YF 9

5.2K 493 74
                                    


Ada yang masih bangun?

Jeffrey tidak terkejut akan ucapan nakal Joanna saat ini, karena dia sudah tahu Joanna luar dalam dengan baik.

Termasuk dengan pengetahuan seksual-nya yang memang cukup banyak.

Tetapi hanya teori saja, karena dia suka membaca dan menonton film dewasa.

Karena menurut Joanna, cerita romansa yang dibumbuhi adegan seksual akan membuat jalan cerita jauh akan lebih menantang.

Dengan gerakan cepat Jeffrey mulai membuka atasan piyamanya, hingga membuat dada bidangnya terlihat dan membuat Joanna hampir meneteskan liur kalau saja dia tidak segera mengantupkan bibirnya.

Oke, itu berlebihan.

Sebenarnya Joanna tidak semenyedihkan itu, dia hanya terbelalak ketika menatap perut sixpack Jeffrey yang terbentuk sempurna dengan bulu halus yang menjalar dari pusar hingga batas celana dalam dan entah akan berhenti dimana.

Jeffrey itu sebenarnya tipe-tipe manusia berbulu. Maksudnya, dia adalah tipe orang yang memiliki banyak bulu.

Lihat saja, bulu ketiaknya sangat lebat meskipun Joanna tahu baunya pasti bau-bau parfum mahal, Jo Malone tentu saja.

Karena pacarnya ini pecinta parfum mahal. Maklum saja, dia anak sultan dan mungkin dia tidak pernah memakai parfum Casablanca yang harganya sekitar 20.000 saja.

Kembali pada Jeffrey dan Joanna.

Joanna itu sebenaranya amatiran, dia hanya pernah berciuman dengan mantan terakhirnya ketika dia berusia belasan, atau lebih tepatnya pada usia 15 tahun.

Bayangkan, sudah 12 tahun Joanna tidak melakukan itu lagi dan sekarang dengan gamblangnya berniat membuka celana piyama Jeffrey.

Degup jantung Joanna tidak berhenti bergemuruh.

Serius, sebenaranya dia hanya berniat menggoda Jeffrey dan tidak benar-benar serius untuk melakukan itu sekarang.

Karena dia takut kedua orang tuanya akan kecewa jika mereka tahu apa yang dilakukan anak kebanggan mereka ketika di Jakarta.

Sekedar informasi, Joanna terkenal sebagai anak baik-baik dan menjadi kebanggan di desa.

Ketika pulang, bahkan banyak anak-anak yang datang untuk meminta ajarkan PR mereka dan-

informasi tentang Joanna yang sudah memiliki pacar sejak satu tahun silam, tidak tercium oleh kedua orang tuanya.

Sangat pintar, bukan?

Jeffrey tahu tentu saja, itu sebabnya dia gencar membujuk orang tuanya agar segera melamar Joanna untuknya.

"Jeffrey, aku tidak serius. Kita bisa kembali tidur, karena tiba-tiba saja rasa laparku hilang."

Jeffrey yang sudah bertelanjang dada, kini mulai menatap Joanna tidak percaya.

Tidak terima lebih tepatnya, karena merasa sedang dipermainan sekarang.

"Tapi aku serius. Kamu harus bertanggung jawab akan apa yang telah kamu perbuat."

Jeffrey merangkak mendekati Joanna, berusaha mendesak tubuh kecil pacarnya hingga menatap kepala ranjang.

Bukannya takut, Joanna malah melakukan reaksi yang sebaliknya.

Dengan gerakan sensual, dia mulai mengusap bahu hingga perut Jeffrey berulang-ulang, hingga membuat Jeffrey yang awalnya mengeraskan rahang, kini mulai melunak seketika.

"Akhhh!"

Desah Jeffrey ketika Joanna mulai memasukkan tangan kanannya pada celana piyama dan boxer-nya.

"Aku akan bertanggung jawab. Mau di mulut atau tanganku saja? Aku rasa kamu tidak akan bertahan lama. Lihat, baru sebentar sudah sebasah ini."

Ejek Joanna setelah mengeluarkan tangannya dan menunjukkan cairan pelumas Jeffrey yang menempel di sela-sela jarinya.

Jeffrey tidak dapat berkutik ketika Joanna mulai membuatnya terlentang dengan kedua kaki yang terbuka lebar dan Joanna yang sudah berjongkok di tengah-tengah kakinya.

"Cukup diam saja dan nikmati apa yang akan aku lakukan!"

Peringatan Joanna membuat Jeffrey berhenti bergerak dan mulai diam sembari meremat seprai ranjang.

"Ahhh!"

Desahan kedua Jeffrey untuk malam ini terdengar begitu nyaring, hingga membuat Joanna yang baru saja meloloskan junior Jeffrey langsung terkejut karena merasa belum melakukan apa-apa kali ini.

"Ini hanya kusentuh sedikit, Jeffrey! Kamu ini cupu sekali!"

Ejek Joanna sembari menahan tawa, dia benar-benar ingin meledak ketika menatap wajah Jeffrey yang mulai merah padam.

"Kamu pernah melakukan ini? Dengan mantanmu yang lain?"

Tanya Jeffrey hati-hati, bukannya mau menghakimi, dia hanya penasaran sejauh mana pengalaman Joanna. Karena paling tidak, dia harus bisa mengimbangi ritme Joanna agar dia tidak lagi marah dan mengatainya cupu seperti sekarang.

"Kepo! Rasakan saja sendiri!"

Tidak banyak mengulur waktu, Joanna mulai menyesap milik Jeffrey dalam-dalam, hingga membuat pemiliknya langsung meleguh pelan dan mencengkram seprai semakin erat.

Jeffrey merasakan nikmat luar biasa, dia tidak pernah menyentuh hal-hal berbau seksual sebelumnya. Karena selain dia adalah warga negara dan hamba Tuhan yang taat, ini juga karena dia tidak mau membuang waktunya untuk hal yang tidak berguna.

Tetapi semua itu tidak berlaku ketika bersama Joanna, entah kenapa Jeffrey tiba-tiba saja menjadi ingin melanggar aturan jika bersamaya.

Semakin lama kuluman Joanna semakin dalam, hingga membuat Jeffrey semakin tercekat dan tidak bisa bernafas karena aliran darahnya terasa berhenti seketika.

Tidak lama kemudian Joanna langsung menuruni ranjang dan bergegas memasuki kamar mandi, karena mulutnya sudah penuh cairan Jeffrey yang bahkan ada beberapa yang tertelan hingga membuatnya ingin memuntahkan seluruh makan siangnya tadi.

Jeffrey yang awalnya masih memejamkan mata, kini mulai membuka mata perlahan, melihat bagaimana basahnya celana piyamanya.

Untung saja tidak terkena ranjang. Bisa-bisa Joanna marah dan memintaku mencuci sprei sekarang.

Batin Jeffrey sembari mengambil tisu di atas nakas guna membersihkan cairan yang tersisa, kemudian memakai kembali celananya dan mulai memejamkan mata karena tubuhnya terasa ringan tanpa beban.

"Jeffrey, jorok! Bangun! Ganti celanamu!"

Protes Joanna ketika keluar dari kamar mandi, hingga membuat Jeffrey mau tidak mau harus menurut agar pacarnya tidak murka lagi.

Terlalu eksplisit, gak?

Bahasanya mau diperhalus lagi di chapter selanjutnya?

See you in the next chapter ~

YOUR FEELINGS [ COMPLETE ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang