01

3.5K 169 7
                                    

Bibir gadis yang baru menginjak angka dua puluh tiga tahun itu terus tersenyum sepanjang dia melihat pantulan dirinya di cermin dengan dress baru pilihannya. Dress warna biru selutut tanpa lengan, membuatnya terlihat dewasa. Meskipun sebenarnya dia masih jauh dari kata itu.

Dia puas sekali dengan pilihan terakhirnya di toko ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia puas sekali dengan pilihan terakhirnya di toko ini. Dengan riang dia menghampiri seseorang yang menunggunya di depan kamar ganti yang dia masuki.

"Joan, lihatlah apa aku terlihat cantik dengan baju ini?"

Si pemuda yang sedang berdiri mengamati itu tersenyum.

"Kau selalu cantik dengan baju apapun."

Si gadis sedikit merenggut.

"Kau selalu mengatakan itu..."

Tapi tidak lama, senyum gadis ini kembali menghias pipi gembilnya.

"Nanti malam pasti akan menyenangkan, bukan begitu Joan?"

Si pemuda hanya mengangguk, memperhatikan si gadis yang kembali masuk ke kamar pas.

Laki-laki bertubuh tegap yang dipanggil Joan itu, setia mengikuti kemanapun langkah kaki gadis berambut sebahu dengan poni yang menggemaskan di wajah cantiknya.

Dengan kedua tangan yang menenteng beberapa paperbag dari merk-merk ternama, tidak terlihat keletihan di wajah manis tapi tegas itu. Dia justru ikut senang dengan semangat gadis di depannya yang ceria memasuki beberapa toko untuk membeli keperluannya.

Di depan toko buku, langkah kaki gadis itu melambat. Memutar tubuhnya berhadapan dengan pemuda Joan.

"Sepertinya cukup untuk hari ini Joan, sepertinya kakiku sudah mulai pegal."

"Baiklah, mau langsung pulang ke rumah atau mampir ke tempat lain dulu?"

Si gadis tampak berpikir.

"Sebelum pulang aku ingin ke toko ice cream dulu."

Joan mengangguk, kembali mengikuti gadis itu yang sudah kembali berjalan di depannya.

Sampai di parkiran mobil, Joan memasukan lebih dulu barang-barang yang dibawanya di jok belakang. Lalu membuka pintu depan untuk gadis yang tidak pernah menghilangkan senyuman di bibir plumnya.

Setelah memasang sabuk pengaman, Joan menoleh pada gadis di sampingnya yang juga melirik padanya.

"Ice cream di tempat biasa nona?"

"Iya..." si gadis mengangguk antusias.

Sang sopir pribadi ini kemudian melajukan mobil ke tempat favorit anak majikannya.

.

.

Joan Reagan, pemuda berusia dua puluh tiga tahun yang menjadi sopir pribadi sekaligus pengawal pribadi sang gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joan Reagan, pemuda berusia dua puluh tiga tahun yang menjadi sopir pribadi sekaligus pengawal pribadi sang gadis. Di rekrut dari agen yang sudah mencetak bodyguard-bodyguard tangguh dan cerdik. Hanya tinggal bersama sang ayah karena ibunya menghilang sejak dia berumur sepuluh tahun. Dari kecil sudah mendapat pendidikan yang keras dari ayahnya, membuatnya tumbuh menjadi laki-laki kuat dan bertanggung jawab. Sedikit keras untuk sesuatu yang dianggapnya salah.

Pemuda manis yang hanya bisa tersenyum kepada Lilyane Alysse Monarch, sang anak majikan.

Gadis manis yang baru saja lulus dari universitas ternama di sebuah kota besar di Negara yang terkenal akan kecantikan bangunan-bangunan tua yang masih berdiri kokoh hingga sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis manis yang baru saja lulus dari universitas ternama di sebuah kota besar di Negara yang terkenal akan kecantikan bangunan-bangunan tua yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.

Yang adalah putri bungsu salah satu pasangan konglomerat yang menguasai perdagangan dalam dan luar negeri negara maju tersebut. Jillian Sebastian Monarck dan istrinya Julia Abella Monarch.

Joan dan Lilyane sudah mengenal hampir tiga tahun lamanya. Sejak Joan berkorban untuk Lilyane dan menyelamatkannya dari perampok yang hampir menculik gadis itu dua tahun lalu hingga meninggalkan bekas luka di pipi kiri Joan membuat mereka menjadi dekat sebagai teman.

Mungkin karena mereka seusia membuat mereka mudah berkomunikasi dalam berbicara dan bersikap. Tapi Joan tidak ingin memanfaatkan pertemanan mereka menjadi bersikap tidak sopan atau berkata-kata seenaknya kepada anak majikannya tersebut. Dia tetap mempunyai batasan dan menjaga jarak dengan seseorang yang dihormatinya itu.

Meskipun kadang, Lilyane sangat manja padanya dia tetap profesional dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Terus terang Joan merasa dihargai karena Lilyane mau menganggapnya teman daripada seorang sopir dan pengawal pribadi. Mungkin karena mereka hampir dua puluh empat jam bersama, karena Lilyane sendiri tidak mempunyai banyak teman. Sejak kejadian perampokan dulu, tuan Jillian membatasi pergaulannya di luar rumah. Menjadikan Joan satu-satunya yang bisa diajak bersenang-senang oleh Lilyane. Pergi ke taman hiburan, pergi memancing, ke pantai ataupun hanya makan ice cream di tempat favoritnya.

Malam nanti ada perayaan di rumah tuan Jillian untuk merayakan kelulusan Lilyane. Dan gadis ini tidak sabar untuk menjadi pusat perhatian nanti malam. Meskipun hanya keluarga terdekat yang akan hadir tapi gadis ceria ini selalu menyukai pesta. Menurutnya pesta itu menyenangkan, karena akan ada banyak orang-orang yang tersenyum dan tertawa dan dia sangat menyukai dua hal itu.

"Menurutmu, dia datang tidak ke pestaku nanti malam?" tanpa menoleh pada Joan, Lilyane menatap langit dari jendela mobilnya.

"Kalau tuan Jillian mengundangnya, dia pasti datang."

Kepala Lilyane menengok ke arah Joan. 

"Benarkah? aku ingin dia melihatku memakai gaun yang aku beli tadi." 

Joan mengangguk tanpa melepas pandangannya ke arah jalanan yang dilaluinya.

"Dia pasti akan menyukainya..."

Si gadis tersenyum malu dengan meremas kedua tangannya sendiri di atas pahanya. Lalu membayangkan tentang seseorang yang sudah lama dikaguminya itu akan datang dan memujinya di pesta nanti.

***

luv u ^_^

BLACK ROSES (BTS DAN BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang