15

742 93 5
                                    

Joan mengeraskan rahangnya, mendengar bagaimana gadis itu menceritakan lukanya, hatinya seperti ikut teriris. 

"Dia...dia hanya terpaksa menikahiku..."

Joan masih memeluknya erat, membiarkan tangan kecil itu sesekali memukuli dadanya, untuk melampiaskan emosinya dan mengeluarkan amarahnya.

Dia benar-benar tidak menyangka Verrel akan melakukan ini pada gadis yang paling disayanginya. Gadis yang baginya seperti malaikat, yang tidak pernah merasakan rasa sakit selama hidupnya. Kali ini harus menerima rasa sakit dari orang terdekatnya, sang suami yang dipujanya. 

Membuatnya ingin melayangkan pukulan yang teramat sakit di wajah Verrel.

Joan dan Lilyane saling menyayangi satu sama lain dengan tulus, membuat keduanya dekat sebagai sahabat, bagi Lilyane tidak untuk Joan. Merasakan perasaannya yang berbeda, membuat Joan ikut sakit melihat kesedihan dan rasa kecewa Lilyane yang besar terhadap suaminya sendiri. 

Tubuh Lilyane melemas, terlalu lelah menangis. Joan kemudian mengangkat tubuhnya, membawanya ke dalam kamar yang berada di atas, kamar yang biasa digunakannya ketika menginap di rumah Matthew. Membaringkannya perlahan di atas ranjang, lalu duduk di tepian ranjang. 

"Istirahatlah, aku akan menghubungi nyonya Julia bahwa kau ada di tempatku."

Lilyane menatap lemah pemuda itu.

"Jangan...jangan menceritakan hal ini... kepada siapapun."  

Joan mengangguk, mengelus kepala Lilyane.

"Aku hanya akan memberitahunya kalau kau ada di tempatku..."

Lilyane terisak pelan.

"Jangan menangis lagi, kau harus kuat..."

"Tapi ini sakit sekali Joan..." Lilyane meremas dadanya, membuat kaos yang dipakainya kusut.

"Aku tahu..."

Joan hendak beranjak untuk meninggalkan Lilyane sendirian. Tapi Lilyane memegang lengannya.

"Jangan pergi, temani aku..."

Joan menatap mata yang terlihat sayu karena terlalu lelah menangis. Dia pun ikut naik ke atas ranjang, berbaring di sebelah Lilyane

"Aku tidak akan pergi..."

Lalu membiarkan Lilyane yang merapatkan tubuhnya dan meletakkan kepalanya di lengan kekarnya. Mencari posisi nyaman untuk membuat perasaannya lebih baik. Tangan Jaon bergerak untuk mengelus punggung Lilyane, sampai gadis itu tertidur. Dengan dirinya yang mati-matian menahan gejolak perasaannya sendiri.

.

"Eh kau belum pulang?" Matther sedikit kaget ketika dirinya pulang, mendapatkan Joan duduk di dekat perapian sambil memegang secangkir kopi hangat.

"Sepertinya aku akan menginap...bersama Lilyane..."

Matthew memilih duduk di samping Joan, daripada membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

"Apa dia baik-baik saja?"

"Dia hanya perlu istirahat."

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Joan menghela napas, masih memegang cangkir keramik itu.

"Tidak ada apa-apa, hanya pertengkaran kecil dalam rumah tangganya."

"Dia seperti selalu tergantung padamu ya?"

Joan tersenyum kecil.

"Dia hanya terlalu takut untuk melakukan semuanya sendiri."

BLACK ROSES (BTS DAN BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang