Tentang Rindu

89 20 14
                                    

~HAPPY READING♡~

Selain seorang leader Black Swan, Rama juga merupakan seorang kapten tim sepak bola di SMA Putra Bangsa atau biasa disebut dengan PUBA.

Sebagaimana yang di beritahukan tadi bahwa pulang sekolah mereka akan mengadakan latihan. Sebelumnya Rama telah menyuruh Shinta untuk menunggunya latihan.

Bel pulang telah berbunyi beberapa jam yang lalu, namun masih banyak murid yang berdiri di pinggir lapangan. Mereka sedang melihat tim sepak bola PUBA yang latihan.

Kaki yang masih sakit membuat Shinta tak dapat bergabung dengan teman-temannya. Dia pun memutuskan untuk duduk disalah satu bangku depan kelas.

Riuh tepuk tangan dan sorakan terdengar bersahutan, menyemangati para pemain. Hari yang mulai sore tak dihiraukan oleh murid-murid tersebut. Mereka justru tambah bersemangat dan betah berada disana.

Rambut, kulit bahkan kaos para pemain telah basah dibanjiri oleh keringat. Menandakan bahwa mereka telah melakukan latihan yang cukup lama. Suara peluit yang ditiup menginstruksikan bahwa latihan telah selesai.

Para pemain PUBA mengistirahatkan tubuhnya dengan berselonjor di lapangan. Banyak siswi-siswi yang berdatangan untuk memberikan sebotol minuman dingin. Khususnya kepada sang kapten, meski mereka yakin bahwa minuman mereka tak akan diminum olehnya.

Sebuah teriakkan membuat para siswi yang mengerubuni Rama mundur perlahan, Siska datang bersama antek-anteknya. "Ramaaa sayang, nih aku bawain minuman."

Rama yang tengah kehausan dengan cepat menerima dan meneguknya hingga tandas, Siska yang melihat itu tersenyum puas.

"Eh mau kemana?" Tanya Siska ketika melihat Rama menggendong tasnya.

"Balik." Rama melangkahkan kakinya menuju parkiran. Tak lupa ia mengabari Shinta, bahwa ia telah selesai latihan dan menunggunya di parkiran.

Shinta yang menerima pesan dari Rama segera berjalan ke tujuan dengan tertatih-tatih. Namun langkahnya terhenti karena seorang perempuan yang berdiri tak jauh darinya. Senyum licik menghiasi wajahnya, Angel berdiri dengan tangan bersedekap.

Setelah mengatur jantungnya agar lebih tenang, Shinta melanjutkan langkahnya. Ketika ingin melewati Angel, tangan Shinta dicekal oleh perempuan itu. "Lo apa kabar, lama ya ngga ketemu?"

"Baik."

"Masih suka nyolong?" Tanya Angel mengungkit masa lalu.

"Gue bukan maling," kata Shinta penuh penekanan.

"Maling ngaku penjara penuh, gimana ya reaksi temen-temen lo kalau tau ternyata seorang Arshinta itu pencuri."

Shinta menghembuskan nafasnya kasar. "Terserah lo mau ngomong apa."

Terdengar kekehan mengejek, "udah berani ternyata."

Cekalan Angel terlepas lantaran teriakan seseorang memanggil nama Angel. Bintang dengan berlari kecil menghampiri mereka berdua.

"Mau ngapain lagi lo ngel?" Tanya nya.

"Nggak ngapa-ngapain, aku cuman minta maaf sama dia, iyakan?"

RAMA-SHINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang