Judul multimedia : Various Artist Kdrama Criminal Mind : Decision.
.
And this is the last part I upload today.
Happy reading all.*******************************
Dari luar tak ada yang spesial dari kediaman Armat Atala. Jenis hunian modern minimalis dua lantai didominasi warna putih gading dan pagar hitam besi melingkari, sama seperti kebanyakan rumah lain di sepanjang area tersebut.
Menurut menurut informasi dari Ikang, Armat baru membeli rumah tersebut 4 tahun lalu, dihari sama saat anaknya divonis terkena kanker. Mereka pindah dari rumah peninggalan Ayah Armat dan sekarang tempat tinggal lamanya dikontrakkan.
Ara mengamati dari dalam sedan milik Beatrice. Ia berkendara berdua saja dengan Kanit tersebut, sementara para pria berada dalam kendaraan mini van putih lain milik kantor dan diparkir tak jauh dari ujung gang.
Ara dan Beatrice sengaja menunggu sementara para pria dalam tim bergerak lebih dulu.
“Kurasa dia tak ada di rumah” kata Ara.
Beatrice mengetuk-ngetukkan jemarinya diatas setir. Ear pierce menyala.
“Sepertinya harus kita buka paksa” suara Guntur terdengar dari saluran utama.
Beatrice bergegas membuka sabuk pengamannya. “Ayo” katanya pada Ara. Dan dua Agen perempuan itu turun bersamaan sudah memakai rompi anti peluru diluar pakaian.
“Tidak ada tanda-tanda keberadaan manusia” kata Dirga.
Beatrice melirik sekilas melalui celah pagar. Ada kendaraan Armat yang tertangkap kamera perekam di kolam pemancingan, terpakir dalam sana. Perasaan tak enak yang tidak asing mulai menggelayutinya.
“ Dobrak!” perintah si Kanit.
Guntur memberi isyarat pada tim bantuan untuk melakukan pekerjaan mereka. Tak butuh waktu lama hingga pagar membuka.
Guntur bergerak maju, diikuti Dirga dan Ara. Kedua Agen muda tersebut mencabut karabin mereka seraya mengacungkan selaras dengan kepala. Si Kapten menyentuh gagang pintu ganda berwarna emas, sekali dorong dan daunnya langsung tertarik membuka.
Guntur menoleh, menatap anggota tim lain yang sama kagetnya.
“Agen Dirga, sama saya dan tim bantuan ke lantai dua. Agen Ara menemani Kanit” perintah si Kapten.
Ara dan Dirga mengangguk.
Suasana dalam rumah tersebut cukup gelap. Dirga yang berada tepat dibelakang Kaptennya menyalakan senter dan bersama tim lain bergegas menyusup masuk.Ara dan Beatrice menjelajahi ruang tamu lalu ruang keluarga. Keduanya seketika menyadari keanehan.
“Diam di tempat!” perintah Beatrice pada Ara.
Gadis itu seketika mematung ditempat. Kemudian menyadari sesuatu.
Ruang keluarga begitu berantakan.
Beatrice bergegas menekan saklar, lampu menyala. Dan....
Ada darah.
Begitu banyak.
Tergenang dari ruang keluarga.
Beatrice dan Ara mengikuti jejak bekas jejak cairan kental merah itu, hingga membawa mereka memasuki bagian rumah lebih dalam.
Samar-samar Ara mendengarkan bunyi tetesan air mengalir. Jantung dalam rongganya terpompa cepat.
Gadis itu mengikuti insting. Ia berlari menuju bagian samping kiri rumah, tampak ada taman kecil disana. Menggeser pintu kacanya, sepasang pupil gelap perempuan itu melebar saat melihat pemandangan di hadapannya.
“ Disini! Taman samping!” teriak Ara melalui ear pierce.
Gadis berlari ke tempat tubuh seorang laki-laki digeletakkan begitu saja diatas rumput teki yang tertata rapi.Ia mengeluarkan sarung tangan lateks dari dalam saku mantelnya lalu berlutut disamping sosok berkemeja hitam lengan pendek tersebut. Dengan perlahan ia mencoba menarik tubuhnya hingga terlentang dan.
Itu Armat Atala.
Saat Beatrice datang, Ara mendongak, sepasang bulu mata lentik lebatnya mengerjap cepat. “Sudah terlambat” bisiknya lirih.
Beatrice menatap nanar pada jasad si Jaksa, kini sudah mulai membiru. Sepasang netra korban terbuka lebar. Air muka Armat Atala menatap ngeri pada sesuatu. Seakan korban tersebut ingin menjerit pada sosok malaikat kematian yang datang, dan ia tahu akan segera mencabut nyawanya.
Kanit itu berjongkok di sebrang Ara. Memeriksa secara detail tubuh korban. Ada bekas cekikan terlihat jelas pada lehernya. Tiga jari kanan dan dua jari kirinya dipotong juga. Banyak bekas memar dan bengkak ditemukan pada wajahnya. Serta sejauh mata memandang, Beatrice bisa melihat bekas perlawanan kuat dari korban sebelum akhirnya meregang nyawa.
Ara berdiri. Menghubungi Departemen Forensik yang nomornya sudah ia simpan sejak semalam. Tim cadangan mulai mengerubungi dari luar.
Beatrice lalu melihat sesuatu, tampak sedikit menonjol dari dalam saku depan celana jeansnya. Ia menunduk, menjulurkan tangan untuk memasukkan jemarinya ke dalam kantung sempit tersebut. Tepat saat itulah Dirga dan Guntur datang.
Beatrice menarik sesuatu yang seperti benda panjang dari dalam saku celana tersebut, ia tertegun ketika menyadari apa isi didalamnya.
Sebuah kalung. Dengan rantai perak sertan bandul berbentuk segitiga.
“ Tunggu dulu, saya tahu apa itu” Dirga seketika mendekat. “Boleh saya?”
Beatrice berdiri. Menatapnya sekilas lalu memberikan kepadanya. Pemuda itu sudah memakai sarung tangan, meraih kalung tersebut. Sepasang iris coklat hazelnutnya berkilat oleh keterkejutan.
Tangannya bergerak, menekan salah satu sisi sudut bawah bandul. Kemudian.
“Ini diska lepas” tukas Guntur. Fokusnya hanya tertuju pada kalung tersebut.
“Saya tahu benda ini sebab saya pernah melihatnya” bisik Dirga.
“Dimana? Kapan?” tanya Beatrice. Ingin tahu.
Pemuda itu melemparkan pandangan secara bergantian pada Beatrice dan Guntur.“Tujuh tahun lalu. Di rumah saya. Malam sebelum kejadian naas itu terjadi. Saya rasa, inilah alasan kenapa Ibu saya terbunuh. Sebab beliau juga memilikinya”
******************************
JEJENGGGGGG......
Btw, saya lagi kecanduan Drama Korea Alice. Ada yang menonton jugakah. Mari kita drop teori di kolom komen ahahahha.
.
Dan terpikir juga membuat cerita time travel. Tapi agaknya lebih simpel seperti versi Marvel Cinematic Universe.
.
TERUS CRITA LAIN BAGAIMANAA?????!🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Iya nanti, kalau semua sudah saya selesaikan😆.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED STORY] The Truth Desire : #02. BII Series.
Mistero / ThrillerSEKUEL THE DARK DESIRE : Kinara 'Ara' Hartono. 21.Agen muda Badan Intelijen Indonesia yang memiliki senyum cantik dan secerah matahari. Bertekad menjadi penegak keadilan agar tak ada lagi orang-orang yang merasakan sakit akibat kehilangan orang terc...