Bab 11

1K 99 9
                                    

~WILL~

Kenapa hatiku berdenyut sakit ketika aku tahu bahwa ternyata saat ini Casey sedang menyukai pria lain? Rasanya seperti aku tidak terima jika Casey menyukai pria lain. Apakah aku sedang cemburu? Tapi, bagaimana mungkin aku cemburu? Casey adalah sahabatku. Aku tidak mungkin memiliki perasaan cemburu seperti itu padanya.

"Aku sudah selesai.", ucapan Casey membuyarkan lamunanku.

Kemudian, aku lanjut memasukkan satu suapan terakhir makanan penutup ke dalam mulutku.

"Aku juga sudah selesai.", kataku setelah menelan makanan di dalam mulutku dan meminum air. "Kita pulang sekarang?", aku bertanya pada Casey.

Casey mengangguk.

Aku mengeluarkan dompet dari dalam saku jasku. Kemudian, aku mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar tagihan makan malam kami. Aku meletakkan beberapa lembar uang itu di atas meja. Setelah itu, kami berdiri dari kursi kami lalu berjalan keluar dari restoran.

***

Sore ini, Casey pulang bersama denganku karena dia sedang tidak membawa mobil.

"Apa rencanamu di akhir pekan ini?", aku bertanya pada Casey yang sedang duduk di kursi penumpang di sebelahku.

"Tidak ada.", jawabnya. "Kenapa?"

"Apa kau mau ikut bersamaku jalan-jalan ke taman hiburan besok? Aku ingin bersenang-senang dan menjernihkan pikiranku. Karena beberapa minggu ini jadwal kita sangat padat. Aku mulai merasa stress.", kataku padanya.

Casey menatap ke arahku.

"Apa kau juga akan mengajak gadis lain ke taman hiburan? Jika kau mengajak gadis lain, aku tidak ikut. Karena kau pasti akan mengabaikanku seperti waktu itu.", balasnya.

Aku mendesah lelah mendengar ucapan Casey. Rupanya, dia masih belum bisa melupakan kejadian saat kami pergi ke taman hiburan bersama Clara beberapa bulan yang lalu.

"Aku tidak akan mengajak gadis lain, Casey. Kau tahu bahwa saat ini aku tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa pun. Memangnya siapa gadis lain yang kau pikirkan akan kuajak ke taman hiburan selain dirimu?"

Casey mengendikkan bahu.

"Aku tidak tahu. Bisa saja, kau akan mengajak gadis yang sedang berusaha kau dekati saat ini.", katanya acuh.

Aku menghembuskan napas lelah.

"Saat ini, aku tidak sedang berusaha mendekati gadis manapun. Dan untuk rencana jalan-jalan ke taman hiburan besok, hanya kau dan aku yang akan pergi ke sana. Aku tidak akan mengajak orang selain kita. Dan aku janji, kita akan bersenang-senang di sana besok.", kataku pasti.

Casey menatapku selama beberapa saat. Dia seperti sedang mempertimbangkan untuk menerima atau menolak ajakanku.

"Baiklah. Kalau begitu, aku ikut.", katanya menerima ajakanku.

Aku tersenyum menatapnya sekilas sebelum kembali menatap ke arah jalanan di depanku.

"Kalau begitu, besok aku akan menjemputmu jam...", ucapanku terpotong oleh Casey.

"Sebelas.", Casey yang melanjutkan kalimatku.

Aku cemberut mendengar ucapannya.

"Tidak bisakah kau bangun lebih pagi lagi?", tanyaku padanya.

"Tidak bisa. Itulah konsekuensi jika kau mengajakku jalan-jalan di akhir pekan. Kau tahu bahwa aku tidak bisa bangun pagi di akhir pekan.", katanya tidak mau mengalah.

"Dasar kau memang tukang tidur.", cibirku padanya.

Casey memukul lenganku.

Bukannya mengaduh, aku malah tertawa melihatnya kesal atas cibiran yang kulontarkan padanya. Casey benar-benar lucu. Kemudian, dia juga ikut tertawa bersamaku.

You're My Best (Girl)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang