01. Little things

51 9 0
                                    

"Jika memang sudah takdirnya untuk bertemu, maka itulah rencana Tuhan yang sebenarnya untuk mendekatkan kalian berdua."

© wintothewin


Yang aku lihat itu... Apa benar-benar Kak Sicheng? Dong Sicheng? Atau mataku yang buram?

"Itu yang duduk di pojokan, jangan malu ya," Yedam meledekku. Ah tolonglah, aku ada salah apa dengan kalian?

Mampus aku.

Kak Sicheng memperlihatkan tawa malunya, umm.. Sepertinya dia ingin tertawa namun ia sadar bahwa ini adalah ruang kelas, dimana terdapat banyak siswa dan siswi.

Tunggu, ada satu orang lagi yang menunggu didepan pintu. Siapa dia? Ini akan diadakan acara apa? Dan dalam rangka apa? Perasaanku mengatakan bahwa bulan ini tidak ada tanggal merah.

Hei, sepertinya aku mengenali dimple manis itu. Yak, ternyata betul. Kak Jaehyun memasuki ruang kelas dengan perlahan serta ia sengaja menarik perhatian seisi kelas dengan dimple yang ia miliki.

Ia terlihat membawa... Stopmap, tapi untuk apa stopmap itu? Sungguh aku sedang tidak ingin dibuat penasaran.

"Bawa kesini, Nak. Saya akan membacakannya di seluruh kelas," Perintah Bu Krystal pada Kak Jaehyun.

"Silahkan, Bu."

Bu Krystal segera membuka stopmap berisikan kertas itu dan langsung berdiri di depan kelas.

"Baik, Anak-anak. Selamat Pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua, Aamiin. Yang pertama, marilah kita senantiasa bersyukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rezeki-Nya kepada kita semua. Pada saat ini, kalian harus belajar dengan sungguh-sungguh, terutama untuk kakak-kakak kelas sembilan. Kalian sebentar lagi akan melaksanakan ujian kelulusan. Sebelum itu, kalian akan diberi berbagai macam soal dan tryout supaya lebih memudahkan kalian dalam belajar. Pada saat yang berbahagia ini, saya . . . ."

"Pidato mulu,"

Beginilah contoh orang malas mendengarkan. Sekalinya ia tidak didengarkan justru marah-marah tanpa alasan yang jelas. Siapa lagi jika bukan Doyoung.

Tepat sekali, dia duduk di sampingku. Memang sudah kebiasaannya untuk pindah tempat duduk kemana-mana.

"Ssstt, lo mau kena lagi sama Bu Krystal? Suruh lari keliling lapangan 3 kali aja udah gakuat."

Aku berusaha memberitahu manusia ini, namun dia berusaha tidak peduli dengan perkataanku. Ekspresinya seperti tidak menghiraukan peringatanku.

"Kata siapa? Dia gak pernah tuh ngehukum gue,"

"Ya lah, kan lu bermuka dua. Sok baik kalo di depannya. Di belakang? Beuh, ghibah nya lancar banget, bro."

"Oh, ngejek gue ceritanya nih?"

"Apa maksud lo? Gue kan ngomongin fakta tentang lo!"

"Fakta, ya? Jadi lo benci sama gue?"

"Dih, emang gue pernah bilang kalo gue benci sama lo? Nggak kan?"

Sempiternal [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang