7

3.3K 224 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Kini Nabila dan Theo duduk di atas rerumputan hijau. Nabila mengobati luka Theo secara teliti.

Sedari tadi Theo hanya diam saja tidak mengeluarkan suara apa pun.

Selesai, Nabila selesai mengobati luka Theo. Setelah mengobati Theo, Nabila memasukkan kembali obat luka nya ke dalam kota P3K.

"Kak kalau ada masalah itu di omongin secara baik baik bisa? "

Theo hanya mengangguk.

"Masa iya setiap kita ketemu kakak luka mulu"

Lagi, Theo hanya mengangguk.

"Lain kali gak usah berantem. Kakak itu udah dewasa,sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah" jelas Nabila.

Theo lagi lagi hanya mengangguk.

"Jangan ngangguk aja! " marah Nabila.

"Makasih" ucap Theo.

"Kakak gak kasian apa sama Axel? Baru kali ini Axel khawatirkan orang. Yang Bila tahu Axel itu orang yang gak peduli sama orang, walaupun dia orang nya Humoris"

"Saya gak mau terjadi kesalahpahaman, saya gak mau saja jika Axel terkena batu nya akibat perbuatan saya" jelas Theo.

"Ya udah terserah kakak aja. Nabila juga gak bisa bantu"ucap Nabila pasrah.

"Kamu masuk kelas gih" suruh Theo.

"Gak papa kak di tinggal ? "

Theo mengangguk.

"Ya udah Bila ke kelas dulu ya kak"

Akhirnya Nabila pun pergi dari sana menuju ke kelas. Sebenarnya percuma Nabila masuk kelas, karena ia sudah telah duapuluh menit yang lalu.

Sesampainya Nabila mengetuk pintu kelas. Kini pandangan semua tertuju kepada Nabila.

"Permisi bu, maaf Bila telat"

Ibu Sinta menatap Nabila marah.

"Dari mana saja kamu?! "

"Em.. Bila abis dari taman" jawab Nabila.

"Ngapain? " tanya bu Sinta.

"Maaf permisi "

Tiba-tiba Theo muncul di belakang Nabila.

Terlihat bu Sinta salah tingkah ketika melihat Theo. Murid yang melihat pun jengan, mereka semua menyoraki bu Sinta.

"Diam! " perintah bu Sinta.

"Iya ada apa pak Theo? " tanya bu Sinta lembut.

"Giliran sama kak Theo aja lembut banget. Lah giliran gue di bentak bentak. " gumam Nabila kesal.

NABILATHEO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang