YF 43

4K 368 98
                                    


Kemaren kalian nungguin, ya? Sorry, aku capek banget dan gak bisa nyelesaiin chapter ini sebelum tidur :(

Joanna berlari menaiki tangga guna mencari tali yang akan digunakan untuk mengikat Luna. Dia sudah geram, selama ini dua sudah mati-matian menahan diri untuk tidak mengacak-acak wajahnya karena telah berani menggoda suaminya.

"Sayang... sudah, ya? Aku sudah memanggil orang untuk membereskan dia. Sekarang kita makan siang."

Ajak Jeffrey ketika Joanna mendatangi ruang makan kembali, tetapi wajahnya tampak kesal karena sudah tidak menemukan keberadaan Luna lagi.

Joanna hanya diam saja ketika Jeffrey menggiringnya menduduki kusi kembali, kedua matanya juga tidak berhenti memandangi wajah istrinya yang masih terlihat kesal sekali.

"Jeffrey, aku sudah sembuh. Jangan pelototi aku seperti itu!"

Tegur Joanna sembari meminum air dingin yang sudah tersaji di depannya saat ini. Dia kesal, kesal sekali. Karena rencananya gagal karena Luna si perempuan gatal ini.

"Aku sudah tahu, terima kasih karena sudah sembuh."

Kali ini Jeffrey beralih memeluk Joanna erat sekali, padahal istrinya masih dalam proses meminum air dingin hingga membuat air yang tersisa tumpah mengenai punggungnya sendiri.

Joanna terlihat panik dan berusaha melepaskan diri, tetapi Jeffrey tentu mencegahnya dan masih saja memeluknya tanpa jeda seperti saat ini.

"Aku percaya badai pasti berlalu, Joanna... jangan tinggalkan aku lagi, ya? Aku tidak akan sanggup."

Joanna yang ingin memprotes kembali, kini diurungkan ketika merasa pundaknya basah kali ini. Tentu ini karena air mata Jeffrey, apa lagi? Tidak mungkin air liur Jeffrey, kan?

Hahaha, bercanda!

Joanna mulai meletakkan gelas pada meja makan dengan perlahan dan mulai membalas pelukan suaminya tidak kalah erat. Kedua tangannya juga mulai mengusap punggung suaminya yang sudah basah akibat terkena air dinginnya yang tumpah.

"Aku tidak akan pergi lagi. Jeffrey... terima kasih karena masih mau bersamaku hingga detik ini. Aku sudah tidak meragukanmu lagi. Perasaanmu padaku, aku sudah yakin sekali. Kalau kamu tidak akan berpaling demi wanita lain."

Joanna mulai meneggelamkan kepalanya pada dada bidang Jeffrey, air matanya juga sudah mengalir. Bukan karena sedih, tetapi karena Joanna bersyukur bisa dicintai laki-laki setulus Jeffrey. Laki-laki yang tidak akan meninggalkannya meskipun telah membuat kesalahan berkali-kali.

Di tempat lain, Luna tampak menjerit sakit karena jari kelingkingnya harus diamputasi tanpa anestesi. Dara dan Anya cekikkian dalam hati, karena mereka yang sengaja memasang toples isi katak tadi hingga membuat Luna termakan ulahnya sendiri. Sama seperti saat ini, Dara dan Luna yang memang ditugaskan Jeffrey untuk mengurusi Luna... dengan sengaja mengatakan pada dokter untuk tidak perlu menggunkan anestesi dengan alasan Luna ini wanita tahan banting dan kuat sekali.

Dara dan Anya jahat? Tentu saja tidak kalau bagi mereka. Karena mereka menganggap ini setimpal dengan apa yang selama ini Luna lakukan. Mencoba merebut suami orang dan hampir mencelakai Joanna. Wanita yang sudah menyelamatkan hidup mereka.

10. 10 PM

Malam ini rumah Joanna dan Jeffrey sudah diisi oleh para keluarga inti. Nenek Nirmala, kedua orang tua Jeffrey, kedua ornag tua Joanna dan adik-adiknya. Saat ini mereka sedang merayakan kesembuhan Joanna. Bayangkan saja, satu tahun bukan waktu yang singkat. Tentu kabar membahagian seperti ini harus diabadikan.

YOUR FEELINGS [ COMPLETE ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang