersebut adalah Lalisa Hwang, yang kini tengah memasang raut wajah gelisah dan cemas tatkala melihat sesosok pemuda tinggi yang menatapnya dengan liar. Gadis itu berusaha mengabaikannya. Ia menggenggam tali tasnya erat-erat dan membuang pandangan, mencoba tidak peduli seraya meneruskan langkah sebelum Mingyu menarik tangannya dengan kurang ajar.
"Lepaskan!" Lisa berseru keras. Desa ini memang memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dibanding desa lainnya. Jarak rumah antar warga juga cukup berjauhan. Bahkan dipukul sepuluh ini, hanya ada satu atau dua kendaraan yang melewati jalan raya.
"Hei, lepaskan aku! Tolooonnnggg!!!" Tenaga Mingyu terlampau besar walaupun Lisa terus memberontak dan meminta untuk dilepaskan. Pemuda itu berhasil membawa Lisa masuk ke dalam mobil dan mengikat tangannya dengan dasi yang ia simpan didalam dashboard.
"Lepaskan aku.. Kumohon.." Lisa berujar sendu, penuh permohonan. Ia ketakutan. Jantungnya berdegup kencang. Ia takut kalau hidupnya akan berakhir malam ini. Ia bahkan menggeleng kuat-kuat sembari menitikkan air mata ketika Mingyu membuka paksa mulutnya, untuk kemudian dicekoki dengan minuman keras berkadar alkohol yang cukup tinggi.
Lisa berusaha menolaknya. Ia memuntahkan serta menyemburkan minuman itu, namun Mingyu menamparnya dengan keras dan menarik rambutnya dengan kasar. Sakit sekali. Kepalanya benar-benar pusing.
"Iya, bagus. Telan. Telan yang banyak, gadis manis." Mingyu tersenyum asimetris. Ia mencengkram kedua pipi Lisa dan terus menuangkan minuman itu ke dalam mulutnya.
Air mata Lisa membanjir. Dadanya terasa sesak. Ujung bibirnya cukup pedih karena terluka akibat tamparan itu. Tak ada yang bisa menolongnya. Tubuhnya bergetar hebat dalam kubangan pilu dan rasa takut yang begitu mencekik. Baju seragamnya bahkan sudah basah terkena tumpahan alkohol.
KAMU SEDANG MEMBACA
summer light | lizkook✔
Fanfic[M] Hanya sepenggal kisah tentang Jeon Jungkook yang tak pernah menyangka kalau ternyata dirinya sudah berstatus menjadi seorang Ayah. Started : 250920 Finish : 301120