"shit" umpat Alena sambil menendang bebatuan yang ada di taman kota. Ya, Alena kabur setelah keputusan yang dilontarkan Siwon.
"Kenapa Papa jodoh-jodohin gue sih? Apa Papa ga mau gue bahagia?" gumam Alena.
"Gue kan mau nikah sama orang yang gue cinta, lah Yangyang? Gue keknya ga cinta deh sama dia." ucap Alena.
Dug
"Aduh" Alena memegangi dahinya yang terkena benturan.
"Eh, maaf mbak"
"Lain kali hati-hati dong-- eh?! Bang Mark?!" Alena terkejut, ternyata yang ditabraknya itu adalah Mark.
"Alena?"
Mereka akhirnya memutuskan duduk di bangku taman untuk mengobrol sebentar.
"Kenapa Len? Kok muka lo kusut gitu?" Tanya Mark sambil memberikan sebotol air mineral yang baru saja ia beli.
Alena menunduk lalu menghembuskan nafas dalam. Beban hidupnya terlalu berat, banyak yang ia pikirkan. Rasanya kacau, ia tak sanggup lagi.
"Bang Mark.." panggil Alena setelah hening menerpa.
Mark menoleh, bersiap untuk mendengar kalimat-kalimat yang akan dilontarkan gadis itu.
"Gue dijodohin Papa" ucap Alena. Mark tampak terkejut, namun ia menahan ekspresinya.
"Bang Jaehyun nunjukin video gue sama cowok, Bang Mark tau kan? Yangyang itu lho."
Mark mengangguk.
"Papa seenak jidat aja ngejodohin gue, dengan kedok kalau gue cinta sama Yangyang, terus Yangyang itu anaknya Tuan Liu, orang kepercayaan Papa" jelas Alena.
"Terus lo gimana?" tanya Mark.
"Gue udah coba tolak, tapi Papa ga bisa dibantah, dan Mama sama Bang Jaehyun juga setuju aja" jelas Alena lemah.
"Gue gamau Bang"
Alena mulai menitikkan air matanya. Tak kuasa menahan beratnya hari ini untuknya.
"Len" panggil Mark kepada Alena yang tengah menunduk sambil menangis.
"Kalau lo ga suka, bilang aja. Lo berhak kok, karena yang jalanin hidup lo itu lo sendiri kan? Kalau ga suka, bilang ga suka" ucap Mark.
"Tapi, kalau orang tua, pasti mau yang terbaik untuk anaknya Len, coba lo pikir dulu sisi lainnya. Jangan lo telen bulet-bulet apa yang lo pikirin aja. Coba liat dari sudut pandang lain"
Alena terdiam, memikirkan perkataan Mark barusan. Baiklah, Alena akan coba melihat sisi lainnya. Mungkin benar, ia selama ini hanya termakan egonya.
"Makasih Bang Mark" ucap Alena sambil berusaha tersenyum.
"Anytime Len" Mark balas tersenyum.
"Bang, Haechan apa kabar?" Tanya Alena lagi.
"Gue mau jengukin Haechan tapi kata Jaemin, Haechan udah dibawa pulang." Lanjut Alena.
Mark bingung mau menjawab apa. Ia harus merahasiakan keberadaan Haechan dari Alena. Untuk kepentingan misi mereka. Ya, Haechan sebenarnya masih di rumah sakit, namun....
"Dia udah sadar kok, Echan baik-baik aja hehe. Len, gue pamit dulu ya, lagi buru-buru soalnya. Bye" Mark lari dari kenyataan. Eh bukan, lari dari sana.
"Tapi Bang Mark--" belum selesai Alena berbicara, Mark sudah naik ke atas angkot.
Tinggalkanlah Alena sendiri di taman kota itu, duduk di kursi minimalis di tepi taman, memikirkan perkataan Mark barusan dan mencoba untuk mencerna apa yang terjadi.
Apakah dengan cara ini, Alena bisa hidup bahagia? Cinta akan datang dengan sendirinya bukan? Dan... Mungkin saja cara ini bisa menjadi cara untuk melupakan Haechan. Lelaki itu, lelaki yang sudah berputar-putar di kepala Alena selama hampir sebulan ini. Lelaki yang selalu tampak hebat di mata Alena, walau kelakuannya sangat random.
"Alenaa!!!" Sebuah suara tak asing memanggilnya. Alena cepat-cepat menghapus air matanya, agar orang itu tak tahu apa yang ia rasakan.
"Kamu bikin cemas saja, saya sudah cari kamu kemana-mana. Taunya di sini" pria itu duduk di samping Alena. Alena hanya diam, tak tau harus berkata apa.
"Saya tau kamu ga terima dengan keputusan Papa kamu, nanti saya akan bicara dengan Pak Siwon agar membatalkan perjodohan kita. Kamu tenang saja, saya akan usahakan" jelas Yangyang yang merasa tidak enak dengan Alena.
"Yangyang" panggil Alena akhirnya.
"Lo yakin mau nikah sama gue?" tanya Alena. Yangyang terdiam, jauh dalam hatinya ia pasti mau menikah dengan gadis cantik itu. Siapa yang tak terpesona kepada Alena?
Di sisi lain, Yangyang merasa tidak enak, bagaimana bisa ia menikahi orang yang terpaksa. Yangyang ingin membuat Alena jatuh cinta dengan sendiri, bukan karena paksaan. Karena itulah prinsipnya sebagai lelaki.
"Jawab Yangyang" suruh Alena.
"Saya gatau mau jawab apa"
"Lo sayang sama gue?" Alena mengganti pertanyaannya.
Yangyang lagi-lagi diam, lalu beberapa menit kemudian, ia mengangguk ragu.
"Yaudah, ayo kita nikah" ucap Alena.
Yangyang terkejut, ada apa dengan Alena? Kenapa? Apakah ini mimpi? Apakah Alena terpaksa? Ya, pasti terpaksa.
"Kamu terpaksa kan?" Tanya Yangyang datar.
"Engga, gue serius" jawab Alena. Yangyang menatap mata Alena, begitupun dengan gadis itu. Ia menatap mata Yangyang.
"Maaf Alena"
TBC :))))
KAMU SEDANG MEMBACA
July [Lee Haechan]✔
FanfictionStart from day 1 to day 31 you'll be in my heart always