6• Sebenarnya

224 37 3
                                    

"Mau menceritakan sesuatu?" Tanya Clair pada pria bersurai merah muda disampingnya.

Saat ini, Clair dan Rion sedang berjalan menuju taman istana pangeran ke-15.

"Haah. Kau lihat sendiri 'kan? Kaisar bahkan tak mengingatku. Istana pangeran ke-15 tidak diberi tunjangan karena kelalaiannya. Jadi mau tidak mau aku sendiri yang harus mencari uang. Buruk sekali nasibku." Jelas Rion.

"Pfft-Kenapa bisa?"

Clair menahan tawanya mati matian. Sangat konyol, pangeran dari sebuah kekaisaran besar mencari uang? Sendiri? Dan lebih parahnya lagi. Ia menjadi ketua guild pembunuh? Jika saat ini kalian sedang ada diposisi Clair. Kalian pasti akan tertawa terbahak bahak tanpa henti

"Ibuku adalah seorang Ratu, ia diangkat menjadi ratu saat masih berumur 18 tahun. Lima tahun berlalu tapi Ibu belum juga mengandung, banyak rumor yang mengatakan jika Ibu tak bisa hamil, sampai akhirnya Kaisar mengangkat seorang Permaisuri dan lahirlah Putra mahkota, lalu lima tahun kemudian Ratu mengandung dan meninggal setelah melahirkanku."

"Berarti umurmu tiga tahun dibawahku ya? EEH? KAU MASIH DUA BELAS TAHUN?"

Clair menatap heran Rion, bagaimana bisa tinggi Rion dan Arlando hanya terpaut dua sampai tiga senti. Padahal selisih umur mereka cukup jauh. Clair bahkan mengira jika Rion dan Arlando memiliki umur yang sama.

'Mereka sama sama tampan. Mungkin karena sama sama berasal dari gen yang unggul.'

"Hm. Itu benar."

Langkah mereka terhenti. Clair duduk pada bangku kayu yang berada ditaman mawar, sedangkan Rion duduk diatas tanah, tepat didepan Clair.

"Wah masih kecil saja sudah jadi pembunuh, bagaimana jika kau sudah tumbuh besar? Kau bisa saja membantai seluruh keluargamu sendiri."

"Itu rencanaku." Gumam Rion yang tak terdengar oleh Clair. "Ekhem- Omong omong, minggu kemarin adalah hari ulangtahunku. Karena kita berteman, aku ingin meminta hadiah darimu."

"Sejak kapan kita berteman?" Ujar Clair setengah bercanda. "Tapi, minggu kemarin juga hari ulangtahunku. Wah, sepertinya kita berulangtahun dihari yang sama ya."

"Mungkin kita jodoh."

"Pfft. Lucu sekali, aku adalah calon kakak iparmu tahu! Lagipula, pria yang lebih muda bukanlah seleraku."

"Ukh-aku sakit hati." Ucap Rion dengan nada yang didramatisir.

"Ck. Apa apaan sih kau. Hahaha" Clair tertawa renyah dengan lelucon random murahan Rion. Jujur saja, sebenarnya ini adalah kali pertamanya Clair dekat dengan seseorang-selain Lean dan Leon- dan tertawa bahagia seakan ia tak memiliki beban sedikitpun dipundaknya.

"Kukira kau adalah putri berdarah dingin dengan ucapan sadis dan jarang bicara. Ternyata rumor memang tak bisa dipercaya." Rion memandang Clair yang sedang tertawa sambil tersenyum.

"Aku juga tidak tahu kenapa aku mudah dekat denganmu. Seperti pernah berkenalan selama ratusan tahun saja. Semua hal yang tak pernah kutunjukan pada orang lain dengan mudahnya aku tunjukan padamu." Ucap Clair, ia memeluk lengannya dengan badan yang sedikit bergetar.

Rion yang menyadari jika Clair kedinginan segera memasang raut wajah khawatir dan menyuruh Clair untuk kembali pada kamarnya.

"Hei. Lebih baik kau segera kembali kekamarmu. Hari sudah malam dan suhu disini sangat dingin. Aku takut badanmu yang lemah itu akan sakit."

'Ctakk

Clair menjentikan jarinya. Sebuah mantel bulu berwarna merah melampir pada bahu Rion dan menutupi setengah badannya.

"Kau yang lemah, bocah."

"HEI. SIAPA YANG KAU SEBUT 'BOCAH' HAH?"

"Sudahlah!"

Clair mengalihkan tatapannya pada langit, dilihatnya bulan yang bersinar terang dengan sangat cantik.

"Lihat itu, walaupun ada jutaan bintang yang bersinar terang disekitarnya, tetapi bulan itu terlihat lebih bersinar daripada mereka." Ucap Clair sambil menatap bulan dengan berbinar.

'Srrk

Iris Clair berubah menjadi merah seperti permata rubby.

Rion mendongkak untuk menatap wajah cantik Clair. Iris fuchsia-nya memandang lekat setiap inchi wajah gadis cantik yang berada didepannya. Hanya satu kata yang terpikirkan oleh Rion saat menatap Clair.

'Cantik'

Seakan sadar dengan sesuatu. Rion memandang Clair dengan terkejut, dilihatnya iris rubby milik wanita dihadapannya.

Seingat Rion, warna mata Clair adalah biru tua dengan warna ungu yang mendominasi, seperti permata langka Tanzanite, bukan rubby.

Rion berdehem untuk menjawab pernyatan yang baru saja dilontarkan oleh Clair. "Menurutku kau lebih bersinar dari pada bulan itu."

"Menurutku, kamu jauh lebih bersinar dibandingkan bulan itu, sayang."

Kepala Clair berdenyut nyeri, sepintas suara terdengar dalam benaknya. Suara yang sangat hangat dan lembut yang terasa familiar.

"Uugh. Ke-kepalaku.."

Clair memegang kepalanya yang terasa seperti akan pecah. Rasanya sangat sakit seperti tengkorak kepalanya telah dihancurkan menjadi berkeping keping. Sebutir air berhasil keluar dari iris rubby-nya yang indah.

"Hei. Apa yang terjadi!"

Rion yang sadar dengan keadaan Clair segera bangkit dari duduknya dan menggenggam tangan Clair dengan lembut, lengan Rion yang satunya segera berpindah mengelus lembut kepala Clair.

Seberkas cahaya tiba tiba timbul dari lengannya. Cahaya yang terasa begitu hangat dan nyaman.

Rasa sakit yang dirasakan oleh Clair perlahan kian memudar, saat merasakan kehangatan cahaya itu.

"Sudah baikan, hm?"

"U-uh. Apa itu tadi?"

"Kekuatan suci."

"Bukan itu! Suara itu."

"Apa?"

******

"Hari ini hari berangkat menuju akademi~ yuhu~" Gumam Clair dengan semangat, saat ini ia sedang berada didalam kereta kuda bersama Lina.

'Ctaak

"Hehe".

Dalam sekejap mata kereta kuda yang ditumpangi oleh Clair dan Lina sudah sampai didepan pagar akademi (lagi).

Kusir pribadi Clair yang mungkin sudah terbiasa dengan kebiasaan buruk Clair yang sangat suka sembarangan berteleportasi tanpa bilang bilang terlebih dahulu, hanya bisa mengelus dada sambil bergumam.

"Sabar, sabar. mahkluk sabar disayang pasangan."

"Yang mulia" Lina tersenyum seram untuk memperingati Clair, sedangkan clair mengalihkan pandangannya kesembarang arah lalu menggumamkan lagu sambil bersiul pelan.

*********






Holla. Hallo. Hai. Annyeong.

Kenapa? Aku terlambat update ya? Hehe mian aku lupa. ^^

Harusnya aku update kemarin, tapi karena lupa jadi baru up sekarang, mian bangeet.

Mana sedikit banget lagi wordnya. Hehe, tenang aja, sebagai permintaan maaf. Senin depan aku bakalan double up, gimana?

Oke. Kalo gitu, sampai jumpa dihari kamis, enjoy the story!!

Vote juseyo~

Princess In The Novel : ReinkarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang