#. blusuk dan busuk

6.1K 864 182
                                    




namzi duduk dikursi kebesaran dirumahnya, mengernyit heran saat mendapatkan notifikasi yang menyatakan rapat dengan para dewan rakyat harus dipercepat. namzi sebenernya udah cape, udah pengen lengser dari jabatannya yang menjabat sebagai anggota DPR, dulu dia menjabat sebagai ketua namun sekarang dia lebih memilih mundur, menjadi anggota dewan biasa dan mengurus kantornya sendiri.

"mas.."

"iya dek masuk"

"mas.. udah lama ya ngga blusukan ayo main kita sapa masyarakat"

"ayo, mas juga udah lama ngga turun ke jalan nanti kamu yang atur bawaan buat warga ya kita blusukan"

"besok ya mas?"

"maaf sayang kalo besok ngga bisa sama mas"

sekar bingung ngga kayak biasanya suaminya ini menunda nunda kepentingan rakyatnya, tapi dibalik itu dia senang suaminya ini berbeda dengan para temannya di pemerintahan, uang hasil pekerjaannya selama menjadi anggota DPR ia berikan lagi kepada rakyat dengan cara blusukan ke kampung sementara uang untuk keluarganya murni hasil dari uang kantornya sendiri.

"kok besok ngga bisa? meeting kantor? diundur aja atuh kayak biasanya juga bisa diundur"

"bukan dek, rapat pemerintahan mereka minta rapatnya dipercepat. heran banget kok pada semangat rapat undang undang biasanya juga pada males malesan disana yang fokus rapat aja bisa diitung jari"

"kok bisa? yaudah mas gapapa deh kalo ga bisa aku bisa ajak ibu ibu yang ada disini aja"

"maaf ya kalo bisa mas tolak udah ku tolak tapi sayangnya mas ga bisa tolak. jutaan masyarakat ada ditangan mas"

"diingat ya mas, selalu pilih yang terbaik untuk kita, jangan sampe ngga amanah sama yang diatas mas, jangan lupa sama janji dibawah al quran tahun lalu"

"pasti." namzi bersyukur bisa memiliki istri yang membantu dia dalam membedakan benar dan salah


















"weh pa namzi"

"eh pa setiawan toh apa kabar pak?"

"baik dong, ayo dah masuk udah pada mau mulai ini"

namzi bersama sohibnya pa setiawan ini memasuki ruang rapat beberapa dewan juga udah hadir mereka bener bener ngasih tatapan ngga suka sama namzi dan setiawan. ya begitulah, namzi dan setiawan pasti menentang apa yang diinginkan oleh para anggota dewan yang lain.

"baik, karena sudah terkumpul semua kita mulai saja rapat undang undang ini"

sementara dipinggiran kota sekar bersama genknya lagi blusukan, berbaur dengan warga.

"mba sekar!"

"jihan.. hallo apa kabar"

"alhamdulillah baik..."

sekar dan jihan cipika cipiki dulu biasa lah ya ibu ibu kalo udah lama ngga ketemu pasti begitu, jihan itu istrinya pa setiawan yang selalu ikutan kalo sekar mau blusukan.

"ehh ini kenalan dulu dong sama temen temen ku. ini jihan partner blusukan"

"hallooo mba jihan saya okki"

"wassup aing barbara, barbar selalu"

"kalo si gue chitta, bukan cita citata"

"tunggu tunggu jangan bilang kalo kalian grup ibu ibu emperan pasar baru" jihan

"eh bener pisan si ibu" layla

"ah mantap. jadi pengen gabung grupnya kalo open member bolehlah aku gabung"

Warga BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang