15. hujan dan sebuah kisah

38 12 0
                                    

Hari hari terus berlalu semua kejadian berjalan bagai air mengalir tenang namun pasti , begitu juga dengan gara dan Ain , saling ada satu sama lain meskipun belum terdapat ikatan , karena mereka membangun pondasi-pondasi yang di landasi kasih sayang menuju cinta yang nyata.

Pagi ini seperti biasanya gara sedang bersiap-siap menuju sekolahnya , dan segera menjemput Ain .

" Assalamualaikum" gara mengucapkan salam ketika sampai di rumah Ain , sedangkan Ain sudah bersiap-siap menunggu gara.

" Waalaikumsalam" jawab Ain dan keluarganya.

" Nak gara , mari masuk " sambut Anggi , gara mengangguk.

" Sarapan dulu ya" pinta Ain.

" Iya nak , ayo kita sarapan dulu " ajak Surya.

" Iya om " Anggara sungkan untuk menolak. Akhirnya mereka sarapan bersama , setelah itu gara dan Ain berpamitan untuk pergi ke sekolahnya.

" Pa , ma Ain berangkat dulu " Ain mencium tangan kedua orang tuanya.

" Iya hati hati sayang " ucap Anggi.

" Jagain putri om gar" sahut Surya.

" Siap om , yaudah saya pamit dulu " setelah berpamitan gara dan Ain segera berangkat.

" Tumben jemput pagi ?" Tanya Ain.

" Lagi pengen berangkat pagi " gara memberikan helm kepada Ain , yang langsung di pakai Ain.

" Ayo , gausah ngebut ya "

" Iya lagian masih pagi '' jawab gara.

" Yaudah ayo " Ain naik ke boncengan gara.

" Pegangan" perintah gara.

" Bukan muhrim " canda Ain.

" Kan ada jaketnya" gara gemas terhadap tingkah Ain.

" Iya iya " mereka akhirnya berangkat menuju sekolahnya.

Beberapa menit kemudian gara memarkirkan motornya , dan Ain segera turun dan melepas helmnya.

" Masih sepi" Ain membenarkan rambutnya yang tadi terkena angin.

" Ayo ke kelas " ajak gara , Ain membuntuti gara yang berjalan santai.

" Kan masih ga ada orang " Ain langsung duduk di bangkunya.

" Gapapa lah , orang gue mau ngerjain PR" gara langsung mengeluarkan bukunya.

" Tumben Lo nggak ngerjain di rumah" heran Ain , karena tidak biasanya gara mengerjakan tugas di sekolah.

" Lagi males "

" Jangan - jangan lo ketularan virusnya Rian dan Edo " Ain masih setia menatap gara.

" Virus apaan?" Bingung gara.

" Virus pemalas" Ain tertawa.

" Ngawur"

" Ada apa nih , pasti ngomongin dedek Rian" dari arah pintu datang Rian berjalan dengan santai.

" Dih PD amat Lo" cibir Ain.

" Iya dong , gue kan selalu PD " bela Rian. " Lah kalian tumben datang pagi nih ?" Tanya Rian yang menyadari jika masih pagi.

" Lah Lo sendiri ngapain datang pagi ?" Gara balik bertanya.

" Gue sih mau nunggu Lo " gara paham jika Rian akan menyontek.

" Ngapain nunggu gue?" Gara mengangkat sebelah alisnya.

" Mau pinjem buku lah , terus gw salin catatan Lo " cengir Rian.

TENTANG ANGGARA (GARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang