"Nothing to worry about, Ma. I'll tell her to text you. Yeah, she's working right now." Ujar Edward siang itu di rumahnya, sebelum menutup pembicaraan di telepon dengan ibunya. Saat ini isi kepalanya penuh dengan banyak hal. Pertama, besok pagi ia harus terbang kembali ke Seoul, untuk meninjau langsung perkembangan tahap merger yang belum selesai. Ada beberapa hal yang masih juga belum membuatnya merasa tenang.
Kedua, beberapa jam yang lalu Tara menghubunginya dan mengajak makan malam bersama kedua orangtua wanita itu akhir pekan ini. Edmund belum memberikan jawaban langsung untuk ajakan itu. Ketiga, berita tentang Reyna yang sudah menyebar di kantor hari ini.
Sebenarnya Edmund tidak kaget, bahkan sudah memprediksi akan hal ini. Namun ternyata ada satu hal penting yang lupa ia prediksi, reaksi Reyna. Juga kemungkinan besar ia sudah membuatnya marah di mobil tadi pagi.
Dan satu hal lagi, kejadian di lift tadi siang yang cukup mengganggu konsentrasinya.
Di luar rencana, hari ini Edmund menghabiskan setengah hari di kantornya hingga jam makan siang. Ia terpaksa turun dengan menggunakan lift karyawan karena tidak seperti biasanya, mobilnya parkir langsung di depan lobby gedung.
Ketika pintu lift yang dinaiki Edmund baru tertutup, sebuah lift lain turun dari rooftop dan berhenti tepat di sebelahnya. Melalui kaca lift yang transparan, ia bisa melihat siapa yang berdiri di dalam lift itu. Edmund baru saja hendak mengulurkan tangannya untuk memanggil, tapi niat tersebut diurungkannya.
That's John Wayne...
Edmund langsung bisa mengenali siapa yang berdiri di samping Reyna. Thomas Wayne, ayah John adalah salah satu pemegang saham di perusahaannya. Ia tidak menyangka kalau John berada di divisi yang sama dengan Reyna.
Apa yang mereka lakukan di atap gedung pada jam makan siang?
Dan lagi, wajah Reyna terlihat murung.
"Sebelum kita menutup pelatihan hari ini, masih ada yang ingin kalian tanyakan?" Tanya mentor yang membawakan materi terakhir malam itu. Setelah melihat tidak ada tanggapan ia melanjutkan lagi "Well, thank you for today, and good luck for all of you."
"Rey, kau pulang dengan siapa?" Tanya John yang tiba-tiba muncul di belakang Rey. Karena terlalu mendadak, Reyna menjadi sedikit salah tingkah. Tidak mungkin ia memberitahu John kalau Shawn-lah yang akan mengantarnya malam ini."
"Ah, about that..." Jawab Rey ragu.
"Oh, I see. No need to explain, Rey. See you tomorrow." Balas John dengan nada samtai dan senyum penuh arti.
"See you tomorrow, John.""Ready?" Panggil Shawn yang sudah menunggu di depan ruangannya begitu Reyna keluar dari dalam lift. Ia membawa Reyna masuk ke dalam lift yang ada di ruangan Edmund.
"Kalian berdua selalu keluar masuk dengan lift ini?" Tanya Reyna.
"Tentu saja. Mobilku harus selalu parkir tepat di sebelah mobil Edmund. Oh ya, terkadang aku memanggilnya Edmund bila sedang tidak ada orang lain. Kau harus rahasiakan itu ya." Bisik Shawn sambil tersenyum. Reyna mengangguk."How are you feeling?" Tanya Shawn.
"About what?"
"Tentang kabar yang beredar hari ini. It'll be okay, Rey. Trust me."
"I'm fine, and thank you."Keduanya terkejut ketika Edmund ada di balik pintu lift yang terbuka.
"Sir?"
"I'll take her home. Thank you, Shawn." Ujar Edmund sambil menarik bahu Reyna.Hampir sepuluh menit berlalu tanpa ada seorangpun yang berbicara di dalam mobil. Ketika sadar mobil Edmund tidak menuju arah pulang, barulah Reyna berbicara.
"Where are we going?"Finally...
"Um, dinner. Aren't you hungry?"
"Oh."Beberapa saat kemudian di sebuah sudut restoran bergaya Eropa dengan lampu temaram di dekat jendela.
"Talk to me." Ujar Edmund setelah seorang pelayan yang membawakan wine pergi dari meja mereka.
"I doubt that we can eat. This is too dark to eat." Canda Reyna dengan seutas senyum.
"Clareyna."
"Alright, I'll talk. About what?" Jawab Reyna. Kini Edmund yang bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Dawn (On Going)
RomanceEdmund Hall (Ed), 26 tahun, sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Ia meninggalkan New York dan mencoba memulai semuanya dari awal di Bali, di rumah ibunya, wanita berdarah Indonesia yang berprofesi sebagai pengajar tari. Di sana Edmund men...