Bab 8

999 105 19
                                    

~WILL~

Aku terkejut dan menatap tidak percaya ke arah Casey yang baru saja keluar dari ruanganku. Casey marah dan mengumpat padaku. Selama kami berteman, aku belum pernah melihat dia semarah ini padaku.

Kemudian, aku beralih menatap amplop berisi surat pengunduran diri yang baru saja diserahkan oleh Casey padaku. Aku jadi heran dan bertanya-tanya. Apa yang membuat Casey begitu marah padaku hingga dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya seperti ini? Apakah karena kejadian di restoran kemarin? Menurutku, saat di restoran kemarin aku tidak terlalu keras padanya. Aku hanya menegurnya karena dia telah mendorong Clara.

Dan ngomong-ngomong soal Clara, aku kembali teringat pada ucapan Casey. Tadi, dia mengatakan bahwa dia melihat Clara menancapkan flashdisk pada komputerku.

Aku langsung beralih menatap Clara. Saat ini, wajah Clara terlihat begitu pucat dan rautnya panik. Lalu, aku mengarahkan pandanganku pada tangannya. Aku melihat tangan kanannya seperti sedang menggenggam sesuatu dengan sangat erat. Begitu menyadari bahwa aku tengah fokus menatap tangan kanannya, Clara langsung menarik tangan kanannya ke belakang tubuhnya. Dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Dan itu justru membuatku curiga padanya.

"Apa yang kau genggam di tangan kananmu itu, Clara?", tanyaku padanya.

Clara tampak gugup dan semakin menarik tangan kanannya ke belakang tubuhnya.

"Bukan apa-apa, Will.", jawabnya dengan terbata.

Aku tidak percaya pada ucapannya. Aku meraih tangan kanannya lalu berusaha membuka telapak tangannya yang tertutup rapat saat ini.

"Apa yang kau sembunyikan dariku, Clara?", tanyaku tajam padanya. Aku masih berusaha membuka telapak tangan kanannya yang tertutup rapat.

"Jangan, Will.", ucap Clara mencegahku.

Telapak tangan kanannya masih menggenggam erat dan menolak untuk terbuka. Tapi, tenaga Clara tidak sebanding dengan tenagaku. Tidak lama kemudian, aku berhasil membuka telapak tangan kanannya. Dan aku menemukan sebuah flashdisk di dalam genggamannya. Aku merebut flashdisk itu darinya lalu berjalan ke arah komputer di meja kerjaku untuk melihat isi dari flashdisk itu.

"Jangan kau lihat isi flashdisk itu, Will. Aku mohon. ", Clara memohon padaku. Kini, suaranya terdengar bergetar. Dia seperti hendak menangis.

Tapi, aku tidak menghiraukannya. Aku langsung menancapkan flashdisk itu pada port USB komputerku. Beberapa saat kemudian, flashdisk itu sudah terdeteksi oleh komputerku dan aku langsung membuka folder di dalamnya. Betapa terkejutnya aku ketika melihat bahwa isi flashdisk itu adalah dokumen mengenai rincian dan spesifikasi produk baru yang akan segera diluncurkan oleh perusahaanku dalam waktu beberapa minggu lagi. Kemudian, aku beralih menatap tajam ke arah Clara.

"Jadi, benar apa yang dikatakan oleh Casey tadi. Kau sedang berusaha mencuri rincian produk baru di perusahaanku, Clara?", tanyaku marah padanya.

Clara menangis.

"Maafkan aku, Will. Aku terpaksa melakukan itu.", jawabnya.

Aku menyisir rambutku frustasi. Aku tidak percaya bahwa Clara tega melakukan hal ini padaku.

"Jadi, ini alasan sebenarnya kau mendekatiku selama ini? Kau berpura-pura mau menjadi kekasihku hanya untuk bisa mencuri data di perusahaanku? Begitu?", tanyaku semakin marah padanya.

Clara menggeleng dengan cepat.

"Tidak, Will. Aku mau menjadi kekasihmu karena aku benar-benar mencintaimu."

"Kalau kau memang mencintaiku, kenapa kau tega melakukan hal ini padaku? Kau berniat menghancurkanku dan perusahaanku. Untung saja tadi Casey melihat perbuatanmu. Jika tidak, aku pasti sudah tertipu habis-habisan olehmu.", ucapku marah dan kesal padanya.

You're My Best (Girl)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang