Judul lagu mulmed :
Ost. Kdrama Designated Survivor various artist : Agony for Piano.
.
.
Huhuhu mian saya berusaha upload semuanya kemarin, apa daya sedang ada banyak urusan di dunia nyata dan tak bisa ditunda 🙈🙈🙈🙏
.
Daaannn....Kdrama Stranger2 tamat sudah. Antara bahagia skaligus sedih karena berpisah dengan drama yang sudah saya tunggu2 sejak 3 tahun lamanya. But,don't worry, there will be season 3 🤣. And absolutely this will be one of my favorite kdrama ever in 2020. Terus kenapa saya malah jadi ngomongin kdramanya. Btw, kalau mau baca review2 kdrama atau film, bisa mampir ke Instagram saya ya teman2: Parameswari_Prima "Eaaa promosi ahahahahah" mari kita berteman juga di sana. Saya rajin upload review, film, buku, serial. Mau asia atau barat.
.
Dan...tanpa banyak kata lagi, selamat membaca.
.
Part ini kemungkinan bakal mengalami editan lagi nanti. Atau lebih tepatnya cerita ini bakal terus saya edit ulang untuk meminimalisir plot hole. Jika kalian menemukan hal aneh dari cerita ini bisa langsung dm saya di inbox ga papa. Tenang, nggak akan saya gigit kok xD. Saya malah suka diberi kritikan membangun.
.
Sekali lagi. Selamat membaca semuanya. This is the last part from this book. Exclude Epilog dan Preview.
Epilog dan Preview akan menyusul nanti,💖💖💖💖Mohon maaf jika cerita ini masih banyak kurangnya.
Warm & Regards.
Happy Monday all💜💜💜
*****************************"Semua jiwa yang tersesat, sesungguhnya ingin diselamatkan"
- Neil Gaiman-
💖Segalanya berlalu begitu cepat bagi Dirga.
Dia, bersama Ayahnya dan tim cadangan berhasil melihat sosok Adeq Tahir dari kejauhan. Memakai hoodie hitam dan tengah berlari secepat kilat dalam pekatnya malam di dalam hutan pinus. Lalu menghilang lagi tanpa jejak.
Dirga yang memang paling unggul di Akademi dengan nilai pelacakan paling tinggi, dengan mudah berhasil mengikuti jejak Adeq melalui bekas sepatunya serta bekas ranting atau daun yang terinjak.
“ Lewat sini!” teriak Dirga.
Memandu semua orang.
Kemudian, setelah bermenit-menit lamanya mereka terus mendaki jalanan sempit dan menikung yang cukup curam, akhirnya tiba juga disebuah area terbuka. Dengan rumput serta pepohonan lebih rendah.Dirga menatap Ayahnya juga tim cadangan serta pendaki. "Kalian tunggu aba-aba dariku. Tetap disini. Jangan bertindak gegabah.
"Aku akan menunggumu dari sisi lain" Argantara menunjuk arah timur. "Untuk berjaga-jaga saja"
Dirga mengangguk. "Hati-hati,
Saat itulah. Dirga bisa melihatnya.
Adeq Thahir berdiri di tepian tebing dalam posisi menyamping, memunggunginya.
Dari tempatnya berdiri sekarang Dirga bisa melihatnya.
Tubuhnya berdiri tegak. Dagunya terangkat ke atas. Sepasang bola matanya bersinar terang. Menatap jauh pada kegelapan tak berujung di hadapannya.
Sejujurnya pria itu terlihat tangguh saat ini. Membiarkan angin kencang menampar badannya. Sesekali ia memejamkan sepasang netranya, tampak menikmati udara dingin di atas puncak bukit yang sudah mulai menggigiti tulangnya dari bawah kaki sejak tadi.
Namun jantung Dirga terpompa begitu cepat. Setiap kali melihat kaki Adeq yang bergoyang kala angin kencang menamparnya. Ia sangat takut, kalau-kalau pria itu akan terjun dari sisi tebing dengan mudahnya karena udara. Terlebih, Adeq sendiri juga tak keberatan.
“Kupikir kamu akan memahami perasaanku. Saat kamu kehilangan Ibumu dengan cara tidak adil di malam itu” Adeq akhirnya bersuara.
Memutar badan. Hingga mereka bisa saling berhadapan.
Dirga memberanikan diri untuk melangkah. Setapak demi setapak.
“Saya bisa sangat memahami perasaan anda. Kehilangan seorang yang amat berharga dengan cara seperti itu. Percayalah, saya pernah merasakan kemarahan serupa” suara Dirga terdengar bersungguh-sungguh.
Maju selangkah lagi.
Adeq tersenyum. Air mukanya adalah perpaduan antara kepahitan juga ketenangan.
“Tapi pada akhirnya kamu memilih jalan berbeda bukan?” tanya Adeq.
“Anda masih bisa melakukan hal itu. Oleh sebab itu, saya mohon” Dirga sudah mulai dekat.
Adeq menggelengkan kepalanya. “Sudah tak ada jalan untuk kembali. Aku akan membuat pengakuanku sekarang. Jadi dengarkan baik-baik. Delapan tahun lalu, pihak KT Group cabang yang saat itu dipimpin Sam Tanjaya sebagai Leader untuk tim proyek telah melakukan serangkaian tindakan keji. Menyabotase beberapa lokasi strategis yang saat itu masih berupa pasar tradisional atau pemukiman penduduk kelas bawah. Membuat sebuah kejadian seakan-akan bencana kecelakaan biasa. Sam tidak sendiri. Ada Armat Atala, Maffud Jaya yang membantunya dari segi hukum. Thomas Anggara dan Adi Sudrajat dari isu media. Serta Stefanus Harijaya dan Taufik Rahman, para eksekutornya. Kedua orang terakhir juga terlibat dalam kematian dua orang selain para korban kebakara di Pasar S. Secara langsung. Yaitu owner sebuah bank. Serta seorang ibu rumah tangga. Semua bukti pengakuan mereka ada di dalam kotak box, ruang rahasia, dibawah dapur, lantai rumahku. Disana kalian akan menemukan semuanya. Karena sebelum kematian mereka semua, kecuali Sam Tanjaya, aku telah merekam segalanya”
Dirga mendelik. Tampak tidak percaya.
“Benar. Akulah orang yang ditemui oleh mereka, secara rahasia”
Mendadak. Panggilan di ear pierce Dirga berbunyi.
“Hasil autopsi terbaru Taufik Rahman sudah keluar. Dna lain di dalam tubuh pria itu adalah milik Adeq Tahir!” suara Ikang bergema.
Dirga segera mematikan ear piercenya. Kembali menatap Adeq. Yang seakan sudah memahami situasinya.
“Anda yang telah memanggil Ayahku keluar dari persembunyiannya bukan? Juga memo di dalam gitar tersebut?”
Adeq mengangguk. Membenarkan ucapan Dirga.
“Kalau begitu kenapa anda melakukan semua ini. Sesungguhnya anda bisa meminta bantuan kami? Kenapa? Anda adalah korban disini, tapi sekarang anda menjadi pelaku” suara Dirga sarat akan kesedihan.
Adeq mencoba tersenyum sekarang.
“Karena aku merasa bersalah padamu dan Ayahmu. Kalau saja tidak kuminta Ayahmu menyelidiki, maka Ibumu tak akan menjadi korban. Juga Pangabian Sakti serta putranya. Hidup orang lain lagi juga hancur karena hal itu. Ini sebabnya aku mengumpulkan kalian semua. Yang terkait dengan seluruh kasus ini. Agar bersama-sama kalian bisa melihat kenyataan lain dibaliknya. Dan jika aku memilih Beatrice Iskandar serta Adrian Javas. Mungkin, karena sejak awal aku tahu, mereka akan berjuang hingga titik penghabisan untuk membongkar kebenarannya. Sejujurnya aku jadi bertanya-tanya, kalau mereka muncul lebih awal atau aku kenal mereka lebih dulu saat itu. Apa situasinya akan berubah?” ia tertawa geli.
“Jadi anda juga memilih Kanit?”
Adeq tersenyum. “Ya dan tidak. Keberadaannya di cabang Provinsi saat ini adalah takdir bukan?”
“Kalau begitu kenapa anda tetap melakukan pembunuhan itu?”
“Meski segalanya terbongkar, apa mereka akan mendapat hukuman setimpal? Jawabannya adalah tidak”
“Jadi ini semua adalah pesan?! Pesan dari anda untuk orang-orang seperti mereka? Juga dunia?”
Adeq mengangguk. “Benar. Agar dunia yang bobrok dan hancur ini bisa mendengarkan kisahku, juga Mila. Agar tak ada lagi orang-orang seperti kami. Yang katanya mampu untuk berbicara, namun lidah kami dipotong setelahnya” ucapnya. Sorotnya begitu menyedihkan.
Dirga menggelengkan kepala. Tanda tak setuju. “Tidak anda salah besar. Masih ada cahaya dalam kehidupan gelap yang sangat mengerikan ini. Itu sebabnya anda memilih kami. ITU SEBABNYA ANDA MEMANGGIL AYAH SAYA. KARENA JAUH DALAM LUBUK HATI, ANDA INGIN DISELAMATKAN!!” Dirga berteriak emosional. Air matanya mulai berlinang.
Dan Adeq. Sedikit kaget mendengar kebenaran dalam ucapan jujur pemuda dihadapannya itu.
“Masih ada kesempatan” bisik Dirga lirih. Berjalan semakin mendekat ke tempat Adeq. “Kumohon. Anda sudah memilih saya bukan, jadi tolong, izinkan saya, kami, membantu anda” menjulurkan tangannya ke depan.
Adeq menggeleng. Dia sedikit melangkah mundur. Membuat Dirga mengernyitkan dahi. Ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED STORY] The Truth Desire : #02. BII Series.
Mystery / ThrillerSEKUEL THE DARK DESIRE : Kinara 'Ara' Hartono. 21.Agen muda Badan Intelijen Indonesia yang memiliki senyum cantik dan secerah matahari. Bertekad menjadi penegak keadilan agar tak ada lagi orang-orang yang merasakan sakit akibat kehilangan orang terc...