Day 15. Rasa

47 7 0
                                    

15 Juni
8.30. A.M

"Len" panggil Jaehyun pada Alena yang sedang membersihkan rumah sementara mereka ini.

"Hmm?" balas Alena.

"Abang mau cari Mama sama Papa, kamu tinggal di sini ya" ucap Jaehyun. Alena langsung menghentikan aktivitasnya.

"Alena mau ikut" ucapnya.

Jaehyun menatap adik semata wayangnya itu. Lalu berdiri disamping Alena.

"Bang Jaehyun ga mau kamu kenapa-napa." ucap Jaehyun sambil mengelus lembut rambut Alena.

"Tapi kan Alena juga mau nyelametin Mama sama Papa"

"Engga Lena, ini bahaya, ini tugas anak cowok" Jaehyun mencubit pipi Alena. Alena hanya mengembungkan pipinya.

"Kamu tinggal sama Yangyang dulu. Nanti Yangyang yang jagain kamu." Jelas Jaehyun.

"Boleh Alena pergi ke tempat Haechan?" tanya Alena.

"Tanya sama Yangyang" jawab Jaehyun sambil tersenyum.

"Bang Jaehyun pergi dulu ya. Hati-hati di rumah. Abang sayang Lena" Jaehyun memeluk adiknya itu.

"Janji pulang selamat sambil bawa Mama, Papa?" tanya Alena.

"Diusahakan" jawab Jaehyun sambil terkekeh pelan. Alena mengeratkan pelukannya pada Jaehyun.

"Lena sayang Bang Jaehyun" gumamnya.

.
.
.

10.15 A.M

Alena bersiap-siap di kamarnya. Memakai penyamaran agar tak dikenali komplotan penculik yang mengintainya.

Ya, ia ingin ke komplek Neo. Awalnya Alena tidak ingin, namun apa daya, egonya dikalahkan oleh rasa rindunya kepada Haechan. Alena hanya ingin berpamitan dengan benar. Hanya itu saja, tidak lebih kok..

Alena keluar dari kamar, ia hendak berjalan ke pintu utama. Masa bodoh dengan izin kepada Yangyang. Toh, Yangyang itu siapa?

Duk

"Aduh" Alena memegangi kepalanya yang terbentur sesuatu.

"Mau kemana?" ternyata yang ditabrak Alena adalah Yangyang. Ia baru selesai mandi, hal itu terlihat dari rambutnya yang masih basah.

"Bukan urusan lo sih hehe" jawab Alena lalu ia berusaha untuk melewati Yangyang.

"Lena, di sini kamu tanggung jawab saya, jadi saya berhak tau kamu mau kemana" ucap Yangyang sambil menahan tangan Alena.

"Ih apaan sih, lo siapa, seenaknya ngatur gue. Suami gue lo?!" Ketus Alena.

Yangyang menatap dalam mata Alena yang menantangnya.

"Kamu ini perempuan, kenapa bar-bar sekali?" Ucap Yangyang lalu tersenyum pada Alena.

"Apa sih ah" Alena memalingkan wajahnya.

"Kamu mau ke tempat pacar kamu?" tanya Yangyang yang beranjak duduk ke sofa.

"Bukan pacar" jawab Alena.

"Terus apa? Cinta bertepuk sebelah tangan? Hahaha" ledek Yangyang yang membuat Alena kesal sekaligus sedih.

"Kok lo ngeselin sih?!"

"Lho? Kan saya cuma bilang faktanya, Lena" jawab Yangyang.

"Menurut kamu, apa si Haechan itu suka sama kamu? Ucapin selamat tinggal aja engga ya? Apalagi I Love You" kompor Yangyang.

"Waktu itu dia sakit" jawab Alena.

"Oh ya? Yakin sakit? Padahal sebelumnya dia baik-baik aja saya lihat. Kalau kurang makan pun seharusnya kamu juga tumbang dong. Hahahaha" lagi-lagi Yangyang mengompori.

Alena terdiam, benar juga kata Yangyang. Haechan tak menganggap kalau Alena itu penting.

Seketika, hatinya teriris. Tanpa sadar, Alena menitikkan air matanya.

"Hey, jangan nangis, ga guna nangisin cowok" Yangyang menghampiri Alena.

"Lo sih.." Isak Alena. Yangyang jadi kebingungan, apa yang harus ia lakukan? Ternyata ia sudah kelewatan.

Hap

Akhirnya Yangyang memeluk Alena. Membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya.

"Maafin saya ya? Saya ga bermaksud bikin kamu sedih" ucap Yangyang sambil mengelus rambut Alena pelan.

"Gue bodoh ya ternyata, kenapa gue suka sama orang yang mungkin hanya niat nolongin gue. Ga lebih" Isak Alena. Yangyang hanya diam dan terus mengelus rambut Alena.

"Miris banget ya gue hahaha"

Alena masih terisak dalam pelukan Yangyang.

Setelah beberapa saat, Yangyang melepas pelukannya.

"Mau pergi sama saya? Kita beli eskrim" ajak Yangyang.

Alena hanya menurut.

"Saya ganti baju dulu atau pakai baju ini aja?" tanya Yangyang polos. Melihat itu Alena ingin tertawa.

"Ganti lah, itu udah ada ingus gue di sana" jawab Alena.

"Kamu bersihin nih ingus kamu." Yangyang menyodorkan bajunya pada Alena sambil membuat ekspresi pura-pura kesal.

"Ogah" jawab Alena.

"Dih" Yangyang menjitak pelan kepala Alena.

"Yaudah, saya ganti baju dulu. Kamu tunggu di sini" titah Yangyang.

.
.
.

"Chan, makan yok, udah ah pundungnya." bujuk Seulgi pada Haechan yang mengurung diri di kamarnya. Tak biasanya adiknya yang ceria itu murung seperti ini, mungkin karena sudah sangat sesak baginya.

"Makan aja duluan Teh, Echan ga laper" jawab Haechan.

"Udah berapa hari kamu ga makan hah? Mau liat Teteh stress?" Akhirnya Seulgi marah.

Haechan hanya diam.

"Chan, Teteh tau kamu sedih, tapi jangan berlarut-larut begini. Ini juga bukan salah kamu. Lagian, kalau Alena ngerti keadaannya, dia ga bakal permasalahin mau kamu anak siapa Chan" jelas Seulgi kesal.

Lagi-lagi Haechan diam.

Benar juga kata Seulgi. Lagian Alena tak punya rasa sedikitpun kepada Haechan, mungkin..

Apakah harus berhenti di sini?Haechan tak akan bertemu dengan Alena lagi bukan? Alena sudah pergi.

Dan juga, kenapa ia menyesal terlahir sebagai anak Heechul? toh dia tak mengenal ayahnya sebelumnya. Apa yang berubah? Tidak ada kan?



TBC :)))

July [Lee Haechan]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang