02. Best Part Of You

27 8 0
                                    

"Ada sesuatu di dunia ini yang selalu memancarkan aura yang luar biasa. Saking luar biasanya, aku terpukau saat melihatnya. Itu adalah kau."

© wintothewin

"Kamu ngomong apa sih, Kak? Ya udah jelas aku seneng lah karena kakak juga udah mandiri, justru itu, aku bahagia sama tanggung jawab kakak. Masih sama kayak dulu pas kakak jadi OSIS, kata temen-temen sama kakak kelas tuh Kak Sicheng jadi OSIS yang bertanggung jawab"

"Haha, iya. Aku emang udah niat ngasih tau kamu dari awal. Sebenernya juga masih lama kok berangkatnya," jawab Kak Sicheng dengan memasang wajah yang imut. Ia mengusap rambutku sekilas. Lalu kubalas dengan senyuman juga.

"Ayo keluar. Aku kesini juga mau ngajak kamu pergi, kamu mau nggak?" Kalimatnya berhasil membuatku terkejut, aku melotot padanya sehingga dia pun seperti heran menatapku.

"Hm? Ada yang salah sama kalimatku?" Katanya tiba-tiba, menghentikan keterkejutanku padanya.

"Nggak gitu, cuma kan hari ini bukan hari Sabtu."

Tentu saja, lagipula hari ini adalah hari Rabu. Tetapi, mengapa dia mengajakku pergi di hari Rabu. Aku ingat betul tadi adalah jadwal volley tapi ternyata Pak Yesung tidak hadir sehingga jadwal tambahan ditiadakan.

Orang-orang pada umumnya bepergian pada hari Sabtu, terlebih lagi di malam hari.

"Ya emang, aku emang sengaja ngajak kamu pergi hari ini. Oh iya, aku bawain ini," Kak Sicheng melihat ke arah tas kresek hitam yang dibawanya dan memberinya padaku.

Sebelum menerimanya, aku memperhatikan tas kresek itu dengan detail, siapa tahu dia memberiku bom.

"Apa ini?"

"Buka coba."

Sesuai perintahnya, aku membuka tas kresek yang ia bawa. Ah, ternyata isinya martabak. Kebetulan sekali, tadi siang, Kak Junkyu mengatakan padaku bahwa ia menginginkan martabak.

"Kak Sicheng tuh tau aja, tadi Kak Junkyu juga pengen martabak loh. Ini bisa dibilang kebetulan nggak sih?"

Dia mengerdikkan bahunya, isyarat bahwa ia tidak tahu.

"Makasih ya, Kak. Pacarku ini kenapa baik banget sih? Gimana caranya aku bales?" Kak Sicheng nampak tertawa, padahal aku sedang serius.

"Sama-sama, emangnya apa yang enggak buat kamu?"

Agaknya wajahku sudah seperti kepiting rebus sekarang.

Cplek cplek cplek

Tunggu dulu, ada orang yang sedang melangkah kemari. Ah, aku tahu siapa itu. Siapa lagi jika bukan Bunda? Bunda memanglah aneh, didalam rumah pun ia mengenakan sandal.

Kau tahu? Sandal yang berbulu, berwarna pink. Begitulah bunyinya jika turun dari tangga atau sedang melangkah ke suatu tempat.

Bunda nampak berjalan menuju kamarnya namun terhenti karena melihatku bersama seorang laki-laki di ruang tamu. Lalu, Bunda tersenyum lebar setelah melihat bahwa itu adalah Kak Sicheng.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sempiternal [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang