RUMAH SAKIT

34 10 4
                                    

Alhamdulillah update :)

Hehehehe maaf ya :(

Oke langsung aja, tapi jangan lupa di vote dan komenn!!

~HAPPY READING♡~

"Tapi aku maunya disuapin kamu," ucap sesorang mengejek adrian. Mendengar itu Adrian langsung berdiri dan mendekati asal suara.

"Udah sadar kamu?"

"Dari tadi juga Rama udah sadar, Papa aja yang keasikan manja-manjaan sama Bunda sampek enggak nyadar. Mana maksa Bunda buat nyuapin lagi, kek anak kecil aja."

"Kamu iri Ram?"

"Dih, ya enggak lah. Ngapain iri sama orang lebay kek Papa."

Adrian dengan sengaja menekan kaki kanan Rama, membuat pemiliknya memekik kesakitan. "PA SAKIT!"

"Halah lebay kamu."

"Astaghfirullahadzim nanti Rama laporin ke Kak Seto atas kekerasan terhadap anak lho Pa," kata Rama membuat Adrian terkekeh kecil.

"Lapor aja, paling diketawain satu Indonesia."

Begitulah cara Rama menghibur sang Papa. Ia tau apa yang dirasakan oleh Papanya. Ia juga tau apa yang ada dipikiran Papanya. Rama tak ingin melihat Papa nya yang kacau seperti dulu lagi.

Rama takut.

Adrian duduk di kursi samping ranjang Rama sambil bersedekap. Matanya melihat dengan jelas beberapa lebam diwajah anaknya.

"Lawan temen menang, lawan kakek-kakek kalah," sindir Adrian.

"Rama ngalah ya bukan kalah, lagi pula mereka beraninya keroyokan. Coba aja dia sendirian, habis dia sama Rama."

"Alesan, mana berani kamu sama dia. Harusnya kamu ajar aja orang kek gitu mah," ujarnya. Entahlah apa yang dipikirkan bapak satu, ah ralat bapak dua anak ini. Yang jelas ia telah kesal, serta capek dengan ayahnya.

"Ram," panggil Adrian yang dijawab deheman oleh Rama. "Maafin papa lagi ya."

"Berapa kali Rama harus bilang Pa, ini bukan salah Papa. Dia aja yang kurang kerjaan, ngusik kita terus. Jadi enggak usah merasa bersalah,"kata Rama.

"Tapi kan-"

Belum sempat Adrian menyelesaikan ucapannya, Rama sudah memotongnya."Udah lah Pa enggak usah di bahas, Rama laper pengen makan di suapin Papa."

"Tadi ngatain lebay, sekarang pengen disuapin juga."

"Ya udah sih, tangan Rama lagi sakit. Emang Papa tega anaknya jadi kelaparan?"

"Papa sih tega-tega aja."

"YA ALLAH JAHAT BANGET PAPA KU!" Ucap Rama frustasi.

Adrian mulai membuka bungkusan makanan yang disiapkan oleh istrinya tadi. Ia tau jika anaknya tidak menyukai makanan rumah sakit, maka dari itu ia merelakan makanannya untuk sang anak.

Dengan telaten Adrian menyuapi sang anak. Rama pun dengan senang hati menerima suapan sang Papa. Suapan demi suapan telah masuk ke mulut Rama.

Melihat Rama menikmati makanannya membuat Adrian tersenyum kecil. Momen seperti ini mengingatkan nya pada beberapa tahun yang lalu.

Dimana Rama kecil tak ingin makan sama sekali. Bahkan sang Mama sudah menyerah untuk membujuknya makan.

Adrian yang waktu itu libur bekerja, berinisiatif untuk menyuapi Rama. Entah apa yang dijanjikan oleh Adrian, hingga akhirnya Rama mau makan.

Dan saat itu juga untuk pertama kalinya seorang Adrian menyuapi sang Anak.

Kini Rama kecil nya sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang tampan dan  kuat. Tak ada lagi air mata kering di wajahnya, yang ada kini hanya luka lebam kebiru-biruan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAMA-SHINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang