Day 22. Haruskah Aku Pergi?

52 6 0
                                    

22 Juli
13.00 P.M

"Lena, Bang Jaehyun mau ke tempat Om Donghae, kamu ke sini ya, jagain Mama, Papa" suruh Jaehyun kepada adiknya melalui panggilan telepon.

"Oke bang"jawab Alena.

Jaehyun menghembuskan nafas lega. Ia bisa pergi ke rumah Donghae untuk mendiskusikan kasus ini, setelah meminta kesaksian dari orang tuanya.

"Jae, Papa percaya kalau Heechul itu sedang menyiasati hal lain. Papa sempat dengar, kalau Heechul berhasil membobol ATM papa yang untuk pengembangan debut grup baru." Jelas Siwon. Ayah dari Alena dan Jaehyun.

"Sebenarnya kenapa sih Om Heechul itu Pa? Dulu bukannya hubungan kalian baik-baik aja ya?" tanya Jaehyun.

"Jae, kamu inget anak Heechul yang Papa bilang kemarin?"

Jaehyun mengangguk.

"Anak Heechul ada 2, satu perempuan, yang satu laki-laki--"

"Jadi, Heechul itu minta anaknya buat dijodohin sama kamu atau Lena." Potong Yoona, Ibu Jaehyun.

"Kami dulu setuju-setuju aja. Tapi, setelah kami dapat laporan dari temennya Heechul itu, katanya itu alibi doang. Supaya anaknya ga hidup miskin, supaya kita mau nanggung anaknya. Alias jadi benalu" jelas Yoona.

"Kamu tau Jae? Orang seperti mereka ga pantes buat kita. Mama tau ini terdengar jahat, tapi Mama ga mau anak Mama dijadiin tumpuan untuk anaknya. Apalagi Alena. Dia perempuan, masa Alena yang kerja, sementara suaminya diem aja di rumah."

"Terus gimana Ma,Pa?" tanya Jaehyun lagi.

"Papa ga bakal biarin hal itu terjadilah, sekarang kita kan tinggal lapor polisi. Kita juga punya kenalan di sana. Jadi bakal gampang. Bentar lagi juga masuk penjara dia" ucap Siwon sambil memakan bubur rumah sakit.

"Seandainya Alena tahu anak Heechul itu, lalu dia suka gimana?" tanya Jaehyun ragu.

"Mana mungkin, ketemu aja belum. Heechul aja ga tau anaknya di mana. Yang jelas dia cuma tau namanya, Seulgi dan Haechan" jelas Siwon. Jaehyun hanya tersenyum kotak. Papa tak tahu saja kalau Alena sudah mengenal baik Haechan. Malah ia memendam rasa suka kepada anak Heechul itu.

"Kamu jangan bilang ke Lena dulu, takutnya Lena salah paham" ucap Yoona. Jaehyun mengangguk.

.
.
.

"Lenaaaa!!!" teriak Yangyang. Ia sudah berputar-putar mencari Alena di rumah. Namun, gadis itu tak terlihat batang hidungnya.

"Duh, mana sih? Nanti kalau hilang, gue yang dimarahin Jeffrey" dumel Yangyang.

Ting

Terdengar bunyi bel dari gerbang. Tampaknya ada yang datang. Yangyang segera menghampiri gerbang tersebut, berharap itu adalah Alena.

"Iya, bentar Len." Yangyang berlari ke arah bunyi bel itu.

"Lho? Kang Renjun?" tanya Yangyang setelah memastikan orang yang berdiri di hadapannya ini.

"Iya, Kang. Ini saya." Ucap Renjun.

"Masuk dulu Kang" sila Yangyang.

Lalu mereka duduk di teras rumah itu. Rumah yang cukup luas.

"Ada apa ya Kang? Tumben banget nih" buka Yangyang.

"Saya cuma mau nanya ke akang. Ini menyangkut Alena sama Haechan" ucap Renjun. Yangyang mengangguk, lalu ia mendengarkan Renjun.

"Gini Kang, sebenernya, Haechan didiagnosa lupa ingatan sementara sama dokter. Ingatannya bakal pulih kembali dalam waktu singkat ini, tapi syaratnya Haechan ga boleh dipaksa mengingat."

"Jadi saya mau minta tolong ke akang, akang kan tau Haechan deket sama Alena. Tapi, semenjak Alena pergi, Haechan jadi sering pundung. Pokonya ga seceria yang dulu lah. Jadi, saya sama anak komplek lainnya memutuskan, demi kebaikan bersama, Alena jangan ketemu sama Haechan dulu."

Yangyang mengerutkan dahinya. Mencoba mencerna perkataan Renjun.

"Kami ga mau liat Haechan pundung lagi Kang, kalau Haechan inget Alena, pasti dia bakal sedih lagi. Akang tau kan? Kalau cinta yang terpisah itu sedihnya gimana? Itu sebabnya. Meskipun Haechan ga bilang secara terang-terangan kepada kami, tapi udah sangat jelas kalau Haechan itu suka ke Alena." Jelas Renjun.

Yangyang hanya diam.

"Saya mohon bantuannya ya, Kang. Demi kebaikan Haechan juga Alena. Lagian, mana mungkin orang tua Alena nerima hubungan itu? Toh, mereka kaya banget. Punya perusahaan bergengsi. Masa calon mantunya anak desa, kerja serabutan pula"

Yangyang menundukkan kepalanya. Ia tak tahu harus berkata apa.

Jauh dalam hatinya, sebenarnya ia tak rela melihat Alena kecewa. Jika kebahagiaan Alena adalah Haechan, maka Yangyang rela melepaskan gadis itu. Walau perih dirasa hatinya.

"Saya pamit dulu Kang" Renjun menepuk pundak Yangyang, kemudian berlalu meninggalkan pria blasteran Jerman itu.

.
.
.

"Gimana Jeff?" tanya Donghae sambil menyesap kopinya.

"Boleh juga om. Jadi ini kita tinggal tau bersih aja kan? Ga ribet-ribetan lagi?"

"Tenang, semuanya biar om yang atur. Kamu sama orang tua kamu duduk manis aja sambil nonton TV." Jawab Donghae. Jaehyun mengangguk, lalu tersenyum kepada rekan ayahnya itu.

"Makasih banyak om"

"Santai aja, kayak ke siapa aja" canda Donghae.

"Btw Jeff, kamu gamau ngajak Joanna jalan-jalan?" tanya Donghae pada Jaehyun sambil melirik anak gadisnya yang sedari tadi senyum-senyum.

Jaehyun jadi tidak enak. Mungkin Donghae minta balasan, hanya dengan membawa putrinya jalan-jalan. Jaehyun tau Joanna itu sudah naksir dirinya sedari dulu. Namun, entahlah, Jaehyun belum memikirkan masalah hati. Jadi, ia tak ambil pusing soal wanita.

"Boleh om, izin bawa Joanna nya ya" ucap Jaehyun akhirnya. Walau dengan keadaan terpaksa. Tak enak juga kalau menolak bukan?

.
.
.

"Jeffff" panggil Joanna yang duduk di kursi samping mobil Jaehyun.

"Iya?" Balas Jaehyun tanpa mengalihkan fokus dari jalanan yang dilaluinya.

"Kamu kapan bilang ke papa kamu kalau mau debutin aku jadi girl grup baru?" tanya Joanna dengan nada manja lagi memelas.

"Kamu latihan aja yang bener, nanti kalau kamu lulus kualifikasi perusahaan, pasti dimasukin list debut" jawab Jaehyun.

"Capek Jeff, kamu kan tau. Aku tuh ga punya banyak waktu untuk latihan-latihan gitu. Aku harus ke salon, perawatan, jalan-jalan sama temenku, pemotretan" jelas Joanna panjang lebar.

Jaehyun memutar bola matanya malas.

"Selagi kamu ada, kan aku ga usah capek-capek latihan. Kamu tinggal bilang ke papa kamu. Selesai deh" lanjut Joanna.

"Nanti, kalau aku jadi idol, kan kamu juga yang bangga sayang. Punya calon istri terkenal, cantik, anggun, elegan, seksi, banyak cowok-cowok yang naksir, tapi aku pilih kamu"

"Kalau banyak cowok-cowok yang naksir, bagus dong ya? Kamu tinggal cari yang sesuai, terus nikah." Potong Jaehyun.

"Kan aku pilihnya kamu, sayang" jawab Joanna.

"Banyak yang lebih baik dari aku Jo, aku yakin kamu bakal temuin itu" ucap Jaehyun sengit.

"You are perfect to me baby" jawab Joanna.

"Shit, ni cewek batu amat dah" batin Jaehyun.

Akhirnya ia memilih diam dan mengangguk, pura-pura mengiyakan ucapan Joanna barusan.

TBC :")

July [Lee Haechan]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang