10. New Friends

9 5 0
                                    

Aku... Benar-benar takjub. Sekolah ini luar biasa.

Kasur besar desain bagus, modern, mewah, unik, semua penilaian positif dijadikan satu dalam 1 benda. Kasurnya bertingkat 2, sangat pas untuk 4 orang. Ada kamar mandi di pojok kamar, aku menunda untuk melihat isi kamar mandi itu. Kamar ini sangat besar dan luas, padahal dari luar kelihatannya kecil.

Warna catnya biru muda, ada lukisan awan yang indah di dekat langit-langit kamar. Serta ada hiasan bintang-bintang di bagian atas dinding, menambah kesan indah di dalam kamar ini. Terdapat kulkas kecil juga didekat televisi, ini bahkan seperti di hotel bintang lima.

Televisi itu ukuran sedang, ada wifi juga di sebelah TV itu. Ada lemari yang ukurannya juga sedang namun aku belum melihat bagaimana isi lemarinya. Sudah pasti muat banyak karena ada 4 orang disini.

Ngomong-ngomong, lemarinya berwarna coklat muda dengan pegangan berwarna abu-abu. Terkait cat dinding, katanya kita bisa memilih cat warna apapun yang kita inginkan hanya dengan memencet di pilihan warna dekat televisi. Sungguh canggih tempat ini.

Yang membuatku tertarik adalah ukiran di bawah lemari itu, seperti ukiran tahun 1800-an, sebut saja ukiran kuno. Semacam itu.

"Eh kita sok akrab aja sama Jikyu sampe-sampe kita lupa kenalan, hahaha," Kata gadis berambut cepol.

"Iya juga, yaudah sekarang kita kenalan," Jawabku dengan meletakkan tas gendongku ke sebelah kasur dan kemudian duduk melingkar bersama mereka di kasur bawah. "Kayanya kalian udah tau namaku siapa deh."

"HAHAHAHA emang udah, kita nunggu kamu dari tadi," Gadis yang memakai jepit rambut itu ikut duduk di pinggir kasur dan pandangannya bergilir dari aku, si rambut cepol, dan kemudian si rambut hitam kecoklatan. "Aku Fushiguro Narumi, panggil Narumi aja!" Kata gadis yang memakai jepit rambut.

Ia menjabat tanganku, "Narumi, bagus kali nama kau," jawabku dengan logat yang dibuat-buat. Mereka tertawa melihat tingkahku. Berganti dengan si rambut hitam kecoklatan. "Nakamura Fejina, jangan ribet-ribet mending langsung panggil Fejina atau Feji, oke?"

"Kirain gunung Fuji," Respon Feji hampir memukulku namun tidak jadi, mengingat bahwa aku adalah teman barunya. Ini lebih menyenangkan dari yang kukira.

Awalnya aku mengira teman-temanku adalah tipe orang yang garing, kurang update, pada intinya yang tidak asik begitulah. Namun apa yang aku pikirkan sangat jauh berbeda dengan apa yang barusan terjadi di hadapanku sekarang.

Terakhir, gadis yang mengenakan hoodie putih dan berambut cepol. Sebelum ia berbicara, ia menunjukkan senyumnya padaku dan melambaikan tangan dalam 3 detik. Aku pun membalas demikian.

"Makaira Haruna, panggil ajaㅡ"

"HARUTO!" Narumi memotong perkenalan kami dengan menyebut nama seorang lelaki. Lantas ia tertawa sambil menepuk bahu Feji.

"Ngawur, ngomong sekali lagi gue lempar ke neraka!" Katanya dengan tangan yang saat ini melayang ke arah Narumi. "Apaan run, orang bercanda ih! Ampuun."

"Haruna, bukan Haruto." Ujar Haruna dengan sedikit menekan nama Haruto dan melirik sinis ke arah Narumi.

"Eh jadi orang ga boleh sinis sama teman sendiri!" Narumi memperingatkan Haruna dengan tertawa kecil. Feji hanya tertawa melihat sikap teman-temannya.

"Kim Jikyu, panggil Jikyu ya kawan-kawanku sekaliaan," Aku mengenalkan diriku dengan mengacungkan jempol kepada mereka. "Ngomong-ngomong, Haruto itu siapa?" Aku sangat penasaran dengan ini, karena mereka menyembunyikannya tadi.

"HOHOHOHO HARUTO ITU HMMPP!!" Narumi hampir mengatakan perihal siapa itu Haruto namun tertahan oleh Haruna yang kini menutup mulut Narumi.

"Nggak nggak, gapapa kyu bener deh, lupain."

Sempiternal [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang