TRIPLE Ri

63 16 23
                                    

SPESIAL 1K READERS

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YANG BANYAK?!

Follow: Siskasofia87

Bel masuk telah berbunyi dari tadi, namun Rama dengan santainya masih berjalan di koridor. Sudah biasa baginya, berangkat terlambat.

Jika seperti ini, maka ia tidak akan masuk ke kelas melainkan akan membolos. Kini taman belakang adalah tujuannya.

Tempat nya yang gelap, membuat taman ini jarang dikunjungi orang. Banyaknya pohon besar serta ilalang-ilalang menjadikan suasana disini menjadi sejuk dan terkesan seram.

Rama ditemani rokoknya duduk di salah satu bangku yang tersedia. Angin sempoi-sempoi menerjang wajah dan rambutnya.

Lama dalam keheningan, hingga sebuah suara tangisan terdengar oleh Rama. Dicarinya sumber suara itu, hingga terlihat seorang perempuan yang sedang menenggelamkan kepala nya seraya menangis.

Rama melihat sekeliling, rasa takut dan was-was menghantuinya. 'Orang beneran bukan ya? Kayaknya orang deh, masak kuntilanak pakek jilbab. Tapi kali aja matinya pas lagi ngaji. Duh gimana nih?' Batin Rama.

Bego nya Rama kambuh :v

Dengan keberaniannya ia mendekati perempuan itu. "Mbak," panggil Rama. Bukannya mendapatkan jawaban, Rama malah mendapati tangisan yang lebih keras.

"Aduh mbak jangan nangis, saya takut nih. Sini kalau ada masalah, cerita sama saya mumpung saya lagi gabut." Rama ikut duduk dibawah pohon tersebut.

"DISTA!" teriak Rama ketika perempuan itu memperlihatkan wajahnya.

"Rama." Tubuh Rama seketika menegang, ketika Dista memeluknya. Dengan kaku Rama mulai membalas pelukan Dista seraya menepuk lembut punggungnya.

Setelah merasa tenang, Rama melepas pelukan mereka dan menyeka air mata yang menetes diwajah Dista. "Kenapa, hmm?"

"Aku putus sama Rio dia selingkuhin aku. Tadi waktu aku ke parkiran liat dia sama Rossa lagi ciuman." Dista lagi-lagi menyeka air matanya yang tiba-tiba menetes.

"Cup ... cup ... cup .... udah nggak usah nangis lagi, cowok kayak gitu nggak pantes buat lo tangisin. Cowok nggak cuman dia aja, didepan lo ini juga mau kok sama elo," goda Rama seraya menaik-naikkan alisnya.

"Apaan sih!"

"Mendingan sekarang kamu ke kelas, belajar yang rajin. Cewek cantik nggak boleh bolos," ucap Rama.

Gelengan kepala dilakukan oleh Dista. "Kelas ku lagi jam kosong, mendingan kamu aja yang ke kelas. Percuma ganteng kalau sering bolos."

Terdengar kekehan dari Rama. "Enggak ah, males. Mending disini nemenin bidadari yang lagi sedih."

"Ish, tau ah males ngomong ama Rama. Kamu pergi ke kelas sekarang atau aku bakal marah!"

"Oke oke aku ke kelas sekarang, tapi kamu jangan nangis lagi," kata Rama yang disetujui oleh Dista.

Sepanjang perjalanan senyum Rama tak pernah pudar. Bahkan ketika ada guru bukannya takut dihukum ia malah menyapanya.

Seorang guru yang mengajar terhenti lantaran salah satu muridnya baru saja masuk kelas. Rama dengan tas yang diselempangkan di bahunya masuk dengan senyum manis di wajahnya.

"Assalamualaikum, Rama datang untuk belajar."

Bel pergantian pelajaran padahal belum berbunyi, tapi Rama sudah masuk ke kelas. Sebuah pertanyaan besar bersarang di kepala siswa-siswi kelas XI IPS 2.

RAMA-SHINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang