"Your attention please, passengers of Korean Air on flight number XX123 to Japan please boarding from door A12, Thank you."
Yang benar saja. Haruskah aku berangkat sekarang? Aku masih harus bersama Kak Sicheng.
"Udah nggak apa-apa, nanti kalau kangen, ketemuan pake hologram kan bisa?" Dia tersenyum. Seolah-olah dia terlihat baik-baik saja setelah mengetahui aku akan pergi darinya. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman canggung.
Justru bunda yang menangis sekarang. Ayah? Dia tersenyum, sama seperti Kak Sicheng. Mereka berdiri dengan sejajar, hanya saja Kak Sicheng yang berdiri lebih dekat denganku.
"Yaudah ayo kak, keburu terbang pesawatnya."
"Hah? HAHAHAHA" Kak Junkyu tertawa. Tapi, apa yang lucu?
"Hahahaha"
Oh? Bahkan Kak Sicheng pun tertawa.
"Kok ketawa?"
"Bahasa apaan itu. Keburu terbang pesawatnya? Keburu Take Off kali!" Dia kembali tertawa, sampai orang-orang disekitar mengarahkan pandangannya kepada kakakku ini. Memalukan sekali.
"Terserah lo aja dah, kak!" Disaat seperti ini pun dia masih bisa bercanda. Selepas hahaha hihihi, Kak Junkyu menyeret koper hitamnya. Begitu juga aku yang menyeret koperku yang berwarna pink beserta foto polaroidku dengan Kak Sicheng.
"Ayah sama Bunda selalu berdoa yang terbaik buat kalian, sukses ya anak-anakku! Junkyu, jagain adiknya ya!" Ayah sedikit berteriak dibelakang sana. Lalu aku berbalik dan tersenyum.
Tunggu sebentar, aku belum memeluk Kak Sicheng. Lalu aku mengarahkan pandanganku menuju ke matanya, dia terlihat kebingungan setelah melihatku. Aku berlari secepat kilat dan melingkarkan kedua tanganku di badannya.
"Hahaha," Kak Sicheng tertawa hambar, seperti... Kecewa?
"Maaf ya kak, aku harus pergi. Kakak jangan berpaling dari aku, udah itu aja mauku. Cuma ya, siapa yang bisa tau bagaimana perasaan seseorang setelahnya, mungkin bisa berubah."
"Nggak kok, cintaku padamu sama halnya dengan lipatan sebuah lingkaran, tak terhingga, hehe," Ia menggantungkan kalimatnya.
"..belajar yang bener ya disana! Jangan anggap bahwa sebuah ilmu itu hanya candaan semata dan menganggapnya sepele. Semangat terus! Kak Sichengmu akan selalu disini, sama kamu, dukung kamu pokoknya. Sehat-sehat ya, semoga sukses!"
Aku merasakan tangannya kini telah menyentuh kepalaku dan ia mengusap rambutku dengan lembut.
Aku tahu, ini pasti sangat berat baginya.
"Apa sih yang nggak bisa dari seorang Kim Jikyu?" Tanya Kak Sicheng lagi. Ah, maksudku dia hanya sedikit memujiku, bukan betulan bertanya. Lalu, ia melepas pelukan hangat kami.
Inilah saatnya.
Aku mulai berjalan dengan Kak Junkyu menuju kabin pesawat. Selagi kami berjalan, kami membahas seputar sekolah yang akan kami tempati.
"Sumpah, aku takut kak, kalo mereka nanti bully aku karna aku orang korea sendiri,"
"Kamu bercanda? Orang Jepang rata-rata baik tau, ga kaya kamu tuh suka ngeledekin orang, nggak tau malu lagi."
Dia tertawa puas setelah meledekku. Padahal aku hanya bertanya apa orang Jepang itu dari keturunan yang baik-baik atau tidak.
Sudahlah, semua hal dia anggap sebagai candaan.
Ini dia, kami sudah sampai di dekat pintu pesawatnya. Kak Junkyu memegang tanganku dengan erat, katanya supaya aku tidak hilang karena badanku memanglah sangat kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal [ HIATUS ]
ФанфикKim Ji-Kyu,gadis keturunan korea yang mempunyai mimpi untuk menjadi profesor terkenal. Bukan hanya terkenal, namun ia ingin dikenal dunia dengan kecerdasannya. Dibalik kesuksesannya, ada kehadiran sosok laki-laki yang menurutnya sangat berharga, ial...