Hari hari terus berlalu semua kejadian berjalan bagai air mengalir tenang namun pasti , begitu juga dengan gara dan Ain , saling ada satu sama lain meskipun belum terdapat ikatan , karena mereka membangun pondasi-pondasi yang di landasi kasih sayang menuju cinta yang nyata.
Pagi ini seperti biasanya gara sedang bersiap-siap menuju sekolahnya , dan segera menjemput Ain .
" Assalamualaikum" gara mengucapkan salam ketika sampai di rumah Ain , sedangkan Ain sudah bersiap-siap menunggu gara.
" Waalaikumsalam" jawab Ain dan keluarganya.
" Nak gara , mari masuk " sambut Anggi , gara mengangguk.
" Sarapan dulu ya" pinta Ain.
" Iya nak , ayo kita sarapan dulu " ajak Surya.
" Iya om " Anggara sungkan untuk menolak. Akhirnya mereka sarapan bersama , setelah itu gara dan Ain berpamitan untuk pergi ke sekolahnya.
" Pa , ma Ain berangkat dulu " Ain mencium tangan kedua orang tuanya.
" Iya hati hati sayang " ucap Anggi.
" Jagain putri om gar" sahut Surya.
" Siap om , yaudah saya pamit dulu " setelah berpamitan gara dan Ain segera berangkat.
" Tumben jemput pagi ?" Tanya Ain.
" Lagi pengen berangkat pagi " gara memberikan helm kepada Ain , yang langsung di pakai Ain.
" Ayo , gausah ngebut ya "
" Iya lagian masih pagi '' jawab gara.
" Yaudah ayo " Ain naik ke boncengan gara.
" Pegangan" perintah gara.
" Bukan muhrim " canda Ain.
" Kan ada jaketnya" gara gemas terhadap tingkah Ain.
" Iya iya " mereka akhirnya berangkat menuju sekolahnya.
Beberapa menit kemudian gara memarkirkan motornya , dan Ain segera turun dan melepas helmnya.
" Masih sepi" Ain membenarkan rambutnya yang tadi terkena angin.
" Ayo ke kelas " ajak gara , Ain membuntuti gara yang berjalan santai.
" Kan masih ga ada orang " Ain langsung duduk di bangkunya.
" Gapapa lah , orang gue mau ngerjain PR" gara langsung mengeluarkan bukunya.
" Tumben Lo nggak ngerjain di rumah" heran Ain , karena tidak biasanya gara mengerjakan tugas di sekolah.
" Lagi males "
" Jangan - jangan lo ketularan virusnya Rian dan Edo " Ain masih setia menatap gara.
" Virus apaan?" Bingung gara.
" Virus pemalas" Ain tertawa.
" Ngawur"
" Ada apa nih , pasti ngomongin dedek Rian" dari arah pintu datang Rian berjalan dengan santai.
" Dih PD amat Lo" cibir Ain.
" Iya dong , gue kan selalu PD " bela Rian. " Lah kalian tumben datang pagi nih ?" Tanya Rian yang menyadari jika masih pagi.
" Lah Lo sendiri ngapain datang pagi ?" Gara balik bertanya.
" Gue sih mau nunggu Lo " gara paham jika Rian akan menyontek.
" Ngapain nunggu gue?" Gara mengangkat sebelah alisnya.
" Mau pinjem buku lah , terus gw salin catatan Lo " cengir Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG ANGGARA (GARA)
Romans"gara...?" Panggil Lya saat itu "gara... dengerin aku" panggilnya lagi dengan mengguncang bahuku "Apa Lya ...?" Tanyaku sambil menatapnya "Kau tau jika aku selalu berdoa kepada yang mahakuasa ?" katanya dengan menundukkan kepalanya. "Apa doa'mu...