24

611 79 5
                                    

Verrel memperhatikan Jennet yang sedang mencari-cari sesuatu di laci kamarnya. Membuatnya mengernyit heran karena tidak biasanya gadis itu mengacak-ngacak kamarnya seperti ini.

"Sayang, kau sedang apa?"

Jennet mengabaikan pertanyaan Verrel, tangannya sampai di laci paling bawah. Matanya berbinar ketika menemukan benda yang dicarinya. Dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan selembar foto di tangannya. Verrel mendekatinya, ikut melihat gambar foto yang sedang diperhatikan kekasihnya itu.

"Apa mungkin dia?" ucap Jennet pelan.

Verrel yang kesal diacuhkan gadisnya, merebut foto yang memperlihatkan seorang anak laki-laki dengan seseorang yang sama di foto yang pernah diperlihatkan Jennet.  

"Apa anak laki-laki ini adikmu?"

Jennet mengangguk, lalu membalik foto hingga terlihat tulisan seperti nama seseorang.

Joan Reagen dan Mathew Ceaser Reagen.

"Apa kau mengenal sopirnya Lilyane?"

Verrel menggeleng pelan.

"Aku hanya mengetahui wajahnya saja, karena hampir setiap hari dia selalu bersama Lilyane."

"Apa kau tahu namanya?"

"Aku tidak ingat..."

Jennet membuang napas.

"Lilyane mengajakku makan siang di kantin kantor dan membicarakan tentang hubungan kita. Aku tidak menyangka dia kan mengetahuinya dengan cepat."

"Cepat atau lambat sama saja bukan? toh dia akan tahu dari kita atau mengetahuinya sendiri."

"Tapi dia terlalu baik, dia bahkan mau membantu untuk hubungan kita."

Verrel merangkul bahunya Jennet.

"Aku tahu...aku merasa bersalah telah membuatnya berada diantara hubungan kita. Tapi aku lihat dia baik-baik saja, aku harap seperti itu."

Jennet terdiam, memperhatikan lagi foto yang ditemukannya.

"Lilyane memanggil sopirnya sama dengan nama adikku...apa mungkin adikku adalah sopirnya Lilyane?"

Verrel menerawang, mengingat kembali wajah Joan dan membandingkannya dengan foto yang masih dipegang Jennet.

"Kita harus mencari tahu."

Jennet mengangguk, sebelum Verrel membawanya berbaring dan memeluknya dengan erat. Sampai keduanya tertidur setelah melakukan aktifitas menghangatkan tubuh beberapa menit.

.

.

Lilyane masih malas keluar dari kamar lamanya, pikirannya masih dipenuhi dengan apa yang diucapkan Jonathan semalam tentang Joan, tentang pemuda yang selama ini menjadi sahabat dekatnya. Kalau dibandingkan dengan Verrel, Joan memiliki raga yang hampir sama dengannya. Wajah tampan dan tubuh berotot, yang membedakannya adalah Joan lebih santai dibanding Verrel yang kaku. 

Lilyane meringis aneh, ketika dia malah memikirkan Joan. Lamunannya membawa ingatannya ketika di rumah Mathew, dia sampai menelan ludah ketika menyadari dia telah melakukan kontak fisik dengan pemuda itu. Pipinya memerah ketika tiba-tiba merasakan kembali ciuman Joan di bibirnya. Dia menenggelamkan wajahnya di bawah bantal, merasa malu sendiri dengan isi kepalanya.

Dalam beberapa menit dia akan bertemu dengan Joan, tapi rasanya aneh ketika dia merasa gugup padahal sebelumya itu hal biasa yang selalu dilakukannya selama empat tahun dengan laki-laki itu. Akhirnya dia pun kembali menyamankan tubuhnya di ranjang empuknya. Masih mengantuk karena semalam tidak bisa tidur.

BLACK ROSES (BTS DAN BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang