L O V E I S A T R O U B L E D C H A I N : 10

23 6 5
                                    

'
Tuhan baik, Manusia berusaha semaksimal mungkin. Manusia yang lain mengkritik dan mencaci maki, Siapapun tidak tahu jika besok yang dicaci justru bisa membantu yang mencaci bukan? Oke, Ayo Deval buktikan.
'




"

Selamat Ulang Tahun." ucap seseorang yang berdiri didekat Jendela Kelas Azura detik itu juga.

Suaranya terdengar lirih seperti bisikan namun masih bisa Azura dengar cukup baik.

"Mungkin sekarang gue ngucapin hal sepele ini sebagai Kakak Kelas lo." sambungnya lagi.

Masih dengan menggigit bibir bawahnya Azura menundukan kepalanya.

"Gue usahain Tahun besok jadi Ulang Tahun terbaik yang pernah lo rayain seumur hidup lo ya. Gue pergi dulu."

'Sialan!' Azura mengumpat dalam hati.

Wajahnya benar-benar memerah karena malu bukan main, telinganya juga.

"Ra!" panggil teman satu Kelas dengan Azura yang berusaha memanggilnya dari lamunannya.

"Jadi gimana, Kita bisa kan Ngerjain Tugas di Rumah lo aja. Soalnya rumah lo lebih deket dari semua Transportasi Umum, berhubung gak semuanya punya Motor ada yang bisa pulang naik Bus."

"Aro bilang deket rumah lo ada Halte." sambung laki-laki yang duduk disampingnya lagi.

"Gak papa kok, gue setuju-setuju aja. Dan berhubung Rumah gue yang lebih gampang buat pulang sewaktu-waktu Kalian pulang telat, gue ada Supir buat nganter Kalian jadi buat yang berangkat sekolah gak bawa Kendaraan Supir dirumah gue bisa anterin Kalian satu-satu." jawab Azura dengan sedikit santai, dengan membelakangkan poni Rambutnya Azura sedikit berkipas tangan untuk menghilangkan merah diwajahnya yang masih belum hilang.

"Lo kenapa? Muka lo merah." tanya temannya lagi, Azura hanya mengipas-kipas wajahnya dengan kedua tangannya.

"Gue gerah duduk keliling kaya gini." jawab Azura sekenanya.

"Kita udah selesai bahas Mentahan Tugas kan, gue mau keluar. Jam istirahat dikit lagi, gue mau ke Kamar Mandi sekalian ke Kantin." sambung lagi dengan wajah kelewatan santai tidak bersalah.

Teman laki-laki yang lain yang duduk disebelah yang lain justru memukul Kepala Azura dengan buku tulisnya.

"Sialan! Lo keluar gak pernah ngajak-ngajak Kita, dan gue juga baru sadar kalo kelicikan lo selalu keluar sebelum Jam istirahat itu cuma biar dapet tempat duduk di Kantin karena males ngantri desek-desekan." ucap temannya tadi, Azura tersenyum sedikit cerah. Warna merah diwajahnya sudah menghilang, Azura menengadahkan wajahnya menyombongkan dirinya membalas ucapan teman-temanya.

"Gue bisa kali ke Kamar Mandi sendirian, lagipula kenapa Kalian ngarep banget gue ajak. Ya kali Izin Keluar bareng-bareng. Itu mah namanya kabur bukan Izin." gerutu Azura yang dibalas memutarkan bola matanya malas.

"Lo sering lolos karena lo Adik-nya Ketua Osis, kalo gue atau Gio gue yakin pasti udah kena seret Aro. Apalagi Kak Adnan akhir-akhir ini sering mantau Kamar Mandi Anak Cowok, bakal tamat gue sama Kakak Kelas pasti." Azura tersenyum tpis, dia mulai canggung sekarang.

Benar, Aro memang cukup berpengaruh untuk Azura ternyata. Tapi, sayang sekali Azura tidak menyadarinya.

"Bener-bener, tapi di Sekolah ini yang bisa jinakin Kak Deval ya cuma Kak Adnan. Padahal mau Kak Adnan ataupun Kak Deval mereka berdua sama-sama serem. Mata Kak Deval sama Kak Adnan kalo lagi main Basket aja udah kaya orang yang bener-bener Benci sama Bola, semuanya di Drible." Gea menimpali Kiano yang mengeluarkan unek-unek dihatinya.

Cinta Adalah Rantai Masalah  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang