Sudah lebih dari dua minggu Jungkook tidak bisa tidur nyenyak, dan sudah selama itu pula dirinya tidak datang mengunjungi cabang restoran miliknya yang berada di Seoul (dimana Lisa bekerja).
Kendati tubuhnya terasa begitu lelah dan mengantuk, namun isi kepalanya seakan terus diaduk hingga membuatnya tak bisa berhenti untuk berpikir keras. Tentu perasaan bersalah itu masih kerap menghantuinya. Bahkan sampai detik ini, dirinya sama sekali tidak tahu harus mengambil tindakan yang seperti apa untuk Lisa dan Aera.
Seharusnya memang tidak sesulit ini. Jungkook hanya perlu mematikan hatinya dan berpura-pura tidak tahu mengenai kejadian itu, atau mengakui segalanya dan memberikan biaya kompensasi seperti apa yang dikatakan oleh Mingyu.
Namun titik krusial hatinya seolah memberontak keras-keras. Jungkook menginginkan Aera. Ia sama sekali tidak bisa hidup tenang karena dihantui oleh perasaan bersalah terhadap gadis kecil itu beserta Ibunya.
Pria tersebut kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan mematut diri dihadapan cermin kamar mandi. Presensinya sungguh mengerikan. Lihat saja bagaimana guratan frustasi beserta kantung hitam dibawah matanya itu.
Untuk sejenak, dirinya menarik napas pelan. Hidup harus tetap berjalan, bagaimana pun caranya. Jadi hari ini, setelah mandi dan berpakaian rapih--pria itu melajukan mobilnya menuju cabang restoran yang berada di Seoul.
Tak banyak yang berubah meskipun sudah terhitung selama empat belas hari Jungkook tidak menginjakkan kaki ditempat ini. Seluruh pegawainya segera menyambut dan membungkuk hormat padanya, termasuk Lisa.
Jungkook hanya berlalu masuk ke dalam ruangannya dengan seulas senyum tipis. Melihat sosok gadis itu benar-benar membuat hatinya kembali diporak-porandakan. Rasanya untuk saat ini, dirinya belum bisa berada didekat gadis itu lebih lama.
Tapi sepertinya Tuhan memang ingin sedikit mempermainkannya. Tak lama setelah Jungkook mendudukkan diri diatas kursi kerjanya, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk dan segera menampilkan presensi Lisa sembari membawa secangkir kopi diatas nampannya.
"Permisi, Sajangnim." gadis itu tersenyum manis. Iya, sebuah senyuman yang dahulu sempat Jungkook lenyapkan dari wajah cantik tersebut. "Silakan diminum kopinya."
Hal semacam ini memang sudah menjadi rutinitas apabila sang Tuan datang berkunjung. Para pegawainya akan dengan sigap menyediakan secangkir kopi hangat untuknya. Namun Jungkook tak pernah mengira kalau Lisa yang akan mengantarkannya hari ini.
"Y-ya, terima kasih."
Bukannya segera melangkah keluar, Lisa justru malah terdiam sejenak sembari memeluk nampannya. Dahinya mengerut tatkala memerhatikan raut wajah Jungkook dengan seksama. "Wajahmu terlihat pucat. Apa kau sedang sakit, Sajangnim?"
"T-tidak.."
"Apa perlu aku panggilkan dokter?"
"Tidak.."
KAMU SEDANG MEMBACA
summer light | lizkook✔
Fanfiction[M] Hanya sepenggal kisah tentang Jeon Jungkook yang tak pernah menyangka kalau ternyata dirinya sudah berstatus menjadi seorang Ayah. Started : 250920 Finish : 301120